Keluar dari kamar menuju dapur, Angel malu jika memberitahu ini kepada Airin. Meski mereka sahabat, tapi tidak seharusnya Angel bercerita. Ini masih privasi hidupnya. Kebetulan Airin berada di dapur, gadis itu senyam-senyum tidak jelas.
"Airin, aku akan pergi sore ini." ucap Angel seraya membuka kulkas mengambil air minum.
"Dengan siapa?" tanya Airin, gadis itu sedang memakan camilannya.
"Entahlah, seseorang yang aku benci." jawab Angel setelah meneguk air minum, lalu duduk di kursi dekat Airin.
Ketika melihat wajah Airin, gadis itu nampak seperti orang gila. Senyam-senyum tidak waras sampai Angel memeriksa jidat Airin. "Ada apa denganmu? Sakit atau kesurupan?" tanya Angel seraya memberikan cetusan pada Airin.
"Semalam, aku bersama seseorang yang selama ini aku dambakan. Kau tahu? Aku tidur dengannya, Angel." girang Airin sampai membuat Angel mengernyitkan alisnya.
"Wah, jadi kau yang mengajakku minum? Aku baru ingat. Gara-gara ka--" Angel menghentikan ucapannya, jangan sampai Airin tahu soal dirinya dan Damian.
"Kenapa berhenti, ayo lanjutkan saja Angel. Apa kau sama seperti yang aku alami?" tanya Airin mendesak Angel untuk berkata jujur.
"Tentu tidak. Siapa lelaki itu, Mark?" tanya Angel seraya menyebutkan nama lelaki yang Airin taksir di kantor. Kepercayaan Damian, sosok orang yang gagah, baik, murah senyum dan ramah.
"Benar sekali, aaahh rasanya aku ingin terus bersamanya. Dia benar-benar membuatku hilang akal."
"Kenapa kau bisa bertemu dengan Mark?" tanya Angel semakin kepo, mungkin saja Airin ingat tentang malam itu.
"Aku tidak tahu, karena malam itu aku sudah mabuk berat, Angel. Aku bangun sudah berada di dalam kamarnya Mark. Betapa beruntungnya aku," jawab Airin sembari tersenyum girang.
"Dasar gila, bagaimana kalau dia sudah memiliki pacar, atau tunangan? Ha?!" sentak Angel,
"Aku yakin dia masih lajang, sudahlah Angel. Aku tidak ingin berdebat denganmu." Airin beranjak dari sofa, lalu kembali ke kamarnya meninggalkan Angel.
Angel mendengus sabar, kemudian kembali menuju kamarnya dengan malas. Haruskah sore ini Angel menemui Damian? Tapi untuk apa? Kepalanya seperti akan meledak, mungkin saja Damian akan membahas soal pekerjaan saat mereka bertemu nanti.
****
"Aurora, Daddy rindu sekali denganmu Nak." cicit Damian sembari mengulum senyum saat video call dengan putri kecilnya.
"Aulola juga sangat melindukan Daddy," balas Aurora tersenyum memperlihat gigi rapihnya, senyuman itu mirip sekali dengan Angeline.
"Jangan nakal ya, Daddy akan mengawasimu dari sini. I love you," ujar Damian, belum dijawab oleh Aurora, kemudian gadis kecil itu berlari kembali bermain dengan sepupunya. Sekarang Elina yang mengambil alih ponsel itu.
"Sepertinya harimu sedang baik, ada apa? Ceritakan pada kakak." goda Elina, melihat wajah semringah Damian kali ini pasti ada sesuatu.
"Sepertinya aku mulai menyukainya," jawab Damian, dengan menahan senyumnya hingga menghasilkan getaran kecil di bibirnya.
"Dengan sekertaris mu itu?" spontan Elina membuat Damian terkejut, bagaimana kakaknya bisa tahu kalau Damian memang menyukai Angel.
"Bagaimana kakak bisa tahu? Tapi buk---." belum menyelesaikan ucapannya barusan, Elina memotong dengan, "Syuttt, aku ini kakakmu. Aku tahu cara mu melihat Angel, seperti kau melihat Angeline waktu dulu. Jika dia memang membuatmu nyaman, dekatilah." kata Elina, yang terbaik untuk Damian adalah kebahagiaannya.
Elina tidak mau Damian terpuruk seperti dulu saat kehilangan Angeline. Damian berhak bahagia, Elina tidak akan melarangnya untuk mendekati Angel. Gadis itu sepertinya juga baik, tidak seperti gadis lain.
"Tapi, apakah dia akan menerima ku?" gumam Damian, padahal Angel terlihat sok baik padanya. Apalagi saat itu Angel selalu kesal padanya. Damian harus mikir 1000 x untuk menyatakan perasaannya pada Angel. Kalau di tolak, sangatlah memalukan.
"Perlahan tapi pasti, dekati saja dulu. Jangan terlalu gegabah Damian. Jika dia jodohmu, pasti kau akan bersamanya." balas Elina,
"Baiklah, aku akan melakukannya. Kalau begitu, aku pergi dulu kak." pamit Damian, "Aku titip Aurora," lanjutnya sebelum menutup telfon.
"Oke siap, Aurora sedang asik bermain dengan Aksel, hati-hati ya." ucap Elina, setelah itu panggilan pun berakhir.
Damian beranjak dari tempat duduk kemudian menuju kamarnya, langkah kakinya seperti penuh kecepatan menaiki tangga. Apa karena akan bertemu dengan Angel, Damian menjadi tidak biasa. Biasanya juga masa bodoh dan malah kesal jika bertemu dengan sekertaris nya yang super ceroboh.
Kali ini beda, Damian membuka lemarinya seraya memilih kemeja yang akan ia pakai sore ini. Kebingungan milih yang mana, Damian membuka google kemudian mengetik 'Pakaian yang cocok untuk kencan orang dewasa' search. Ketika muncul, Damian langsung membuka blog paling atas.
Ia pun mengikuti penampilan yang sudah dicontohkan, setelah rapih, Damian menatap ke arah cermin yang memperlihatkan penampilannya. Tampan, keren, macco dan cool.
"Sempurna," gumam Damian terlihat sangat menawan, apalagi parasnya yang tampan dan gagah. Wanita mana yang tidak tergila-gila dengan Damian. Salah satunya mungkin Angel.
To be continued..