Chereads / Inilah Cinta. / Chapter 14 - Pertunangan Sinta

Chapter 14 - Pertunangan Sinta

Sinta terbangun dari tidurnya. Dia memegangi kepalanya yang terasa sakit dan pusing.

Sinta membuka mata pelan-pelan. Ia terkejut melihat Rama ada ada di sampingnya dan masih tertidur sambil tersenyum memeluknya. Sinta memandangi Rama dengan bingung.

Dia heran dengan apa yang sebenarnya terjadi.

Sinta lalu beranjak dari ranjang dan pergi meninggalkan Rama yang masih tertidur itu.

Saat di ruang tamu, Sinta melihat Rangga sedang duduk membaca koran, selain itu dia juga memandangi semua benda yang ada di rumah sambil berusaha mengingat kejadian semalam. Sekilas munculah bayangan ingatan tentang kejadian kemarin tentang dia dan Rama sedang menghabiskan waktu bersama sambil bermesraan di _rooftop_ kemarin malam dalam keadaan mabuk.

"Oh tidak!" Rangga menatap Sinta.

"Ada apa Sinta?" Sinta tersenyum menggeleng.

"Tidak ada apa-apa, ayah."

"Kau mau minum teh atau kau ingin makan roti?" tawar Rangga.

"Tidak ayah. Aku hanya ingin pulang. Assalamualaikum," pamit Sinta lalu pergi meninggalkan Rangga.

"Waalaikumusalam."

Malam hari, Sinta dan Aman sedang duduk bersama sambil makan malam.

Sinta merasa bersalah pada Aman atas kejadian kemarin. Dia meminta maaf padanya dan Aman memaafkannya.

Sinta lalu menceritakan siapa dia dan Rama yang sebenarnya. Bahwa mereka adalah suami istri dan juga menceritakan masa lalu mereka mulai dari awal persahabatan hingga perpisahan ini.

Sinta pun meminta pada Aman agar dia mau menikah dengannya, karena dari dulu Aman terus melamarnya tapi Sinta menolaknya dengan alasan belum siap. Tapi sekarang dia benar-benar yakin bahwa dia akan pergi meninggalkan Rama dan memulai hidup baru dengan Aman.

Aman yang mengetahuinya merasa bahagia.

"Kau serius mau menikah denganku?!" tanya Aman antusias.

"Iya."

"Kalau begitu, aku akan memberitahu kabar gembira ini pada keluargaku. Mereka pasti akan gembira." Sinta tersenyum.

Sementara itu, Farah masih kesal dengan sikap Rama kemarin malam saat pesta berlangsung.

"Rama, apapun yang kau lakukan kemarin, ibu tidak akan pernah melupakannya. Kau telah merusak nama baik keluarga di depan umum!" ujar Farah. Rama menunduk.

"Aku minta maaf, Ibu. Tapi aku mohon, beritahu aku, apa yang terjadi kemarin malam?" tanya Rama. Farah hanya diam.

"Kalau ibu hanya diam terus, lalu bagaimana aku bisa minta maaf? Aku sendiri tidak tahu apa kesalahanku," keluh Rama.

"Kemarin malam, kau dan Sinta mabuk dan bermesraan di teras," jawab Boy.

"Apa?! Tapi bagaimana bisa?"

"Ya itu kau sendiri yang tahu. Kami kan hanya melihat kau telah bersama Sinta."

Rama terdiam menunduk memegangi kepalanya sambil menutup mata. Dia ingat, waktu itu dia begitu cemburu pada Aman dan minum terlalu banyak sehingga menjadi mabuk berat.

Namun yang menjadi pertanyaan dalam benaknya adalah, kenapa Sinta mau bersamanya? Sedangkan dia waktu itu sedang tidak sadar.

Rama pun menyadari bahwa Sinta juga mencintainya setelah apa yang terjadi kemarin malam.

Keesokan paginya, Rama pergi menemui Kirana dan berbicara padanya.

"Kiran, aku ingin berkata jujur padamu. Sebenarnya, aku tidak mencintaimu. Aku hanya mencintai Sinta. Aku menyadari hal itu saat aku berpisah dengannya dan kejadian kemarin malam," jelas Rama. Kirana menatap Rama dengan bingung dan terkejut.

"Apa? Kau mencintai Sinta? Lalu kenapa kau mau menikah denganku?" tanya Kirana.

"Ya itu karena kecerobohan ku. Awalnya aku cemburu dan berpikir bahwa kau lebih baik daripada Sinta. Namun sekarang, aku sadar bahwa aku telah melakukan kesalahan pada Sinta dengan mengkhianatinya dengan selingkuh. Aku minta maaf karena telah melukai perasaanmu, Kiran..." ucap Rama. Kirana menunduk.

"Sekarang, kau mau membenci atau tetap mencintaiku, itu adalah hakmu. Karena yang terpenting bagiku adalah kembali pada Sinta dan meminta maaf padanya atas kesalahan yang ku perbuat," lanjut Rama. Ia lalu pergi sementara Kirana tetap duduk sambil diam merenung. Dia akhirnya sadar akan kesalahannya dan menyesal karena telah merenggut Rama dari Sinta.

Sore hari, Rama pergi berjalan ke rumah Sinta dengan maksud untuk meminta maaf kepadanya dan mengajaknya kembali ke rumah.

Ketika tiba di sana, Rama heran melihat rumah Sinta dihiasi dengan bunga dan banyak sekali orang yang datang ke rumahnya.

Karena bingung, Rama pun bertanya pada salah satu orang yang ada di sana, "Permisi pak. Apa saya boleh tanya? Emm ini ada acara apa ya?"

"Oh ini acara pertunangannya Aman dan pacarnya Sinta." Rama yang mendengar hal itu terkejut. Ia tidak yakin kalau Sinta akan pergi meninggalkannya seperti ini.

Rama pun masuk ke dalam.

Sinta hendak memakaikan cincin di jari manis Aman, namun tiba-tiba Rama datang dan berteriak, "Berhenti!"

Sinta pun menghentikan aktivitasnya itu seketika dan memandang Rama.

"Kenapa kau kemari?"

"Sinta, aku hanya ingin minta maaf padamu. Aku tahu, aku telah melakukan kesalahan. Tapi aku mohon jangan menghukum ku seperti ini. Aku mencintaimu Sinta. Dan aku juga tahu kalau kau juga mencintaiku seperti dulu. Tapi kenapa kau harus berbohong seperti ini? Kenapa kau ingin mengorbankan cintamu seperti ini? Jangan lakukan ini Sinta... Aku mohon," pinta Rama.

"Aku tidak mencintaimu!"

"Aku tidak percaya, kalau kau tidak mencintaiku. Bisakah kau membuktikannya? Tolong.." pinta Rama. Sinta hanya diam.

Rama tersenyum.

"Kau tidak bisa melakukannya." Sinta menggeleng. Dia sudah mulai geram dengan tindakan Rama itu kemudian mengajaknya keluar.

"Kau butuh bukti kan? Aku tidak mencintaimu, sekarang lebih baik kau pergi dari sini," usirnya. Rama menatap Sinta dengan bingung.

"Tapi Sinta?"

"Dengar, aku tidak sanggup lagi untuk bersamamu, daripada kau harus menderita karena cintamu bertepuk sebelah tangan, lebih baik kau lupakan aku," ujar Sinta. Rama menunduk.

"Baik, jika itu maumu, aku akan pergi. Selamat tinggal," ucap Rama kemudian pergi meninggalkan Sinta.

Sinta hanya diam. Ia kembali masuk dan hendak melanjutkan pertunangannya.

"Maaf, atas yang terjadi tadi," ucap Sinta. Semua hanya diam.

"Bisa kita lanjutkan pertunangan ini?" Aman menggeleng.

"Tidak perlu. Pertunangan ini dibatalkan. Aku sudah tahu semua kebenarannya bahwa kau berbohong berpura-pura tidak mencintai Rama. Jika kau dan dia masih saling mencintai, lalu kenapa aku harus menikah denganmu kalau hatimu bukan milikku, tapi miliknya?" tanya Aman. Sinta menunduk.

"Iya, Nak. Kalau kau masih mencintai Rama, lebih baik kau kembali padanya," timpal bibi Rianti.

"Aku minta maaf." Semua hanya diam.

Bukan hanya Aman yang sedih, keluarga pun juga ikut sedih karena melihat pertunangannya yang gagal dan pernikahannya yang dibatalkan.

Sinta pergi ke kamarnya dan menangis. Ia berdiri memandangi Rama di balik jendela kaca kamarnya.

Mereka saling bertatapan dan hanya diam.

Rama lalu pergi dari rumah Sinta.

Di sepanjang jalan, ia menunduk seolah harapannya telah hilang dan merasa patah hati melihat Sinta bertunangan dengan Aman. Ia benar-benar putus asa.

Tiba-tiba hujan turun, bukannya berteduh, Rama justru duduk di pinggiran jalan sehingga bajunya basah kuyup.