Chereads / Black Necklace / Chapter 2 - Chapter 1

Chapter 2 - Chapter 1

"Hahhhh....."

Akira pun dibawa oleh dua orang itu yang ternyata adalah Malaikat Surga yang sedang bertugas di bumi.

"Mengapa kamu turun ke bumi?" tanya salah satu Malaikat itu.

"Aku disuruh mengambil kembali apa yang telah hilang" ucap Akira dengan tegas.

"Jika kau sampai mengacaukan bumi, siap-siap kau akan mendapatkan hukuman dari langit" kemudian kedua malaikat itu pun pergi meninggalkan Akira.

"Apa apaan sih, jika aku tidak membawa pulang kalung itu, maka aku akan dimarahi Geva dan Ibu" gerutu Akira kemudian ia pergi dari sana.

1 minggu kemudian.....

"Hei Hyura, kudengar kau kehilangan kalung berhargamu itu."

Ya Larescha lagi lagi memanasiku selama satu minggu penuh. Benar aku masih kesal dengan Geva dan Elva, dan mengapa nama mereka terlihat mirip sekali..

Cih sudahlah,, akan ku cari yang baru.

Bel pulang sekolah pun berbunyi, aku dan Larescha pun berpisah dan seperti biasa aku menunggu supirku menjemput. Tak lama aku mendapatkan sebuah panggilan dari supirku.

"Halo.. maaf Hyura, tapi mobil sedang digunakan Tuan dan Tuan sedang menghadiri rapat penting"

"Baiklah,, aku akan pulang berjalan saja, lagipula jaraknya tak terlalu jauh"

Kemudian aku mematikan telepon itu dan mulai berjalan...

Baru beberapa langkah, aku menemukan sebuah kalung hitam persis seperti dirumahku kemarin.

"Punya siapa ini? Kenapa jatuh, padahal mahal" ucapku sambil mengambil dan mengenakan itu pada leherku.

"Buatku sajalah, toh kemarin punyaku sudah rusak."

Tak lama aku berjalan, aku melihat seorang nenek nenek hendak menyebrangi jalanan, dan yang paling aneh, kenapa nenek itu melayang.

"Nekk.. nenek.. hati hati nekk.. ada mobil!!!!!" ucapku berteriak namun sepertinya dihiraukan.

Dan benar saja, mobil itu langsung melintas dan kulihat nenek tadi sudah menghilang.

"Apa? Tadi kan.. ah sudahlah, mungkin halusinasi."

Aku pun pergi dari sana dan melihat Gevariel dan Elvareta sedang membeli eskrim di dekat rumahku.

"Oh iya, kemarin mereka tiba tiba menghilang.. apa yang kulihat ini halusinasi atau bukan? Mungkin saja ini efek stress akibat kalungku yang hilang" batinku sambil berjalan dan aku melihat sebuah ular besar melilit di leher tukang es tersebut.

"Aduh.. kenapa ya leher abang agak sesak.. mungkin kerahnya sesak kali ya.." ucap penjual es tersebut.

"Mungkin saja" jawab Gevariel sambil senyum.

Aku yang melihatnya langsung berlari dan memukul leher penjual itu.. lebih tepatnya aku memukul ular tersebut, namun dia tidak lari.

"ADUHH,, SAKIT!! SIAPA YANG MUKUL? G ADA OTAK APA? KALO MAU MAIN YA DISANA.. JANGAN MUKUL ORANG SEMBARANG" ucap penjual itu mengoceh karena kesal.

"KAU BUTA YA? ITU DILEHERMU ADA ULAR BODOH" ucapku membentak dan menarik ular yang ada di leher itu namun seketika penjual itu pingsan tanpa sebab dan ular itu pergi dengan sendirinya.

Aku pun menatap ke arah Elva dan Geva.

"Kenapa kalian diam saja? Apa kalian ini tidak punya hati?" tanyaku kesal.

"Dimana kau dapatkan kalung hitam itu?" tanya Geva dengan wajah datar.

"Aku menemukannya di jalan, lagian kalian sudah menghancurkan kalung berhargaku kemarin!"

"Aku hanya memperingatkan, jika kau masih tetap ingin memakai kalung itu, siap siaplah menghadapi masalah yang akan datang" kemudian Geva pun pergi dari sana bersama Elva.

"Apasih.. masalah, mereka aneh.. Ratu sekolah sepertiku tidak mungkin terkena masalah seperti itu" kemudian aku pun masuk ke rumah dan lagi lagi.. rumah besar itu selalu kosong.

Aku pun masuk ke kamar dan membersihkan diri di kamar mandi. Seperti biasa.. kegiatan yang kulakukan hanya itu itu saja.

Tak lama aku melihat sesuatu makhluk yang aneh ketika sedang memakai pakaian. Kepalanya besar seperti alien tapi tubuhnya kurus dan berurat. Aku benar benar ketakutan ditambah wajahnya yang sangat mengerikan.

Entah kenapa firasatku mengatakan aku harus memanggil seseorang tapi entah bagaimana aku malah memegang kalung itu.

"TOLONGG SIAPAPUN YANG ADA DISINI ATAU DIMANA SAJA... BANTU AKU, ADA MONSTER DIKAMARKU" teriakku kencang namun tak ada jawaban.

Tak lama sebuah asap hitam muncul dari kalung itu dan keluarlah sosok pria yang sangat tampan. Ia tak menggunakan baju dan hanya celana panjang saja. Ketika aku ingin memberitahu letak monster itu, ia sudah menghilang.

Lalu aku menatap kembali ke arah pria itu.

"Kamu.. terima kasih.." ucapku sambil menunduk.

"Hm.. ini ya dunia manusia, menarik..." ucap pria itu mengabaikan ucapanku.

Dia hanya berjalan dan mengelilingi kamarku, dan tiba tiba ia sudah tiba di depanku sambil memegang daguku.

"Jadi kau ya, wanita yang ditakdirkan untukku. Mulai hari ini, kamu adalah milikku dan istriku" kemudian ia mencium mulutku dengan kasar.

Aku kaget dan langsung memberontak. Beraninya ia berbuat tidak sopan pada putri CEO Chrone.

"Kamu! Siapa kamu!? Beraninya kau mengambil ciuman pertamaku!" teriakku kesal.

"Apa yang salah? Aku hanya melakukan apa yang harus kulakukan. Aku suamimu dan kamu istriku. Tunduklah pada perintahku karena aku.... Pewaris raja neraka selanjutnya" ucapnya sambil tersenyum sedikit seram dan itu membuat bulu kudukku merinding sendiri.

Tak lama ia pun menghilang dan masuk ke dalam kalung itu. Kejadian tadi membuatku benar benar shock.

"Bertemu ular yang melilit penjual, ada monster dikamar, dan.. sekarang seorang pria yang mengakui dirinya bahwa dia adalah suamiku.. HEY.... Aku ini masih belum pernah pacaran dan aku sudah punya suami? Lelucon macam apa ini..." batinku meledek diri sendiri.

"Baiklah abaikan seluruh kejadian yang terjadi di hari hari sebelumnya, dan jalani yang baru" ucapku sambil berusaha tenang dan segera beristirahat.

Malam harinya aku tak sengaja terbangun dan aku pun turun ke lantai bawah. Entah mengapa bercak darah muncul di tangga rumahku. Aku pun menelusuri bercal darah itu dan tiba hingga titik terakhir. Ketika ku lihat ke arah depan, terdapat sesosok wanita dengan kaki terpotong tersenyum menatapku.

"Tolong cari kakiku.... Kakiku hilang..."

Wanita itu menyeringai seram dengan mulut yang sobek. Secepat kilat aku berlari ketakutan dan tiba tiba menabrak seseorang.

"Maaf" ucapku spontan dan ketika aku melihat kearah atas ternyata dia adalah...

"Sedang apa kau malam malam keluar dari kamar? Dimana ayah dan ibumu?" dengan nada dingin ia mengatakan itu. Tentu saja ia adalah orang yang mengaku sebagai suamiku.

"Mereka sibuk bekerja, aku hanya terbangun dan ingin mencari makanan di bawah" ucapku gemetar.

"Dengar... Kau itu sudah mewarisi sebagian kemampuanku, Alexander Joseph Griffin..pewaris raja neraka selanjutnya.. dan sekarang kau bisa melihat apa yang tak bisa manusia biasa lihat" jelas Alexander padaku.

"Bagaimana itu bisa terjadi?" tanyaku bingung.

"Semenjak kau menggunakan kalung itu dan aku juga sudah menandaimu sebagai milikku lewat ciuman itu" kemudian ia menghilang dari hadapanku.

Aku benar benar masih bingung atas apa yang terjadi.. semuanya, dari awal hingga akhir.

Ya mungkin ini memang salahku, harusnya aku mendengarkan kata kata Elvareta... Ini adalah takdir yang seharusnya tak ku jalani jika aku tak mengusik kalung ini..

"Tunggu, bagaimana Elva tau tentang kalung ini... Aku tanyakan pada Alexander saja lain kali" kemudian aku segera masuk ke kamar dan tidur kembali karena tak ingin bertemu makhluk mengerikan itu.

"Alexander... Apa yang kau lakukan?"...

Bersambung....