Chereads / Daisy Chain / Chapter 12 - Foto Keluarga

Chapter 12 - Foto Keluarga

Setelah kejadian ribut antara Ella dan Irene, Daisy langsung membawa Ella menuju rumahnya. Karena Ella ingin main ke rumah Daisy, Daisy memutuskan untuk menaiki mobil Ella dan meninggalkan mobilnya di parkiran sekolah.

Saat Ella dan Daisy sudah sampai di rumah Daisy. Daisy langsung mengajak Ella masuk kedalam rumahnya. Daisy menyuruh Ella untuk tunggu di ruang tamu terlebih dahulu karena Daisy ingin ke dapur untuk menyuruh bi Surti menyiapkan cemilan dan minuman untuk Ella dan dirinya.

"Oh iya, lo mau minum apa?" tanya Daisy sambil menutup pintu rumahnya kembali.

"Adanya apa aja?" tanya Ella.

"Teh, kopi, jus, susu, and sirup," ucap Daisy yang menyebutkan minuman yang ada di rumahnya.

"Air putih aja deh," ucap Ella yang jalan menjauh dari Daisy menuju sofa. Saat mendengar ucapan itu Daisy merasa nyesel sudah menyebutkan satu persatu menu minuman yang ada di rumahnya.

"Air putih nih?" Daisy yang menanyakan lagi ke pada Ella.

"Iya," jawab Ella yang sedang memainkan ponselnya.

"Oke," ucap Daisy. Daisy memiliki rencana balas dendam kepada Ella. Ngapain coba Ella menyuruhnya menyebutkan minuman apa saja di rumahnya kalau yang ia pilih akhirnya Air Putih. Sungguh menyebalkan.

"Bibi...." panggil Daisy.

"Iya ada apa non?" Bi Surti yang langsung datang menghampiri Daisy.

"Tolong siapin cemilan dong bi," pinta Daisy sambil mengambil gelas.

"Ada tamu non?" Bi Surti yang sudah mulai menyiapkan cemilannya.

"Iya bi, tamunya itu temen Lia," jawab Daisy yang mulai menuangkan air putih kedalam gelas yang tadi ia ambil.

"Owalah... temennya non Lia toh," seru bi Surti.

"Loh, loh kok dikasih garem sih non Lia air minumnya?" tanya Bi Surti bingung.

"Ahk anu bi temen Lia itu suka yang gurih-gurih sama yang asin-asin jadi dia kalo mau makan atau minum harus yang rasa gurih sama asin," jelas Lia.

"Pasti non Lia mau isengin temennya yaa?" tebak bi Surti yang 100% benar.

"Heheheh kok bi Surti tau sih?" Daisy memegang tengkuk lehernya.

"Tapi Bi Surti jangan marah dulu sama Lia," mohon Daisy.

Karena walaupun Bi Surti ini adalah ART di rumah ini. Bi Surti itu juga menggantikan kedua orang tua Daisy. Karena dulu orang tua Daisy sangat sibuk jadi kalau Daisy berbuat salah pasti selalu di marahi oleh Bi Surti. Kalau ada tugas sekolah yang Daisy tidak mengerti pasti Daisy meminta bantuan kepada Bi Surti.

"Lia itu kesel sama temen Lia," Daisy yang mulai menjelaskan.

"Kenapa?" tanya Bi Surti.

"Daisy kan di suruh sebutin minuman yang ada di rumah ini sama Ella ehh pas Daisy selesai nyebutin Ella malah minta air putih aja. Ngapain coba nyuruh-nyuruh segala tinggal bilang aja maunya air putih," jelas Daisy sambil memanyunkan bibirnya.

"Ganti minuman nya non, gak boleh begitu," suruh Bi Surti.

"Tapi Bi__"

"Non Lia,"

Daisy menggigit bibir bawahnya sambil berfikir "Yaudah Lia ganti," ucap Daisy yang langsung membuat airnya dan menganti airnya dengan sirup rasa jeruk.

* * * *

Karena Ella bosen dengan ponselnya, Ella akhirnya meletakkan ponselnya di atas sofa dan melihat-lihat sekeliling ruang tamu. Ella begitu terkejut karena di ruang tamu banyak sekali guci-guci mahal dan antik. Karena ayah Daisy suka sekali mengoleksi guci-guci yang mahal dan antik.

Namun ada satu hal yang membuat Ella sangat-sangat terkejut. Yaitu saat Ella melihat sebuah foto keluarga di farmer yang begitu besar yang di pajang di dinding.

Di foto tersebut ada empat orang sepertinya dua orang yang terlihat sedikit lebih tua adalah Ayah dan Ibunya Daisy, satu perempuan yang Ella tebak itu adalah Daisy dan satu laki-laki yang Ella tebak juga itu adalah kakak Daisy.

Yang membuat Ella terkejut yaitu adalah foto ayah Daisy dan Ibunya Daisy. "Gila ternyata gue sahabatan sama anak konglomerat."

Kedua orang tua Daisy memiliki perusahaan besar di mana-mana dan anak-anak perusahaan nya juga sangat banyak. Bahkan kedua orang tua Daisy memiliki perusahaan besar di luar negri.

"Tapi kok Daisy gak pernah kasih tau kek gue ya? terus juga kok gue baru tau kalo keluarga Adhiwijaya punya anak perempuan yaitu Daisy," bingung Ella. Memang keluarga Adhiwijaya tidak pernah memberitahu ke publik kalau mempunyai anak perempuan.

"Gue taunya cuman Kak Dony sama satu lagi siapa ya namanya, kok gue lupa sih," ucap Ella yang menggigit kuku jari telunjuknya seperti orang yang sedang berfikir.

Tak lama kemudian Daisy kembali dari dapur dengan nampan berisi cemilan seperti biskuit, chiki, dan ada beberapa permen. Tak lupa di nampan tersebut juga ada dua gelas sirup jeruk.

Kedatangan Daisy membuyarkan pikiran Ella. "Kebetulan banget lo dateng," Ella yang langsung menghampiri Daisy.

"Kenapa?" tanya Daisy yang sudah mulai memakan cemilan nya yang tadi ia bawa.

"Kok lo gak kasih tau kek gue sih kalo lo itu anak dari keluarga Adhiwijaya?" protes Ella menghampiri Daisy.

"Kan kita udah sahabatan..." sambung Ella.

"Udah gue kasih tau kok, bahkan gue kasih tau ke satu kelas," jawab Daisy sambil mengunyah kripik singkong.

"Kapan? kok gue gak tau." Ella yang duduk di samping Daisy lalu mengambil segelas sirup jeruk yang dibawakan oleh Daisy tadi.

"Lo inget gak pas kita dihukum suruh memperkenalkan diri terus nyanyi di depan kelas?" tanya Daisy.

"Inget," jawab Ella.

"Nah di situ kan gue memperkenalkan diri sebagai Daisy Aurellia putri A. Putri A itu adalah putri Adhiwijaya," jelas Daisy yang meminum sirup jeruk itu.

"Ya mana gue tau, orang lo bilang nya aja putri A. Jadi gue ngiranya itu Putri Adinda, putri Angel, putri Amelia atau putri A yang lainnya." Ella memakan cemilan yang di bawa oleh Daisy tadi.

"Oh iya nyokap sama bokap lo mana?" Ella yang sadar bahwa dari tadi tidak ada kedua orang tua Daisy.

"Lagi kerja. Yaa... lo tau lah nyokap sama bokap gue tuh super duper sibuk banget ngurusin perusahaannya yang ada di mana-mana," jawab Daisy dengan sombongnya. Ella yang mendengar jawaban Daisy langsung melirik Daisy dengan tatapan tajamnya.

"Dasar tukang pamer!" Ella melempar bantal sofa ke arah Daisy.

Saat Ella dan Daisy sedang asyik mengobrol, tiba-tiba ponsel Ella berbunyi yang menandakan ada telpon masuk. Ella yang mendengar ringtone ponselnya langsung mengangkat telpon nya.

"Hallo bi?"

"Was! er will keine Medizin nehmen?"

(Apa! dia tidak mau minum obat?) Ella yang berbicara menggunakan bahasa Jerman.

"Ich gehe nach Hause,"

(Saya pulang sekarang,) Ella yang langsung menutup sambungan telepon nya.