Setelah banyak mendengar apa yang di ceritakan oleh ibu Meisya, Lee merasa khawatir kepada Clara. Lee sangat yakin apabila ibu nya bercerita pasti Clara akan merasa terpukul dan juga ia bisa sangat terpuruk. Clara pasti akan membenci semua orang yang telah membohongi nya termasuk Lee. karena secara tidak langsung Le mengetahui rahasia yang di miliki oleh ibu nya Clara yang seharusnya pertama kali mendengar nya adalah Clara.
Lee berusaha mencari jalan keluar nya bagaimana ia akan menjadi penengah diantara Clara dan ibu nya. Lee kemudian mencoba untuk bertemu Jerry untuk membicarakan masalah tersebut. Lee kemudian menanyakan kontak telepon Jerry kepada ibu Meisya. Setelah mendapatkan nomor ponsel Jerry, Lee segera menghubungi nya dan mengajak untuk bertemu. Mereka berdua pun membuat janji untuk bertemu di tempat yang telah mereka sepakati.
Di suatu tempat nampak Clara yang sedang melamun di sebuah restoran cepat saji tempat ia menikmati makan siang nya saat jam istirahat kantor.
" Clara! apa kau baik - baik saja? " seru salah satu rekan kerja nya yang menemaninya kala itu bertanya.
" Hah? kenapa? " sahut Clara sambil mencoba menerka perkataan prili.
" Barusan aku bertanya pada mu apakah kamu baik - baik saja? karena ku perhatikan dari tadi kau hanya melamun sambil memutar - mutar sedotan yang sedari tadi kamu pegang. " jelas prili sambil memperagakan apa yang dilakukan Clara.
" Oh ya? hanya saja ada beberapa hal yang mengusik pikiran ku belakangan ini. " kata Clara mencoba menjelaskan.
" Apa kau memikirkan senior Gladis? atau mungkin ia membuat mu dalam masalah lagi? cepat ceritakan padaku apa yang mengganggu mu. " ucap prili yang mencoba membuat Clara jujur kepada nya.
" Ah, tidak! kalau Gladis menganggu ku itu sudah hal lumrah dan aku mulai terbiasa sepertinya. yang ku pikirkan adalah hal lain yang tak bisa ku ceritakan kepada siapa pun. " kata Clara lagi.
" Ayolaaah,,, bukan kah kita sudah menjadi sahabat. kau bisa menceritakan apapun padaku agar beban pikiran mu bisa menjadi lebih ringan. " sahut prili mencoba membujuk Clara.
" Akh sudahlah! ayo kita kembali bekerja. " ucap Clara lagi sambil mengajak prili kembali ke kantor.
" Hei! hei! Clara! tunggu! aku serius. kau bisa berbagi masalah dengan ku. " teriak prili sambil mengejar Clara yang sudah lebih dahulu meninggalkan dirinya.
Saat tiba di kantor Clara memulai lagi pekerjaan nya dengan serius. di saat ada waktu senggang ia pun terpikirkan kembali dengan ucapan ibu nya yang hendak memberitahu dia sesuatu yang sangat penting.
Kira - kira apa yang akan ibu katakan kepada ku. sudah dua minggu lama nya ia selalu saja menghindari ku. apakah sangat sulit mengatakan nya? aku merasa bahwa hal yang hendak dikatakan ibu adalah hal yang begitu besar sehingga ia selalu menunda - nunda nya. ibu juga sempat mengatakan ia akan memberitahu yang sebenar nya tentang Jerry. haruskah ku pergi menemui nya lagi? tapi akan percuma kalau ia tetap menutup mulut nya seperti tempo hari saat aku menemui nya. kira - kira adakah yang mengetahui hal ini selain ibuku dan Jerry. gumam Clara sambil merenung di sela - sela pekerjaan nya.
" Hei Clara! hei! apa kau tidak mendengar ku? " teriak Gladis sambil berdiri di samping meja Clara.
" Hah? apa? ada apa? " sahut Clara yang terlihat seperti orang linglung.
" Apa kau tuli?! sedari tadi aku memanggil mu. bahkan telepon mu berdering berkali - kali. kau di panggil ke ruangan ketua tim. " ucap Gladis dengan kasar.
" Ah, maaf. hanya saja pikiran ku sedang teralihkan tadi. baiklah aku akan segera kesana. " jelas Clara sambil bergegas pergi keruangan ketua tim nya.
Setelah di ruangan ketua tim,
" Clara, ada hal yang ingin ku tanyakan sebelum nya. " kata ketua tim memulai pembicaraan.
" Ya pak silahkan saja. " sahut Clara.
" Belakangan ini ku perhatikan nampak nya kau tidak terlalu fokus bekerja. apa ada hal yang sedang mengganggu mu? " tanya ketua tim nya kepada Clara.
" Ah, tidak ada pak. saya baik - baik saja. " jawab Clara.
" Namun setelah saya evaluasi pekerjaan mu belakangan ini tampak sangat berantakan. ketikan mu banyak typo bahkan tidak sesuai instruksi saya. bagaimana kau mempertanggung jawabkan semua ini? " jelas ketua tim nya dengan nada bicara yang semakin meninggi.
" Maaf kan saya pak. saya kan berusaha memperbaiki nya dan bekerja lebih keras lagi kedepan nya. tolong beri saya kesempatan pak. " ucap Clara sambil memohon.
" Baiklah. aku akan memberikan mu kesempatan sekali saja. jika kinerja mu menurun aku tidak akan sungkan untuk memberhentikan mu dari tim ku. " tegas ketua tim nya.
" Terimakasih pak atas kemurahan hati bapak. " pungkas Clara.
" Yasudah kembali ke tempat mu. " kata ketua tim nya lagi.
" Baik pak. " sahut Clara sambil meninggalkan ruangan tersebut.
Clara kembali ketempat nya dengan wajah yang muram. kemudian dari jauh nampak Gladis yang sedang tersenyum gembira karena Clara yang di tegur oleh ketua tim nya itu. Clara pun hanya membuang muka nya saat berhadapan dengan Gladis dan kemudian duduk di meja kerjanya. nampak wajah Gladis yang tiba - tiba merasa kesal karena di acuhkan kembali oleh Clara.
" Argkh! apa yang ada di pikiran ku ini? pekerjaan ku menjadi berantakan sekarang. baiklah! aku harus fokus sekarang! semangat Clara! " ucap nya dalam hati sambil berusaha menyemangati diri nya sendiri.
Di samping itu Lee tiba - tiba sangat ingin menemui Clara. kemudian Lee hendak menghubungi Clara namun Lee menahan nya karena ia takut akan mengganggu nya. Lee akhirnya mengurungkan niat nya. Lee hanya bisa melihat dari gambar yang ada di galeri ponsel nya saat ia merindukan Clara. sejujur nya Lee masih sangat mencintai Clara namun Clara tidak demikian, Clara saat ini hanya menganggap nya sebagai teman. cukup ironis memang, namun kesalahan yang telah di buat oleh Lee di masa lalu membuat Clara tidak terlalu percaya lagi kepada Lee. dan Lee sangat menyesali itu.
Setelah pulang kerja, Clara langsung pergi ke kamar nya dan menolak untuk makan malam karena ia begitu sangat lelah. ia kemudian mandi dan memakai pakaian tidur nya dan merebahkan tubuh nya di atas tempat tidur nya yang nyaman.
" Woah,,, nyaman sekali! " seru Clara. " sebaik nya aku tidur cepat hari ini, jarang - jarang aku bisa tertidur dengan cepat belakangan ini. " kata Clara pada diri nya sendiri.
Saat Clara hendak tertidur, tiba - tiba ponsel nya berdering.
Issshh... baru saja aku hendak tertidur! gumam Clara kesal. siapa sih yang menghubungi ku sih malam - malam begini, kaya gak ada waktu besok aja deh. ucap Clara lagi dengan kesal sambil melihat ponsel nya.
Ternyata yang menghubungi nya adalah Lee. Tersentak Clara bangun dari tempat tidur nya dan melihat ponsel nya. awal nya ia ragu untuk mengangkatnya, namun setelah cukup lama mempertimbangkan nya ia pun akhirnya mengangkat nya.
" Halo. " sahut Clara di telepon dengan suara manis nya.
" Halo Clara, apa kau sudah tidur? maaf jika aku mengganggu mu. " jawab Lee
" Ah, baru saja aku hendak tertidur namun kau menghubungi ku. " celetuk Clara
" Benarkah? kalau begitu silahkan lanjut kan tidur mu aku akan menutup telepon nya kalau begitu. " pungkas Lee.
" It's ok Lee. lagi pula aku sudah mengangkat nya. ada apa Lee? " kata Clara lagi.
" Tidak ada apa - apa. hanya saja aku sedikit merindukan mu dan ingin berbincang dengan mu. " jelas Lee lagi.
" Oh begitu. " jawab Clara singkat.
" Kamu sedang sibuk apa saat ini? " tanya Lee lagi.
" Biasa saja aku hanya di sibukkan dengan pekerjaan baru ku. " jawab Clara tanpa menjelaskan lebih detai pekerjaan nya.
" Oh ya, ngomong - ngomong selamat untuk pekerjaan baru mu ya. " kata Lee yang memberikan selamat yang begitu terlambat.
" Terimakasih Lee. " jawab Clara lagi.
Mereka akhirnya mulai merasa nyaman berbincang satu sama lain di telepon. mereka saing menceritakan hal - hal yang sebelum nya mereka beri tahu satu sama lain. Clara jugasempat terkejut mengetahui bahwa Lee kini seorang dokter psikolog seperti Gio. bahkan Lee pun juga merasa terkejut saat mengetahui bahwa Gio ternyata juga seorang dokter sama seperti diri nya.
Malam semakin larut, Clara tiba - tiba tertidur saat Lee sedang menceritakan tentang diri nya. Lee mendengar suara Clara yang tertidur namun Lee tidak menutup telepon nya. Lee mendengar kan suara hembusan napas Clara melalui speaker telepon genggam nya. Lee tersenyum sendiri dan Lee pun mengucapkan selamat tidur kepada Clara tanpa Clara ketahui karena Clara tertidur pulas tanpa mematikan telepon nya. Setelah beberapa menit berlalu akhirnya Lee mengakhiri panggilan nya saat ia mengucapkan selamat tidur dan mengucapkan bahwa Lee masih sangat mencintai Clara.