Evelyn menghentakkan kakinya berulangkali, ia mondar-mandir di villa dengan langkah dan harapan yang sama. Tadi kata Robert, ia akan kembali beberapa saat lagi, tapi waktu malam sudah tiba dan pria tampan tersebut belum kembali, sama sekali tidak ada tanda-tanda kembali juga.
Chat Evelyn tidak dibalas sama sekali, telepon Evelyn dibiarkan begitu saja, tidak ada kepastian lebih lanjut oleh pria itu. Evelyn mendudukkan bokongnya di kursi, ia memijat pelipisnya dengan perlahan, emosinya sudah ada di ubun-ubun. Emosinya sudah meradang terus-menerus di sana. Ia sudah sangat marah. Perkataan Robert semuanya dusta, tak ada yang nyata satupun.
Robert seringkali berkata akan memberikan seharian waktunya untuk berduaan bersama dengan Evelyn, tapi Robert sendiri yang mengingkari, atau bahkan mengurangi waktu. Ia bilang sibuk karena ada pekerjaan mendesak, ia bilang harus pergi ke sana atau ke sini, ia harus pergi meeting, dan berbagai acara lainnya.