Menghabisakan waktu berjam - jam di kantor sangat melelah kan. Clara yang seharus nya tidak lembur pada hari itu terpaksa lembur karena harus memperbaiki pekerjaan nya yang telah di rusak oleh Gladis. Meskipun Clara sebenarnya tidak mengetahui penyebab kerusakan yang ada pada komputer nya, namun ia yakin bahwa ada yang menyabotase komputer nya.
Clara mengerjakan nya dengan penuh konsentrasi sehingga ia tidak menyadari bahwa waktu telah semakin larut.
" Argkh... kepala ku serasa mau pecah! Kapan ini akan selesai. " Keluh Clara.
Clara melihat di sekeliling nya. Sangat gelap hanya beberapa lampu di koridor yang menyala. Clara berusaha menyelesaikan secepat mungkin karena ia mulai merasa takut sendirian. Waktu terus berlalu semakin cepat. Dan akhirnya Clara berhasil menyelesaikan nya.
" Hoam... akhirnya selesai juga. Biar ku lihat jam berapa sekarang. Hah?? Jam 11?? Aku harus segera keluar dari sini! Jangan sampai tidak ada yang tahu bahwa aku masih di sini. Bisa - bisa aku terkunci dan terpaksa menginap di sini semalaman. " ucap Clara sambil membereskan meja nya dan bergegas pergi.
Saat Clara hendak menggunakan lift untuk turun ke lobby, ternyata lift sudah di matikan dan terpaksa Clara harus turun dari tangga darurat. Clara merasa sedikit ketakutan. Namun tidak ada pilihan lain selain menggunakan tangga tersebut agar ia bisa cepat kembali pulang.
" Akh sial sekali! Aku harus menggunakan tangga. Mengapa terlihat menyeramkan begini ya. Ah yasudah lah. tidak ada pilihan lain lagi. " Kata Clara dalam hati nya saat pertama kali membuka pintu yang menuju ke tangga darurat.
Tuk tuk tuk... suara langkah Clara menuruni anak tangga dengan perlahan - lahan. ia juga melihat sekeliling nya. Karena hanya Clara sendirian jadi suara langkah nya begitu keras terdengar di telinga nya. Ketika sampai di tangga yang terakhir, ia merasa sedikit lega. dan ketakutan nya pun berakhir. Namun saat ia mencoba membuka pintu tersebut ternyata pintu tersebut tidak bisa terbuka. Seketika Clara mulai panik dan mencoba membuka pintu tersebut beberapa kali namun tidak juga membuahkan hasil. Clara mulai terdiam sejenak untuk berpikir.
Dan akhirnya ia tetap tidak menemukan jalan keluar dalam pikiran nya. Dia mencoba menggedor - gedor pintu nya dan memanggil - manggil seseorang dari balik pintu namun tak ada satupun yang mendengar nya. Clara mulai merasa ketakutan setengah mati. Ia mengeluarkan ponsel nya yang baterai nya hampir habis. Clara mencoba menghubungi manajer nya namun nomor nya tidak bisa di hubungi. Clara tidak mempunyai nomor rekan - rekan baru nya kecuali manajer nya.
Clara mulai merasa sedikit sesak napas karena ia merasa ketakutan dan juga panik. Clara akhir nya mencoba menggedor - gedor lagi pintu darurat tersebut berharap ada yang mendengar dan membuka pintu tersebut. Namun usaha Clara tidak membuahkan hasil juga.
Clara kemudian mencoba menghubungi Gio. Gio pun menjawab nya.
" Ha ha halo Gi. " kata Clara dengan nada terengah - engah dan terbata - bata.
" Halo ra. Kenapa suara mu begitu?. " Tanya Gio sedikit khawatir.
" To..long.. a..ku Gi!. " Jawab Clara dengan nada terputus - putus karena sinyal telepon yang tidak stabil.
" Halo ra! Tolong apa? Suara kamu terputus - putus!. " Sahut Gio lagi.
" A..ku ter..je..bak.. di.. kantor!. Ha..lo Gio. " Kata Clara yang masih terputus putus.
" Halo! Apa Ra? Suaramu tidak jelas! Bisakah kau mencari tempat lain?. " Jawab Gio yang berusaha memahami perkataan Clara di telepon.
Tuuut tuuut tuut... suara panggilan telepon yang terputus.
" Halo Ra! Halo! Oh tidak! Panggilan nya terputus. Ada apa dengan Clara sebenar nya?. Baiklah aku akan mencoba menghubungi nya lagi. " ucap Gio berbicara sendiri.
Gio kembali menghubungi Clara namun tiba - tiba nomor nya tidak aktif. Gio semakin khawatir. Ada beberapa yang Gio pahami dari kata - kata Clara yaitu terjebak di kantor. Gio kemudian mencari alamat kantor Clara di mesin pencarian internet. Butuh waktu singkat untuk mendapatkan nya. Kemudian Gio bergegas pergi menuju kantor Clara. Sepanjang jalan Gio sangat merasa khawatir kepada Clara. Dia sangat takut akan terjadi sesuatu kepada Clara.
Di sisi lain, Clara hanya bisa terdiam meratapi dirinya yang terjebak di pintu darurat dan sesekali menggedor pintu tersebut. Clara berpikir tidak mungkin dia kembali lagi menaiki anak tangga tersebut. Karena kantor nya terletak di lantai enam. Clara mulai menangis karena merasa ketakutan. Karena ia menangis terus menerus tanpa henti akhirnya Clara merasa kelelahan sampai tiba - tiba ia pingsan tak sadarkan diri.
Gio akhirnya sampai. ia melihat gedung kantor yang terlihat beberapa lantai nya masih dalam keadaan menyala. Kemudian Gio menghampiri lobby yang masih menyala dan ada seorang satpam yang sedang berjaga.
" Permisi pak. " Sapa Gio kepada satpam tersebut dengan nada yang terengah - engah karena habis berlari.
" Iya pak. ada yang bisa saya bantu. " Tanya Satpam itu kepada Gio.
" Saya sedang mencari teman saya yang berada di lantai enam, dia bernama Clara. seperti nya terjadi sesuatu kepada nya. " Kata Gio menjelaskan.
" Seperti nya karyawan di lantai enam sudah pulang semua pak. saya barusan saja memastikan nya. " Ucap Satpam itu lagi meyakinkan.
" Bisa kah di cek sekali lagi? karena teman saya itu baru saja menghubungi saya namun samar - samar terdengar bahwa ia terjebak di kantor. setelah itu saya tidak bisa menghubungi nya kembali. " Jelas Gio panjang lebar.
" Apakah bapak yakin? karena kami sudah berpatroli ke atas. dan hanya di lantai delapan yang masih ada beberapa karyawan yang lembur. " Jawab Satpam itu mencoba meyakinkan Gio lagi.
Tiba - tiba terdengar suara Satpam satu lagi dari arah pintu tangga darurat yang terletak tidak jauh dari meja resepsionis tempat Gio berada saat itu.
"Hei! Hei! adakah orang di sana?! Bisakah seseorang membantu ku disini?. Ada seseorang pingsan disini!. " Teriak salah seorang satpam lain dari dekat pintu tangga darurat.
Mendengar ada seseorang yang berteriak, Gio dan satpam yang ia tanyai sebelum nya menghampiri satpam yang berteriak tadi. Satpam tersebut sedang menggendong Clara yang terbaring lemah. Kemudian Gio segera menghampiri dan memindahkan Clara kedalam dekapan nya.
" Clara!!! " Teriak Gio dengan terkejut.
" Ra! Rara! bangun Ra! " Teriak Gio sambil menggerak - gerakkan tubuh Clara.
Clara pun membuka mata nya secara perlahan. kemudian ia mulai tersadar dan bangun dari pangkuan Gio.
" Gio!!!. " Seru Clara dan kemudian memeluk Gio dengan erat.
" Tenang Ra. kamu sudah aman bersama ku sekarang. " Ucap Gio yang mencoba menenangkan Clara sambil menepuk pelan pundak Clara.
" Aku sangat takut Gi. " Sahut Clara sambil sesenggukan karena ia mulai menangis lagi.
" Apa yang sebenar nya terjadi di sini pak!. " Tegas Gio kepada kedua satpam tersebut.
" Tadi saya sedang memeriksa sekeliling dan ketika saya melihat pintu darurat yang terkunci, saya mencoba mengambil kunci nya dan membuka pintu tersebut. kemudian saat saya masuk untuk memeriksa, saya menemukan nona ini tergeletak di lantai. jadi saya berteriak tadi. " Jelas Satpam yang menemukan Clara di pintu darurat.
" Kami mohon maaf sebelum nya pak. kami sendiri pun tidak tahu - menahu soal kejadian saat ini. yang kami tahu pintu darurat tidak pernah terkunci karena mencegah hal - hal yang tidak di inginkan terjadi seperti saat ini. " Jelas satpam yang berbicara dengan Gio di lobby sebelum nya.
" Saya tidak mau tahu! kalian harus memeriksa secepat nya dan menangkap pelaku yang telah berbuat seperti ini terhadap teman saya. saya yakin ada yang tidak beres di sini! Atau kalau tidak saya akan menuntut perusahaan ini!. " Kata Gio sambil sedikit menakuti kedua satpam tersebut.
" Baiklah pak. nanti kami akan mengecek cctv yang ada di sekitar sini dan di ruangan tempat kami menyimpan kunci. Mohon maaf atas ketidak nyamanan yang terjadi pak dan nona Clara. Kami sangat menyesal sebelum nya. " Tutur kedua satpam itu sambil memohon permintaan maaf dari Clara dan juga Gio.
" Sudahlah! saya akan memantau terus perkembangan nya. saya mau besok kalian sudah melaporkan nya kepada ku ataupun Clara!. " Ucap Gio yang terlihat sangat marah.
" Baik pak. mari kami antar keluar. " Jawab kedua satpam itu.
" Tidak perlu!. " Jawab Gio dengan ketus.
Satpam itu merasa sangat bersalah atas kejadian yang terjadi dan hanya bisa menunduk dan meminta maaf. Kemudian Gio membantu Clara berjalan sampai di mobil nya. Gio terlihat sangat sedih juga kesal. ia tidak tega melihat Clara yang terlihat sangat lemas tak berdaya. Gio pun memakaikan sabuk pengaman untuk Clara. dan mulai menjalankan mobil nya. Clara hanya terdiam dan memejamkan kedua mata nya karena ia cukup lelah setelah kejadian yang ia alami sebelum nya.
" Ra, haruskah aku membawa mu ke rumah sakit?. " Tanya Gio sambil sesekali melihat ke arah Clara.
" Tidak perlu. aku baik - baik saja. " Jawab Clara yang masih memejamkan mata nya.
" Apakah kamu yakin?. aku sangat khawatir padamu. lagi pula aku sedikit aneh dengan apa yang terjadi kepada mu. seperti seseorang sedang melakukan hal buruk pada mu. " Jelas Gio lagi.
" Ah benar juga!. " Kata Clara yang tiba - tiba membuka mata nya dan melihat ke arah Gio.
" Betul bagaimana maksud mu?. " Tanya Gio lagi penasaran.
" Hanya ada satu orang yang sangat membenci ku saat ini. dia senior ku di kantor. gelagat nya nampak aneh saat ia dekat dengan ku. akan tetapi aku belum tahu pasti. " Jelas Clara lagi
" Kamu tenang saja, aku sudah menyuruh satpam itu melakukan pemeriksaan lebih lanjut. semoga kita menemukan orang yang hendak berbuat jahat kepada mu ya. " Kata Gio yang berusaha menenangkan Clara.
" Mmm. aku harap juga begitu. " Sahut Clara lagi.
Apakah dalang di balik semua ini adalah Gladis? awal nya hanya dia yang bersikap arogan di depan ku. Akan tetapi setelah pekerjaan ku di periksa oleh nya tiba - tiba saja komputer ku terserang virus sehingga aku harus mengerjakan semua nya dari awal. Hmm... tapi aku tidak punya bukti yang akurat. lagi pula aku tidak bisa menuduh nya begitu saja. Argkh!!! jadi siapa yang hendak menyingkirkan ku?. Kata Clara yang mencoba menerka - nerka di dalam hati nya.