Chereads / stuck with yours love / Chapter 22 - part 22. Dendam lama 2

Chapter 22 - part 22. Dendam lama 2

"Tunggu, biar aku ikut denganmu kesana," aku berjalan mengikuti anak buah Randy keruangan yang dituju. Tidak terlalu jauh dari Ruangan Randy, posisinya terpisah oleh tembok lift dan berada disayap kiri gedung.

Ada dua sekat yang aku lihat terhalang oleh kaca yang sepertinya hanya bisa dilihat dari sisi luar. Aku melihat Bryan yang duduk didampingi oleh Randy dan beberapa orang pria, mereka menoleh kearahku ketika aku ikut masuk kedalam.

"Ngapain kamu nyusul kesini?" tanya Bryan sambil menarik tanganku lalu Randy memberikan kursi yang ia duduki padaku. Bryan menggenggam tanganku lembut sementara pandangnya dia masih fokus pada apa yang dilakukan Adi terhadap orang-orang yang berusaha mencuri data perusahaannya.

"Aku penasaran dengan orang-orang tersebut," Bisikku ditelinga Bryan , Bryan menatap sebentar lalu tersenyum lembut tanpa melepaskan genggaman pada tanganku lalu kembali focus pada Adi.

"Hai Andini, kita ketemu lagi ehhhmm sudah berapa lama ya kita gak ketemu dulu aku sedikit terobsesi padamu, tapi sejak aku tau kamu mengincar Bryan aku melupakanmu karena menurut aku, kamu wanita yang mengejar pria berharta walaupun tak sekalipun dia tidak dilirik oleh pria tersebut, aku pikir adalah perempuan bodoh dan tak berguna," Adi berkata dengan santai, Adi itu memiliki wajah tampan dengan tubuh tinggi dan dada yang lebar, dan pastinya akan membuat perempuan manapun senang bersandar disana. Adi itu sedikit mata ketaranjang, menurutku pantas saja berlaku seperti karena dia memiliki tubuh dan wajah yang memang perempuan pasti akan tergoda.

kembali keruangan Adi yang sedang berhadapan dengan Andini, Andini hanya memandang Adi dengan malas. dia tidak bisa menjawab karena masih terlakban mulutnya.

"Wah ternyata nona yang memiliki ketertarikan pada bos besar ini sudah menikah, mmmh nama suami anda tidak terkenal didunia bisnis saat ini. tapi nama belakang Wisler, apakah bos ingat ini nama siapa?" Adi membuka microphone percakan dengan Bryan.

Raut wajah Andini langsung berubah ketika nama wisler disebutkan

"Aku tidak begitu familiar dengan nama itu tapi mungkin papahku tahu nanti akan aku tanyakan padanya," Bryan langsung keluar ruangan untuk nanyakan tentang seseorang bernama Wisler. 30 menit kemudian Bryan masuk kembali keruang sementara Adi masih menunggu keterangan Bryan sambil asyik merokok

" Papah tadi bilang wisler merupakan sesama pebisnis dengan Papah ketika Papah masih menjabat sebagai Direktur, namun tak lama usahanya bangkrut karena proyek yang dia menangkan ternyata bermasalah dan banyak kerugian terjadi disana, Sementara Papahku tidak jadi ikut tender waktu itu, karena Dokumen penting yang sudah dibuat oleh team, ada yang hilang padahal sudah dipersiapkan secara matang dan misteri dokumen itu hilang sampai saat ini belum juga ketemu titik terangnya. Papah bilang dia bersyukur tidak bisa ikut tender itu karena kalau ikut mungkin perusahaan kami akan ikut hancur," Bryan mencerita kronologi kebangkrutan Wisley yang Diceritakan Papahnya melalui sambungan telepon tadi. Adi keluar ruangan dia tidak banyak bertanya pada Andini.

"Sepertinya kita sudah tau pada siapa data itu diberikan," Adi berdiri di depan Bryan.

"Lalu apa rencanamu selanjutnya?" tanya Bryan.

"kita serahkan saja pada pihak berwajib dengan bukti-bukti ya cukup kuat, aku tadi melihat perubahan yang sangat jelas di laptop waktu kita bilang wisley. Dia mungkin berfikir dengan data yang dia miliki tidak berfikir bahwa kita tidak akan menemukan nama wisley disana," Adi melihat kearah ruangan dimana Ardini dan seorang disekap.

"Lalu bagaimana dengan perempuan satunya?" Tanyaku penasaran

"Lepaskan saja nanti biar Randy yang urus agar kita bisa tau apa saja lakukan dan dengan siapa dia bertemu, karena kalau kita menyekapnya lebih dari 1x 24 nanti mereka bisa menganggap ini penculika ," Bryan lalu berdiri dan mengambil tanganku untuk mengajakku keluar ruangan.

"Sisanya kau yang atur Di, aku percaya semuanya padamu," Bryan lalu keluar denganku, dia masih terdiam. Sementara di kepalaku sendiri masih banyak pertanyaan besar tentang semua kejadian ini, tiba-tiba aku sangat merasa lelah apa karena pengaruh kehamilanku pikirku dalam hati.

"kita pulang yu sayang aku lelah sekali?" ajak Bryan padaku, aku melihat kearah Bryan seperti ada yang dia pikirkan.

"Ayo kalau begitu kita pulang , hari ini aku juga agak capai," Sambil tersenyum aku menggandeng tangan

menuju ruang basemant ditemani seorang pengawal.

"aku sudah suruh Dika untuk mengambil barang-barang kita," aku hamya menganggukan kepalaku dan masih menggandeng tangan Bryan menuju basemant.

Tak lama Dika datang kemudian memberikan tas tangan padaku dan menaruh tas Kerja Bryan dibawah kakinya. Kemudian seorang pengawalan tadi duduk masuk dan duduk dikursi pengemudi aku memandang Bryan dia hanya tersenyum, Biasanya Dika yang mengemudi karena Dika itu pengawal Pribadi Bryan sekaligus supir Bryan yang me gantar Bryan kemana pun dia pergi.

cuaca diluar cukup mendung ketika kami keluar dari Basemant parkir gedung perkantoran internity corp. yaitu perusahaan induk dimana Bryan selaku Presiden Direktur.

"Sepertinya akan turun hujan?" Bryan menatap langit melalu kaca jendela mobil.

"Ya, sepertinya begitu tapi aku sangat suka hujan apalagi jika sedang dalam kendaraan seperti ini atau ketika didalam Kamar tidur, rasanya suasana seperti merasa menjadi hangat," celotehku, Aku tersenyum ketika melihat hujan mulai turun secara perlahan jatuh ke bumi.

"Tuan sepe," Belum selesai Dika berkata Bryan memotongnya.

"Aku Tahu, mengemudilah seperti biasa," Aku memandang Bryan lalu ia merapatkan duduknya kearahku dan kemudian memelukku.

"Ada apa sayang?" Tanyaku Bingung, Bryan bukanya laki-laki aneh yang suka bercinta dimana saja di mobil dia paling hanya menciumku sekilas jika bertemu lampu merah itupun jika dia yang mengendarai kendaraan sendiri.

"Aku cuma ingin tahu seberani apakah mereka?" aku memandang Bryan lalu menengok kebelakang. pemandangan yang kulihat seperti biasa tidak ada yang mencurigakan, ada beberapa mobil yang melaju berbarengan dengan kami dan begitu juga dibelakang ada beberapa mobil yang melaju, aku tidak memiliki kecurigaan sama sekali.

"Lewat jalur biasa saja Aku tidak sedang malas mencari masalah," Bryan masih memelukku sambil menusap-usap bahuku, Setahukun kendaraan yang kami pakai merupakan kendaraan limited edition adalah salah satunya karena mobil ini merupakan mobil anti peluru walaupun desainnya menurutku kaku tapi isi didalamnya sangat nyaman.

ketika masuk kedaerah dekat pemukinan kami ada dua mobil yang masih berjalan beriringan dengan kami namun diperempatan jalan dua mobil itu berbelok kearah kiri dan kanan tapi kemudian aku melihat ada mobil berwarna silver yang sedikit ngebut setelah tadi dia tertinggal dilampu merah karena terhalang beberapa mobil didepannya. sementara pengawal yang mengendarai mobil masih menjalankan mobil seperti biasa, lalu tiba-tiba sedikit menggas sehingga mobil silver tersebut kembali tertinggal dan mobil silver tersebut ikut menggas mobilnya juga seolah seperti takut kehilangan kami. Tidak lama ketika sudah mendekati rumah supir kami melajukan mobilnya perlahan begitu juga dengan silver tersebut dan ketika masuk kedalam perumahan kam,i yang hanya terdiri dari 7 rumah. Gerbang pun terbuka seorang sekuriti yang berjaga lalu menghampiri kami dan memberi hormat begitu kaca mobil terbuka.

"Sore pa," Sapanya ketika Bryan membuka kaca mobil dan tersenyum ramah pada sekurity tersebut.

"Sore juga pa," Bryan kembali menutup kaca mobil kembali dan mobil melaju kearah rumah kami.

***

"Sudah dapat infonya itu mobil siapa?" Bryan duduk diruang tamu dia selesai mandi dan sudah berganti baju santai, ketika Dika dan seorang pengawal yang tadi menjadi supir kami masuk kedalam rumah.

" Maaf Pa, nomernya palsu jenis mobil itu sangat pasaran tapi kami sedang menyelidikinya tadi saya sudah meminta mobil bayangan untuk mengikutinya," jadi ternyata, jika kami keluar rumah baik Disupiri oleh supir atau Bryan membawa sendiri mobilnya. Akan ada kendaraan yang selalu mengikuti dibelakang walaupun tidak perna menempel secara dekat, jadi begitu kendaraan kami masuk komplek otomatis sipengintai tidak mungkin masuk karena pasti akan ketahuan sehingga mereka berlalu meninggalkan kami seolah-olah memang satu arah dengan kami akan tetapi kendaraan bayangan yang tadi Dika sebutkan, langsung mengikuti kendaraan tersebut.

"Berarti dia benar mengikuti kita karena kalau memang tidak, mana mungkin merek pakai nomer plat bodong," Bryan mengambil foto yang tadi diambil oleh kamera belakang mobil yang kami naiki dan sudah diprint oleh Dika.

"Cari orang yang mengendari kendaraain ini, minta tolong pada Randy untuk lebih mudah melacaknya agar tidak buang-buang waktu," Perintah Bryan pada Dika, tanpa harus menunggu dua kali Dika sudah keluar rumah untuk mengerjakan tugas sesuai perintah Bryan tadi.

"Ada sebenarnya sayang, kok sepertinya semakin menakutkan?" tanyaku sambil mendekat pada Bryan.

"Hanya orang yang memiliki dendam dari masa lalu sepertinya yang sedang ingin bermain-main dengan ku," Bryan lalu memeluk pinggangku dan mengusap lembut rambutku.

"Mereka Pikir aku tidak sekuat Papah, Kalau Papah dulu melawan dengan tindakan nyata sekarang aku bertidak dengan menggunakan hukum dan teknologi, Aku tidak suka kekerasan dan bermain kotor tapi bukan berarti mereka bisa seenaknya membuat keributan dan cari masalah denganku," Bryan berkata dengan sedikit geram karena merasa dirinya terusik. Satu hal dari Bryan, dia tidak pernah menyembunyikan apapun dariku karena jika aku penasaran,maka aku akan mencari tahu sendiri yang malahan akan membahayakan diriku sendiri nantinya, oleh karena dari pada beresiko Bryan akan memberitahu sebelum aku mencari informasi sendiri ditambah kondisiku yang sedang hamil yang membuatnya tidak ingin mengambil resiko.