"Ibuuuuu aku pulang..."
Seperti biasa, rumah itu nampak sepi. Hyura yakin, ibunya pasti sedang berada di taman belakang.
Ia pun memutuskan untuk naik ke lantai dua dan masuk ke dalam kamarnya. Namun hak yang tak terduga terjadi, kalung hitam yang ia temukan di sekolah, berada di atas tempat tidurnya. Hyura pun kaget dan gemetar.
"Kenapa ini ada disini?"
Ia pun segera mengambil kalung itu dan membuangnya keluar jendela.
"Fyuhh,, selesai"
Dan ketika ia menghadap ke belakang lagi, kalung itu berada di tempat tidurnya lagi.
"Apa apaan ini? Aku sudah membuangnya padahal,,,"
Hyura pun segera keluar dari kamarnya dan berlari menemui ibunya yang berada di taman belakang rumah.
"IBUUUUU KAMARKU BERHANTU!!" teriak Hyura sambil berlari ketakutan ke arah ibunya.
Namun ketika ia menatap wajah ibunya, ia kaget dan berteriak.
"AAAAAAAAAAA"
Wajah ibunya berubah menjadi aneh, kedua matanya sudah tidak ada lagi dan mulutnya sobek hingga pipi. Terlihat ibunya sedang menyulam syal dan syal itu penuh darah.
Hyura benar benar gemetar menemukan keadaan ibunya seperti itu. Tiba tiba seseorang memegang tangannya dan menutup mulutnya.
"Diam.. jangan berisik, ayo ikut aku,,"
"Ah, suara ini milik Minlee, bagaimana bisa dia kesini?"
Hyura pun akhirnya mengikuti Minlee keluar dari rumah dan Minlee juga berusaha menenangkannya.
"Sudah kuduga ada yang tak beres pada rumahmu, tadinya aku akan pulang tapi aku kembali lagi kesini dan ternyata perkiraanku benar. Kalung itu,, mengikutimu sampai ke rumah kan?" tanya Minlee serius.
"Iya,, Ba,,bagaimana kau tahu?"
"Aku bisa melihat aura dan wujud yang tak bisa manusia biasa lihat,, aura rumahmu sekarang sungguh sangat mengerikan, hitam pekat bercampur merah" Minlee masih fokus menatap rumah itu.
"Bagaimana ini,,,,," Hyura mulai menangis karena ini semua akibat kecerobohannya di sekolah.
Tak lama, ia mendapatkan sebuah telepon dari ayahnya. Ia pun mengangkat panggilan itu.
"Halo,,"
"Halo nona, ini asisten Direktur Park. Direktur Park meninggal dunia karena terkena serangan jantung mendadak"
Plakk.....
Smartphone Hyura seketika langsung terjatuh dan ia terjatuh duduk dan lemas.
"Tuhan,, apa yang kau rencanakan.. kau merenggut kedua nyawa orangtuaku dalam waktu bersamaan dan dihari pertamaku masuk sekolah.."
Tubuh Hyura bergetar ketakutan dan ia menangis kencang. Minlee yang berada di sana hanya bisa menatap datar dan menepuk bahu Hyura.
"Aku terlambat Hyura, maaf, ini sama seperti yang dialami oleh sahabatku dan setelah ini harusnya kau yang akan kena. Lebih baik kau waspada" ucap Minlee dan kemudian ia melihat sebuah sosok melintas di jendela kamarnya Hyura, dengan menggunakan jubah hitam dan bertanduk.
"Makhluk apa itu...."
"Hei Hyura, bagaimana kalau kau menginap di rumahku dahulu. Lebih baik menghindari masalah bukan?"
Hyura menatap Minlee dengan tatapan sendu.
"Baiklah, tapi aku akan ambil barang barangku dulu" baru saja Hyura akan masuk mengambil barangnya ke dalam rumah, ia dicegat oleh Minlee.
"Maaf tapi lebih baik aku saja, aku ingin mengecek siapa yang ada disana"
Kemudian Minlee masuk dengan wajah sedikit khawatir. Ia berjalan menuju kamar Hyura dan ketika ia masuk, ia kaget kalung itu sudah berada dalam genggaman seorang lelaki dan ia berdiri disamping jendela dengan pakaian seperti pangeran.
Minlee terdiam dan kembali bersembunyi, namun sebuah suara membuatnya berhenti melakukan tindakannya itu.
"Kemarilah, aku tidak akan menyakitimu. Aku Pangeran dari neraka, Akira Aditya Pratama" suara itu cukup dingin namun sedikit ramah.
Minlee pun muncul dengan gemetar.
"Aku tahu, kau pasti sudah tahu beberapa hal tentang kalung ini,, aku hanya katakan ini sekali saja, wanita yang ingin kau selamatkan itu nyawanya sudah diujung tanduk" ucap Akira kemudian ia hendak pergi dari sana.
Minlee pun mencegahnya.
"Tunggu,, apa kau bilang? Pasti dia bisa selamat kan?"
"Temuilah Elvareta di atas pohon dekat sekolahmu, dan kau akan paham. Ini memang rumit, hanya gara gara sebuah kalung ini, nyawa orang banyak terancam. Aku pergi dulu" ucap Akira dan menghilang dari sana dengan cepat.
Minlee pun langsung mengambil koper dan mengambil semua baju Hyura dan keluar dari rumah itu. Bau darah di rumah itu, cukup membuat Minlee mual dengan auranya yang cukup menjijikan.
"Ayo ke sekolah sebentar"
Minlee memegang tangan Hyura dan membawanya ke tempat yang disuruh oleh Akira. Tiba disana, ia tak menemukan apa apa, namun..
"BINGO,, pasti Akira yang menyuruhmu kesini kan?"
Sebuah suara itu cukup mengagetkan kedua orang itu. Suara dengan nada ramah, tenang, tapi mengagetkan.
"Aku Elvareta, kau pasti punya banyak pertanyaan, termasuk wanita di sebelahmu itu" ucap Elva sambil menunjuk Hyura.
"Kita bertemu untuk yang kedua kalinya, Cantik,," Elva tersenyum ramah namun menyimpan aura misteri.
"Uhmm kita akan bicara dimana? Soalnya,,," Minlee menatap sekitarnya dan beberapa orang berkumpul sambil berbisik
"Orang itu sepertinya gila, bicara sendiri"
"Iya benar, mengerikan, padahal itu adalah pohon keramat dan sangat angker"
"Betul! Konon katanya ada seorang hantu wanita yang suka berdiri disana dan jika ada orang lewat disana pada malam hari, maka keesokan harinya orang itu akan menghilang dan tidak akan ditemukan lagi selamanya"
Begitulah percakapan warga yang lalu lalang disitu.
"Manusia ini, memang cari mati ya.. aku dikatai hantu" ucap Elva kesal.
"Baiklah, ayo kita ke tempat yang sepi" dan dalam sekejap, mereka pindah ke sebuah tempat yang bahkan Minlee dan Hyura tak tahu.
"Sekarang, apa yang ingin kalian tanyakan?" ucap Elva sambil tersenyum.
"Kenapa kalung itu berada disini? Dan itu kalung apa? Sahabatku juga meninggal gara-gara kalung itu!" ucap Minlee tegas.
Elva tersenyum sejenak kemudian memasang raut wajah serius.
"Itu adalah kalung mirip Ratu Neraka yang sekarang. Namun salah seorang dari malaikat maut serakah dan ingin menjadi penguasa neraka karena ia telah banyak berkontribusi dan mengorbankan semuanya demi ingin menjadi raja Neraka. Ia memohon pada Raja dan Ratu namun mereka tidak mau ia menjadi penggantinya walau memang ia sudah lama dan berpengalaman, karena Raja mau anaknya lah yang meneruskan, putra mahkota, pangeran Akira. Akhirnya ia pun marah dan mencuri kalung Ratu. Kalung itu merupakan pemberian dari Dewi 3 Dunia yang tak lain adalah Kakak dari Ratu. Kalung itu memiliki kekuatan yaitu melindungi pemiliknya dan mengumpulkan sihir dan didalam kalung itu hidup sebuah roh yang menjaganya, namun ia dibunuh oleh malaikat maut itu. Akhirnya malaikat itu pun mengambil alih kalung itu dan pergi ke bumi untuk mengumpulkan kekuatan sihir yang cukup besar untuk melawan Raja Neraka. Ia mencari nyawa nyawa segar untuk dijadikan pemuas nafsunya dan penambah kekuatan sihirnya. Sejujurnya, Hyura sudah menjadi target sebanyak 2 kali, tak disangka ia benar benar lahir kembali disini dan jadi target lagi" jelas Elva panjang lebar sampai sampai Hyura ketiduran.
Minlee pun berusaha mencernanya dan..
"Sekarang kalung itu sudah bersama Pangeran kan? Harusnya,,,"
"Kau salah Minlee, kalung itu sebelum turun ke bumi dipecahkan oleh malaikat maut itu menjadi 150 bagian dan semua kalung itu harus terkumpul dahulu. Tadi yang diambil adalah kalung yang ke 120 dan sekarang pasti Alex sedang pindah ke kalung lain" ucap Elva sambil mengerutkan keningnya.
"Begitu ya,, berarti akan semakin banyak korban?" tanya Minlee serius
"Begitulah, oleh sebab itu, aku bisa sampai turun ke bumi ini untuk mencari pecahan kalung itu dan diutus langsung oleh dunia Atas" kemudian Elva bangkit berdiri dan hendak pergi namun..
"Anoo, maaf bertanya lagi, Apa kau bisa pulang sendiri dengan kondisi begitu? Apa kau buta? Soalnya kau menggunakan penutup mata berwarna hitam dari tadi" tanya Minlee hati-hati.
"Ahahahaha" Elva tertawa cukup keras.
"Ini namanya model,, kekuatanku berada pada mataku, jika aku membuka penutup mata ini, barulah aku bisa menggunakan kekuatanku. Biasanya disebut Mata tak terbatas, yang mampu membongkar semua rahasia, melihat segala kejadian masa lalu dan masa depan, dan melenyapkan seseorang dari jarak jauh maupun dekat. Tentu saja ada efek sampingnya, jadi jangan khawatir".
Elva pun mulai pergi dari sana dan dimensi itu tiba tiba pecah, barulah Minlee tersadar, pantas tempat tadi terasa sepi sekali, ternyata mereka berada di dimensi lain.
"Apa? Aku,, pernah bereinkarnasi?
Bersambung....