Clara sangat di sibuk kan dengan pekerjaan nya di kantor sampai - sampai ia tidak terlalu memikirkan lagi masalah tentang Jerry. Clara berusaha mempertahankan pekerjaan nya karena ia tidak ingin di bebani oleh ibu nya mengenai perusahaan mendiang ayah nya. Sampai suatu ketika ibu nya Clara menghubungi nya di sela - sela kesibukannya yang sangat padat. Dia berusaha mencari tempat yang jauh dari keramaian, sangat sulit memang mencari nya di saat jam kerja seperti ini, namun Clara akhirnya menemukan tempat kosong yaitu di pantry kantor. Karena belum waktu nya makan siang, jadi pantry terlihat sepi dan tidak ada yang mengunjungi.
Clara pun mengeluarkan ponsel nya dari saku blezer nya.
" Halo bu. " ucap Clara dengan nada pelan.
" Halo Clara. Apakah kamu sibuk? " tanya ibu nya.
" Sebetul nya aku sangat sibuk. cepat katakan ada apa karena waktu ku sangat sedikit. " jawab Clara menyuruh ibu nya segera mengatakan keperluan nya.
" Baiklah aku akan membicarakan nya nanti saja setelah di rumah. ada hal penting yang ingin ku bicarakan pada mu. " jelas ibu nya lagi.
" Baiklah kalau begitu. aku akan kembali bekerja. selamat tinggal. " Sahut Clara.
" Ya baiklah. " tutur ibu nya yang kemudian menutup telepon nya.
Setelah ibu nya mengakhiri panggilan, Clara terdiam sejenak. Dia memikirkan apa yang akan di katakan oleh ibu nya nanti. Clara merasa penasaran tiba - tiba. Tapi karena pekerjaan nya yang begitu banyak, Clara berusaha mengalihkan perhatian juga pemikiran nya kepada pekerjaan nya di banding perkataan ibu nya di telepon tadi. Clara kembali ke tempat nya dan mulai fokus pada pekerjaan nya.
Di sisi lain, ibu nya berniat untuk mengatakan yang sejujur - jujurnya kepada Clara. Ibu nya hendak bercerita tentang masa lalu nya termasuk juga tentang Jerry. Ibu nya berharap Clara tidak akan terlalu terpukul dengan apa yang akan ia sampai kan kepada anak perempuan nya itu. Pada awal nya ibu nya tidak ingin menceritakan semua nya pada Clara. Namun karena rasa bersalah yang tidak bisa terbendung lagi, dengan terpaksa ibu nya akan memberi tahu kehidupan nya yang sebenar nya kepada putri kesayangan nya itu.
Sebentar lagi jam pulang kantor tiba. Clara yang sudah menyelesaikan pekerjaan nya itu segera merapikan meja nya dan berniat ingin pulang tepat waktu. Saat Clara hendak pulang, tiba - tiba Gladis menghampiri nya. Clara terlihat kebingungan.
" Kamu sudah mau pulang? " tanya Gladis dengan sinis.
" Ya, seperti yang kau lihat senior. " jawab Clara menimpali.
" Nih! berkas yang besok harus di tanda tangani oleh kepala direksi! " kata Gladis sambil menaruh tumpukan kertas di atas meja kerja Clara.
" Maksudnya??? " tanya Clara kebingungan.
" Ya kamu harus merevisi nya. kebetulan ketua tim menyuruh mu untuk merevisi nya. " jelas Gladis dengan sedikit angkuh.
" Tapi kan ini sudah jam pulang kantor! " sahut Clara yang mulai kesal.
" Ini perintah! jika kau menolak katakan saja sana di depan ketua! " ucap Gladis sambil menyilangkan kedua tangan nya dan pergi meninggalkan Clara.
" Ck! " decak Clara kesal.
" Bagaimana caraku menyelesaikan ini secepat nya?? " keluh Clara. " Harus nya tadi aku langsung saja berlari keluar terlebih dahulu. Senior yang sangat menyebalkan! " ucap Clara lagi dengan mencaci.
Clara kemudian berusaha menyelesaikan nya dengan secepat mungkin agar ia bisa segera bertemu dengan ibu nya karena hal penting yang membuat ia sangat penasaran.
Gladis mulai membereskan meja nya karena hendak pulang.
" Aaah, lega nya. akhirnya pekerjaan ku ada yang menggantikan. si bodoh itu pasti sedang bekerja keras saat ini. rasakan kau Clara! kau pikir kau bisa tenang dan pulang semau mu?! aku akan membuat dia lebih menderita lagi! " kata Gladis dalam hati nya.
Setelah dua jam berlalu, akhirnya Clara berhasil mengerjakan tugas nya yang baru saja di berikan oleh Gladis. Waktu semakin malam. Clara khawatir ibu nya akan tertidur lebih awal karena terlalu lama menunggu nya. Clara bergegas ke parkiran dan melajukan mobil nya secepat mungkin. Kali ini Clara semakin mahir mengendarai mobil nya. Sesampai nya di rumah seperti biasanya Bi Inah menyambut nya dengan sapaan hangat.
" Selamat datang non. apa non sudah makan? Mau bibi buatkan sesuatu? " tutur Bi Inah.
" Tidak perlu bi. Ibu dimana bi? " tanya Clara tanpa basa - basi.
" Seperti nya di kamar nya non. belum lama beliau tadi naik setelah makan malam. " jelas Bi Inah.
" Baiklah. aku akan ke kamar nya. Tolong buatkan aku jus dingin ya bi dan bawakan ke kamar ibu. " pinta Clara pada Bi Inah
" Baik non. " sahut Bi Inah lagi.
Clara bergegas pergi ke kamar ibu nya dan menemui nya. Ketika Clara membuka pintu kamar ibu nya, Clara melihat ibu nya yang sedang terbaring di atas kasur nya sambil memejamkan mata. Clara tidak tega untuk membangunkan nya. Kemudian Clara kembali menutup pintu kamar ibu nya, setelah ia menutup pintu, ia berpapasan dengan Bi Inah yang sedang membawa segelas jus di tangan nya.
" Lho, non gak jadi masuk? " tanya Bi Inah.
" Ibu sudah tidur bi. sini jus nya. saya akan membawa nya ke kamar saya saja. terimaksih sebelum nya ya. " ucap Clara yang sedikit berbisik.
" Baik non. bibi kembali turun ya. kalau perlu apa - apa, bibi ada di bawah ya non. " Ucap Bi Inah lagi kepada Clara.
" Oke. " kata ku sambil kembali menuju kamar ku dengan membawa segelas jus.
Glek glek glek... suara Clara yang meminum segelas jus segar buatan Bi Inah.
" Waah segar nya. " kata ku memuji rasa jus buatan Bi inah. " seperti nya ibu kelelahan menunggu ku. ia terlihat sangat pulas tertidur. kalau bukan karna wanita penyihir itu aku pasti sudah sampai rumah sebelum waktu makan malam! " gumam Clara dengan kesal. " tapi apa yang akan di sampaikan sama ibu yah? aku sangat penasaran sekali. apakah tentang Jerry??? " kata Clara lagi yang mencoba menerka - nerka yang akan di sampaikan oleh ibu nya.
Semalaman Clara sangat sulit untuk tidur. Dia terus saja kepikiran dengan sesuatu yang di katakan oleh ibu nya kemarin. Hingga pagi menjelang Clara belum juga bisa menutup mata nya. Sampai akhirnya alarm di ponsel nya pun berbunyi dan sudah menunjukkan pukul tujuh pagi.
Wah sudah pagi saja. Aku harus menemui ibu ku sekarang. Kata Clara berbicara dengan diri nya sendiri. Clara pun bergegas bangun dan keluar dari kamar nya. Kemudian ia menghampiri kamar ibu nya. Di ketuk pintu kamar ibu nya namun tak ada seorang pun yang membuka nya. Meskipun demikian Clara enggan masuk ke kamar ibu nya dan memilih untuk mencari Bi Inah untuk menanyakan nya.
" Bi! Bi Inah! " teriak Clara memanggil - manggil Bi Inah.
" Ya non. " sahut bi inah dan keluar dari arah dapur.
" Bi, apakah ibu masih tidur? " tanya Clara sambil melihat di sekeliling nya.
" Oh, nyonya tadi pagi - pagi sekali sudah berangkat non. katanya ada rapat penting yang harus di hadiri. " jelas bi inah sambil menyiap kan makanan Clara di meja makan.
" Tidak kah dia berpesan sesuatu pada mu? mungkin dia berbicara mengenai ku? " tanya Clara lagi penasaran.
" Tidak non. hanya saja tadi bibi lihat wajah nyonya tampak sedikit pucat. bibi jadi sedikit khawatir non. " kata bi inah memberitahu yang ia lihat.
" Baiklah. aku akan menghubungi nya nanti. " ucap Clara sambil menghabiskan makanan nya.
Setelah menyelesaikan sarapan nya Clara pun bersiap - siap untuk berangkat ke kantor. Saat hendak berangkat ia menyempatkan diri untuk mengirim pesan teks kepada ibu nya untuk sekedar menanyakan kabar. Namun setelah ia menunggu, ibu nya tak kunjung membalas nya.
Clara sebenarnya ingin menanyakan hal yang hendak di sampaikan ibu nya pada malam itu. Tapi karena Clara baru saja mendengar kabar ibu nya dari bi inah, ia mengurungkan niat nya karena mungkin ibu nya nampak sedang sakit.
Saat perjalanan ke kantor Clara terlihat menguap beberapa kali. Rasa kantuk tiba - tiba menghampiri. Clara baru saja ingat bahwa ia belum tidur semalaman. Namun ia tidak ingin bolos pergi ke kantor karena ia merasa khawatir pekerjaan nya akan terbengkalai.
Sesampai nya di kantor Clara berhasil memarkirkan mobil nya dengan baik walaupun ia merasa sangat mengantuk. ia kemudian berjalan menghampiri pintu kaca yang terdapat lift di dalam nya untuk pergi ke lantai enam tempat ia bekerja.
Setelah di lift ia tidak menekan tombol lantai enam melainkan lantai lower ground. Dimana lantai tersebut adalah lobby kantor yang terdapat sebuah cafe di dekat pintu masuk kantor. Clara hendak membeli secangkir kopi untuk menghindari rasa kantuk nya yang semakin parah.
Clara membeli secangkir double shoot espresso tanpa gula. Dia berharap dengam meminum nya rasa kantuk nya akan hilang dan ia kembali bersemangat. Clara kemudian meminum nya seteguk demi seteguk dan ternyata sangat berpengaruh terhadap rasa kantuk nya. Kini ia merasa tidak mengantuk lagi dan segera naik ke ruangan nya.
Seperti nya hari Clara di kantor tidak bisa tenang tanpa gangguan dari Gladis. Lagi - lagi Gladis menghampiri nya dan menanyakan laporan kemarin yang sudah di kerjakan oleh Clara. Clara pun memberikan berkas itu tanpa berkomentar sedikit pun. Namun bukan Gladis namanya jika tidak membuat orang yang diam tiba - tiba menjadi kesal.
" Hei! Kau ini kan anak magang di sini. kenapa kau datang terlambat? " tanya Gladis tiba - tiba.
" Aku hany pergi membeli kopi sebentar tadi. lagi pula aku hanya telat lima menit. " jawab Clara sedikit kesal.
" Tetap saja, seharus nya tidak terlambat kan. harus nya kau datang lebih pagi sebelum senior - senior mu datang! " ucap Gladis dengan ketus.
" Hmmp.. oke. maaf kan aku senior! bisakah aku kembali bekerja? " kata Clara sambil sedikit menyindir seniornya itu.
" Baiklah! lanjut kan pekerjaan mu! " balas Gladis yang kemudian pergi meninggal kan Clara.
" Ouch! sungguh menyebalkan! bisakah sehari saja ia tidak mengganggu ku. " keluh Clara dalam hati nya.