'Perasaan apa ini? Perasaan bagaimana ini? Ya Allah ... redamlah, huft ....' Akmal semakin kacau setelah memberikan CPR. Bibirnya yang masih terasa hangat menyentuh bibir Adiba.
Serasa lemas tubuh Akmal. 'Walaupun ini keadaan yang mendesak namun perasaan ini salah. Salah. Kenapa masjid tumbuh lagi perasaan cinta untuknya. Jangan kurang ajar dan jangan egois Akmal,' Akmal tidak henti menyalahkan diri sendiri.
Menurutnya perasaan cinta itu kepada Adiba. Adalah perasaan yang sangat fatal karena dia sudah mengikat janji kepada seorang wanita. Walaupun dalam agama Islam, laki-laki diizinkan untuk menikahi empat wanita.
Perasaan Akmal remuk redam, pria tampan itu segera mengendalikan dirinya dan membantu Adiba untuk bangun.
Mata Adiba perlahan membuka, melihat langit biru. 'Apa aku sudah sampai kepadamu?' tanya Adiba di dalam hati. "Kak Ridwan." Suara indah dari seorang gadis lemah itu memanggil kekasih hatinya.