Chereads / The Secret Of My Boss / Chapter 31 - 30. Bertanya Lagi

Chapter 31 - 30. Bertanya Lagi

Happy Reading!

"Huft," helaan nafas Angel membuktikan kalau dirinya sedang gelisah. Kenapa ini terjadi lagi? Dan kenapa harus dia dari semua orang. Angel benar-benar tidak mengerti, ia pikir hanya melekat pada urusan pekerjaan saja.

"Ck, kenapa aku bodoh sekali.." gerutunya, menatap wajahnya di depan cermin. Semua yang memulai bukan Damian, tapi Angel sendiri. Lelaki mana yang tahan jika digoda, apalagi ditahan sampai tidur di ranjang.

"Angel, ayo turun sarapan!" pekik Airin memanggil Angel untuk sarapan pagi. Di bawah masih ada Damian, lelaki itu sudah rapi memakai lengkap pakaian kantor. "Ya tunggu sebentar." ucap Angel, kemudian mengambil tas nya. Gadis itu keluar dan menuruni tangga perlahan.

Menengok, masih ada sosok wajah datar yang penuh kesempurnaan. Membuat Angel memukul jidatnya sendiri, sumpah rasanya malu campur aduk. Angel mendengus sabar, "Huftt, kau bisa melakukannya Angel." gumamnya.

Menyiapkan makanan terlebih dahulu untuk Damian, bagaimanapun Bos adalah tuan yang harus Angel perhatikan di mana pun mereka berada. Setelah itu, tersenyum lebar ke arah Damian. "Silahkan untuk sarapan paginya, Pak." ujar Angel. Tak lupa memberikan segelas air putih untuk Damian.

"Terima kasih," ucapnya dingin,

Mendapat lirikan dari Mark, Angel memandang sengit ke arah mereka berdua. Gara-gara Mark menjemput Airin dan itu terjadi lagi. Mereka benar-benar menyebalkan, "Kenapa melirik kami, bukannya kau yang mengajakku untuk minum sepuasnya." cibir Airin, kurang ajar sempat-sempatnya mengatakan itu.

"Kalau tidak memiliki pasangan, lebih baik jangan mabuk! Kau menyusahkan orang lain, Angel." sahut Mark, berbicara santai kepada Angel saat di luar pekerjaan.

Angel melirik sengit, wajah cantiknya berubah menjadi bengis. Kakinya sudah menendang Airin untuk menghentikan ucapannya.

"Seharusnya kau mencari seorang lelaki, Angel." timpal Airin, kemudian terkekeh melihat wajah Angel yang sudah kesal.

"Betul, daripada dia menyusahkan orang lain saat mabuk. Kasihan yang menolongnya jika tidak diberi kesempatan untuk memilikinya." sahut Damian, membuat Angel terpelongo tak percaya. Bagaimana bisa sosok pendingin es itu berkata frontal seperti ini. Harus banget gitu?

"Ma-aksud Bapak apa ya? Maaf, saya belum paham."

"Saya ingin kau memberi kesempatan kepada saya untuk menjagamu," balas Damian.

"Sepertinya kami berangkat lebih dulu," pamit Airin dan Mark, mereka harus meninggalkan kedua manusia ini membahas masalah hati.

Damian hanya mengangguk kecil kepada Mark. Namun Angel seperti berdecak kesal, kenapa sahabatnya begitu menyebalkan.

"Tapi kan kit-," ucapan Angel terpotong.

"Kenapa? Kau tidak mau dengan orang yang sempurna seperti ku? Aku bisa memberikanmu apapun, Angel." ujar Damian dengan penuh percaya diri.

"Bapak kan sudah memiliki istri," ucap Angel,

Damian terkekeh, "Kapan aku memiliki istri? Oh, yaya saat itu kau melihat ada seorang wanita datang bersama anak kecil. Ya, dia kakak kandungku, dan anak kecil itu adalah anakku." jawab Damian, "Saya pernah memiliki seorang istri, dan kami berpisah beberapa tahun lalu karena dia telah pergi meninggalkan kami." ujar Damian.

Angel tertegun, kenapa dengan dirinya yang langsung berkeringat dingin. "Apa kau mengingatku?" tanya Damian,

"Maaf, saya belum bisa menjawab apapun, Pak." Angel gugup, apa yang dikatakan oleh Damian? Apakah lelaki itu mencurigai Angel, kalau dialah sebenarnya Angeline.

Sebisa mungkin Angel bersikap biasa saja, tidak memperlihatkan wajah gugupnya. Karena Damian  sudah mencurigainya.

"Baiklah, aku akan menunggu jawaban mu. Cepat atau lambat aku harap mendapat jawaban yang membuat hatiku gembira." ucap Damian, Angel mengangkat kepalanya memandang lelaki itu tersenyum ke arahnya.

****

Pagi ini Angel berangkat bersama Damian, tidak merubah sikap apapun karena pertanyaan Damian tadi. Setiap orang pasti memiliki kegugupan di saat penyamaran mereka di curigai oleh seseorang. Angel bersikeras untuk menyakinkan Damian kalau dia bukan Angeline, tidak ada niat untuk kembali. Dendamnya di masa lalu bagai mimpi buruk sepanjang hari.

Drtt..drtt...getaran ponsel milik Angel, namun gadis itu malah bengong.

"Kenapa kau melamun?" Damian memecahkan keheningan, menyadarkan Angel dari lamunannya.

"Ah, iya, Pak maaf." Angel tersentak, kemudian mengangkat panggilan tersebut.

"Halo, Pak leon selamat pagi." sapa Angel, mereka pun berbicara di telfon, Damian hanya fokus untuk menyetir. Sekarang, tidak ada lagi supir yang biasa mengantar jemput nya.

Demi Angel, Damian lakukan sendiri.

"Pak, jadwal untuk hari ini." ujar Angel sembari menyodorkan iPad-nya.

"Kau tidak melihatku sedang apa, hm?" cetus Damian,

Membuat Angel pagi-pagi malu, "Aduh, maaf pak." kemudian gadis itu membuang mukanya keluar jendela. Demi apa, kebiasaan yang buruk.

"Aih, memalukan sekali." gumam Angel menipiskan bibirnya.

Damian terkekeh, melirik Angel terkikuk karena ulahnya barusan. Hanya dia yang tahu kebiasaan serta kecerobohan Angel saat bekerja. Namun, di balik semua itu ia menjadi tertarik kepada sosok Angelita. Bukan karena cantik, tapi memang Angel adalah orang pekerja keras.

To be continued.