Evelyn mengerutkan keningnya, baru kali ini ia merasa terhina, apalagi seseorang yang menghina Evelyn adalah suaminya sendiri. Suami sekaligus mantan pacar yang memang dari dulu Evelyn sakiti. Gadis itu sudah merasakan emosi yang berada di puncak.
"Kenapa? Kenapa kamu bandingin aku sama kekasihmu itu? Kamu mau ngasih tau kalau kekasihmu itu segalanya? Kamu mau ngasih tau kalau kekasihmu itu yang paling sempurna? Kekasihmu gak ada apa-apanya sama aku ya, Davit. Mata kamu aja yang tertutup karena kamu bucin sama dia. Aku jauh di atas kekasih kamu karena aku lebih cantik daripada dia. Dia punya apa sih sampai aku kalah?" balas Evelyn sambil mendecih, ia merasa dirinya adalah orang yang paling sempurna. Ia merasa dirinya adalah orang yang paling tinggi di antara orang lain.
Oleh karena itu Evelyn merasa sakit hati saat dibandingkan oleh Davit. Hatinya tertikam ribuan pisau. Buku-buku tangannya mengepal kuat.