Chereads / Black Necklace / Chapter 3 - Chapter 2

Chapter 3 - Chapter 2

Pagi ini aku terbangun karena suara yang sedikit berisik. Ternyata Alexander muncul disana, di dekat lemariku.. seperti sedang mencari sesuatu.

"Alexander, apa yang kau lakukan?" tanyaku dengan nada heran.

"Aku mencari benda itu.. kalung.."

Aku pun mengambil kalung yang ada di leherku..

"Ini?"

"Ya.. kuharap kau tidak menghilangkannya, dan jangan menonjolkannya di depan teman temanmu.. mungkin mata mata dari surga dan alam bawah sudah ada di bumi karena mereka mencariku... Mungkin saja salah satu temanmu itu adalah mereka" ucap Alexander cukup gemetar.

"Kau kan penerus raja neraka, untuk apa kau takut?" tanyaku bingung.

"Aku sedang merebut posisi seseorang.. dan disana ada 3 orang yang tak bisa ku lawan jika tak mendapatkan kalung ini.. pertama, ratu neraka itu sendiri.. kedua, malaikat maut utama... Dan ketiga, pangeran neraka.." ucap Alexander sambil mengerutkan kening karena stress.

"Siapa nama pangeran neraka itu?" tanyaku penasaran.

"Akira"

"Kau bercanda bukan?" aku terkekeh kecil mendengarnya namun..

"Aku tidak bercanda! Akira Aditya Pratama, putra mahkota resmi penerus Raja neraka... Harusnya aku.. tapi... TAPI KENAPA BEGINI.... RAJA SUDAH MENUNJUKKU DAHULU, DAN HANYA KARENA AKU MELAKUKAN KESALAHAN KECIL, SEMUANYA HANCUR! KALUNG SUDAH KUDAPATKAN JADI HYURA! KAU JAGA BAIK BAIK KALUNG ITU ATAU KAU AKAN MATI DI TANGANKU..."

Alexander mulai membanti barang barang disekitarnya hingga hancur. Aku kaget dan segera berlari memeluknya.

"Tenanglah!" ucapku dengan tegas.

Tanpa kami sadari, kedua malaikat maut mengawasi kami.

"Hm...?"

"Elvareta, kenapa aku punya adik sepertinya.."

"Tanyakan pada dewa Griffin dan kau akan tahu"

"Selalu saja.. apa harus mulai sekarang? Aku sedikit tidak tega memisahkan adikku dengan istrinya"

"Hei.. 30 menit lagi wanita itu akan mati jika ia terus menggunakan kalung itu.. kalung itu menyerap energi penggunanya.. jika wanita itu mati, tinggal bawa saja kan ke alam baka.. dan mereka akan bertemu"

Elvareta pun tersenyum tipis setelah mengucapkan itu.

"Hm.... Tujuan kita turun kesini hanyalah merebut kalung itu.. bukan membunuh wanita itu.. namun sudah pasti jika kita mengambil kalungnya, maka Alex akan mengikuti kita..."

"Dan istrinya akan sendiri? Hahaha.. ada dan tidak ada kalungnya.. waktu hidup Hyura tersisa 30 menit... sepertinya dia harus pergi ke mall untuk menikmati hidup"

Elvareta terkekeh lagi.

"Elva, kau memang pantas menjadi malaikat maut, kau terlalu kejam..."

"Hey Geva.. aku ini punya mata perak yang bisa melihat masa depan dan waktu hidup seseorang.. jadi tugasku hanya memberi tahu dan kau mencatat.. mengerti?"

"Itu tidak ada hubungannya Elva..."

"Ya sudah.."

Dan suasana kembali sepi.....

Sementara di rumah Hyura...

"Alex, sejujurnya aku tidak peduli kau akan ditangkap atau tidak.. lagipula aku hanya ingin kalung ini.. tapi jika sampai aku terbawa musibah,, aku akan membencimu seumur hidup" ucapku kesal.

Aku sudah lama menginginkan kalung ini, dan dia malah akan membunuhku jika kalung ini hilang? Apa maksudnya? Aku tidak peduli.. Aku kesal mendengar orang ini.. lebih baik...

Ku ambil kalung di leherku dan ku banting ke lantai hingga hancur.

"Lebih baik kita berdua tak mendapatkan kalung ini bersama daripada kau membunuhku hanya gara gara aku kehilangan kalung ini" ucapku geram.

Alexander menatapku dengan penuh amarah dan aku melihat Elvareta dan Gevariel berdiri di belakang jendela kamarku yang cukup besar itu.

Jarinya seperti mengisyaratkan 30..

30? Apa maksudnya?....

Alexander langsung mencengkram leherku hingga aku kesulitan bernapas.. perlahan semuanya kabur dan napasku seperti akan menghilang perlahan..

"To... Tolong aku..." ucapku dengan lirih karena nafasku sekarat.

"BERANINYA KAU MENGHANCURKAN BENDA BERHARGA ITU! BENAR BENAR ISTRI SIALAN! AKU MENYESAL MEMILIHMU SEBAGAI ISTRIKU! LEBIH BAIK KAU MATI!!!!!" Alex membanting tubuhku ke arah kaca jendela dan..

"CRASHHHHHH"

Tubuhku melayang melewati kaca jendela kamarku yang berada di lantai 2 hingga keluar dan beberapa serpihan kaca menancap ditubuhku..

Disana sudah berdiri Elvareta dan Gevariel dengan wajah datar dan sedikit tersenyum.

Kulihat Elvareta datang mendekatiku dan..

"Sudah kukatakan, tapi kau tak percaya hihi.. ku beritahu satu hal, Alexander itu sudah gila... Mulutnya manis namun ia sedang mencari mangsa untuk menambah kekuatannya sendiri.. oh iya selamat datang ke alam neraka...."

Kemudian ia tertawa puas dan aku jatuh kebawah disanalah aku menghembuskan nafas terakhirku dengan tragis akibat keserakahan dan nafsuku sendiri...

Keesokkan harinya.. acara pemakaman Hyura Lyschrone, putri dari CEO Chrone'a group dilaksanakan dengan tenang.. namun ada beberapa orang yang sedikit mencibir.

"Putri manja sepertinya pantas mati.."

"Ya benar"

Dan lain lainnya..

Elvareta dan Gevariel ikut serta dalam pemakaman itu dan Akira juga datang.

"Bagaimana?" tanya Akira dengan wajah serius.

Gevariel hanya menggelengkan kepalanya..

"Kalung itu sudah hancur"

"APA? BAGAIMANA INI.... AKU HARUS BILANG APA KE IBU.." ucap Akira kaget..

"Tenang saja, kita beritahu ini pada Dewi Xavier dahulu.. dia lebih bijak dalam menyelesaikan masalah" ucap Elvareta tenang.

"Aku percaya padamu Elva" kemudian Akira menghilang dari sana...

"Bagaimana rasanya mati? Hyura Lyschrone.."

Hyura sudah berdiri tepat disamping Elvareta...

"Ternyata begini rasanya mati.. sakit, namun terasa seperti mimpi.. dan ternyata kalian adalah malaikat maut itu.. tolong balaskan dendamku.." ucap Hyura memohon.

"Aku tak akan melakukannya itu bukan tugasku... Lebih baik kau pergi saja sebelum gerbang kematian ditutup, atau kau akan jadi roh jahat disini dan dibakar oleh Gevariel.." ucap Elva tak peduli dan pergi dari sana..

Mau tak mau Hyura mengikuti beberapa malaikat maut lainnya untuk pergi ke gerbang kematian.

"Aku yakin kalung itu masih ada.. Alex tak akan seceroboh ini.." kemudian Elva dan Geva terbang ke tempat yang jauh, meninggalkan Inggris dan pergi ke negara lain mencari keberadaan Alexander dan kalung itu.

"Kau akan direinkarnasikan kembali...."

Bersambung