"Mulai tahun depan, kita pindah lagi ke Bandung!. Tidak boleh ada yang protes!" Teriakan bapak tua berkumis tebal di rumahnya,pak Harto ayahnya Dennil, suara keras itu masih terngiang di kepalanya.
1, Juni, 2019
Pagi itu, terlihat seorang remaja laki laki yang sedang berbaring melihat langit di kamarnya. wajahnya terlihat pucat dan lemas merengek terkena sinar matahari dari jendela, tenggelam dalam lamunan kesedihan bercampur bingung, begitu banyak masalah yang ia harus hadapi. laki laki berumur 15 tahunan itu baru saja bangun dari mimpi buruknya.
Berlahan ia mencoba berdiri dan turun dari kasurnya, menggaruk garuk kepala dan rambut yang kusut, kemudian ia berjalan berlahan keluar, meninggalkan kamarnya yang masih berantakan.
"Ibuuuu ... Lapaaarrr! " Ia membuka pintu kamarnya perlahan, lalu ia duduk di kursi makan sambil meregangkan otot ototnya.
"Tunggu Dennil!, Ibu akan segera siapkan sarapan." Bu Wina yang sedang duduk pun segera pergi ke dapur.
"Ayah kemana ? " Dengan eksresi datar, ia melirik ke arah kamar ayahnya, dan tidak ada siapapun disana. Ia selalu berfikir buruk tentang ayah tirinya,
"Ayahmu pergi ke kantor, karena banyak kerjaan, makanya dia pergi pagi pagi sekali " Katanya sambil mengangkat mangkuk makanan.
"hmmm, sibuk ya."
"Nasi putih plus rendang, nih, ini kesukaanmu bukan?" Kata ibunya sambil memberikan mangkuk nasi yang di isi rendang. Itu sudah menjadi makanan favoritnya
"Cepat makan nak!, setelah itu kamu harus mandi dan bersiap pergi ke sekolah, Ibu sudah bilang ke Linda untuk berangkat bersamamu. " Katanya lagi.
"Iya bu iyaaa .. "
"Btw bu, kak Febi sudah berangkat? " . Ia menanyakan kakaknya.
"Kakakmu pergi ke pasar, .. katanya mau beli alat alat kuliah." Jawabnya sambil tersenyum,
"Hmm begitu"
"Enak bu! " ucapnya sambil tersenyum mengunyah nasi rendang buatan ibunya,
"Bu!, buatkan bekal, kalo bisa menunya seperti ini!" Ia melihat ke arah ibunya yang sedang membersihkan piring di dapur.
"Iya nak!, nanti ibu buatkan... Nak!, jangan terlalu memikirkan ayahmu, Dia menyuruh kita pindah ke sini itu demi dirimu juga, lagian, ini kota tempat kelahiranmu, harusnya kamu senang nak !" Ibu dari dua anak itu sangat rajin, pengertian, dan mengerti perasan anak anaknya. Bu Wina tidak pernah marah ke siapapun di keluarganya, dan sikapnya itu di sukai banyak orang. Kecuali suaminya.
*
Pukul 6 : 30, Setelah sarapan ia terbiasa menonton acaraa Tv di ruang keluarga. Saat ini Dennil sedang duduk duduk santai di sofa sambil melihat artis idamanya di Tv, itung itung melupakan masalah dengan ayahnya. saat itu ia mengenakan seragam sekolah, tiba tiba seseorang dari luar rumah mengetuk pintu depan sambil mengucapkan salam.
"Selamat pagi!, " - "tok.. tok.. tok"
"Nak!, buka pintunya! Ibu nanggung, lagi cuci piring" Teriak bu Wina dari dapur.
Dennil lalu menyimpan remot tv yang di pegangnya, Ia berlahan berjalan menuju pintu depan,
Ia membuka pintunya perlahan ..
Ia terkejut ..
"Ya Hallooo ! .." "Apa kabar Nill? ".. Wanita berseragam sekolah itu ternyata Linda. Wanita yang ia sukai sejak masih duduk di bangku SD, Saat itu wajah Dennil tiba tiba me-merah. Itu bagus, itu bisa membuatnya kembali semangat.
"Si...si... silahkan masuk" Lirihnya pelan tersipu malu.
"Linda, wanita cantik berambut pirang berusia 17 tahunan, hanya selisih setahun denganku. Sifatnya selalu ceria, dan itu yang aku suka" Ucap Dennil dalam hatinya
"Boleh nih masuk, Bibi Wina kemana?" Linda masuk ke rumah itu setelah ia membuka sepatunya.
"i .. i.. ibbu di dapur .." Kata Dennil pelan senambil menutup pintu.
"Silahkan duduk .. hhe " Katanya lagi.
Linda duduk di samping Dennil, sambil menaruh tas yang ia bawa dari tadi.
"Hei!, kau tambah kurus saja Nill, Hahaha "
"Tidak juga .. " Jawabnya
"Jadi,.. Kenapa kamu pindah lagi kesini? ... Setelah sekian lama . . " Tiba tiba saja wajah Linda terlihat serius. Ia mengepalkan tanganya keras keras, pandanganya menunduk. Ia terlihat kecewa.
Suasana ruangan itu menjadi hening ...
"E. .eeh .. hehe, kamu tahu kan? Ayahku pinndd .. "
"Tidak apa " Sambar Linda saat itu.
Dennil sadar, Mungkin Linda masih membencinya sejak tragedi kecelakaan teman mereka waktu SD.
"Dennil, Sudah waktunya berangkat!, Cepat nak!, Jangan sampai terlambat!" Teriak Bu Wina dari dapur.
...
"Yoshhhh!! ,, Ayo berangkaaat!! , Dennil!" Linda berteriak lalu berdiri dan memalingkan wajah, menghilangkan kekecewaanya, sifat cerianya itu telah kembali. Jika di lihat dari sisi lain, Linda seperti memiliki dua kepribadian
"i.. iya, ayo berangkat" --Dennil