Ella menghampiri Daisy dengan sedikit berlari hingga membuat rambut Ella berterbangan karena jepit rambut Ella di ambil oleh Daisy untuk buka pintu gudang tadi.
"DAISY!! kenapa lo tinggalin gue sendirian di gudang?"
"Udah dua kali lo tinggalin gue tau!"
"Lah kan gue udah ngajak lo tadi," jawab Daisy.
"Kapan? Kok gue gak denger," tanya balik Ella.
"Mangkanya jangan ngoceh mulu. Orang ngomong jadi gak denger kan..." padahal sebenarnya Daisy tidak mengajak Ella. Daisy pergi begitu saja dan meninggalkan Ella. Siapa tau setelah dirinya mengatakan hal seperti ini kepada Ella, Ella akan berhenti mengoceh. Untung di dirinya karena kuping nya tidak merasakan sakit lagi dan untung di Ella karena mulutnya bisa beristirahat.
"Jadi gak nih minta tanda tangan nya? Sebentar lagi waktu kalian habis karena batas waktunya jam 10.00 dan sekarang sudah jam 09.58," ucap Rian agar dua wanita ini bisa berhenti adu argumen.
Rian Alveno Aldinata atau yang lebih akrab di sapa Rian. Rian adalah Ketua OSIS dan most wanted SMA Harapan Bangsa.
Daisy dan Ella yang mendengar ucapan Rian langsung menyodorkan buku tulis dan pulpen ke Rian agar bisa di tanda tangan oleh Rian dan setelah itu misinya selesai.
Setelah menanda tangani buku Daisy dan Ella. Rian menatap wajah Daisy dengan mata berkaca-kaca. Rasa ingin memberitahu Daisy tentang dirinya tapi Daisy tidak bisa karena ia sudah berjanji kepada sang Ayah.
#Flashback On
Panji dan Rani ikut menjemput Arya Mahendra ayah kandung Rian di bandara. Arya adalah sahabat Panji. Mereka bersahabat sejak SMA hingga sekarang mereka masih menjalin persahabatan nya dengan baik.
"Hey Panji, sudah lama kita tidak bertemu," sapa Arya dengan hangat sambil menepuk pundak Panji.
"Di mana Lia? Apa dia tidak ikut?" tanya Arya sambil melihat sekeliling nya.
"Hari ini, hari ke tiga Lia MOS di sekolah jadi aku tidak ingin mengganggu Lia," ucap Panji.
"Ah begitu rupanya." Arya.
"Yasudah sekarang kita pulang kau pasti butuh istirahat," ucap Hilda istri Arya.
"Panji, Rani kalian berdua mampir ke rumah kami ya... Sudah lama kita tidak berbincang-bincang." sambung Hilda.
"Iya Hilda, lagi juga kami berdua ingin membicarakan satu hal yang penting dengan kalian terutama Rian," ucap Rani sambil melirik Panji.
"Wah.. kebetulan sekali. Yasudah kalau gitu mari."
* * * *
Sekarang Panji dan Rani sudah berada di kediaman Mahendra mereka semua berkumpul di ruang tamu termasuk Rian.
"Om, Tante ada apa?" tanya Rian kepada Panji dan Rani.
"Kata Mama sama papa Om pengen bicara sesuatu sama Rian." sambung Rian.
"Rian, Lia sekarang sudah sekolah di SMA Harapan Bangsa, sekolah milik Mahendra ayah kamu." Panji yang memulai pembicaraan.
"Dan tadi kata Ayah kamu, kamu Ketua OSIS di sekolah." Rian yang masih mendengarkan pembicaraan Panji.
"Om minta tolong sama kamu Rian. Tolong jaga Lia karena kamu satu-satunya orang yang Om percayai untuk menjaga Lia dan kamu juga satu-satunya sahabat Lia," ucap Panji.
"Tanpa Om suruh Rian akan selalu jaga Lia, kan Rian Sahabat Lia," ucap Rian.
"Dan satu lagi Nak Rian, jika nanti Lia tidak mengingat siapa kamu jangan paksa Lia untuk mengingat nya," ucap Rani.
"Kenapa Tante, kenapa Lia tidak mengingat Rian?" tanya Rian.
"Karena Lia Amnesia," ucap Rani yang sekarang wajahnya berupa menjadi sedih.
"Am, Amnesia??" tanya Rian yang sama sekali tidak percaya dengan apa yang di katakan Rani.
"kenapa bisa Lia Amnesia Tante, Om?" tanya Rian kepada Panji dan Rani.
"Cerita nya panjang. Intinya kamu jangan paksa Lia untuk mengingat semuanya." pinta Panji.
"Tapi kenapa? Bukan nya itu bagus kalo Lia bisa kembali mengingat semuanya?" Rian berdiri karena tak habis pikir dengan jalan pikiran nya Panji dan Rani.
"Itu hanya membuat Lia kembali bersedih dan itu tidak baik untuk kami berdua," ucap Rani yang sekarang sudah menangis.
"Rian, kamu sebagai sahabatnya Lia pasti tidak ingin Lia bersedih bukan?" tanya Panji yang tangan nya masih merangkul Rani yang sedang menangis.
"Jadi Om mohon jangan paksa Lia dan jangan buat Lia mengingat semuanya kembali," ucap Panji dengan mata berkaca-kaca.
"Tapi__"
"Rian." Final Arya yang membuat Rian tidak bisa menolak dan Rian langsung pergi keluar rumah dan mengendarai mobil nya entah Rian mau pergi kemana itu hanya Rian yang tau.
#Flashback Off
"WOY!" Daisy yang membuat Rian kaget dan sadar dari lamunan nya.
"Lo apa-apaan sih! Lo mau buat gue jantungan huh?" tanya Rian.
"Lo yang apa-apaan dari tadi ngelamun gak jelas." balas Daisy. Habis Daisy tak habis pikir dengan ketua OSIS nya yang satu ini. Jadi jangan salahkan Daisy jika Daisy berbicara seperti ini kepada nya.
"Oh ya," ucap Daisy.
"Emmm... Siapa nama lo?" tanya Daisy.
"Lo gak bisa baca Name Tag yang ada di seragam gue?" tanya Rian dengan nada mengejek.
"Oke. Rian, Lain kali jangan bikin kegiatan MOS kaya gini. Lo tau gak gue tuh sama murid yang lain capek nyariin lo, sampe-sampe gue sama murid yang lain kelilingin sekolah ini tau gak?" omel Daisy.
"Gue itu bikin acara MOS kaya gini supaya gue bisa ketemu sama lo," ucap Rian secara tidak sengaja.
"Hah? Ketemu sama gue?" bingung Daisy.
Rian yang menyadari kebodohan nya langsung meralat perkataan nya barusan. "Maksud gue... Ya suka-suka gue dong! Gue kan ketos di sini."
"Sombong banget lo ya. Jadi Ketua OSIS aja laga nya udah kaya pemilik sekolahan," ucap Daisy yang mulai gondok dengan Rian.
Ella yang sedari tadi diam saja mulai menghitung dalam hati. Karena Ella sudah mencium aroma pertengkaran. "Satu, Dua, Tiga."
"Ya iya dong hidup tuh harus di campuri oleh bumbu-bumbu kesombongan. Jangan bumbu-bumbu cintah!" ucap Rian.
Daisy yang sudah mulai naik pitam dengan perkataan yang diucapkan oleh Rian.
"Ketos nyebelin!" ucap Daisy penuh amarah.
"Cewek bar-bar." balas Rian tak mau kalah.
"Cowok sok cool!"
"Cewek petakilan."
"Kanebo kering."
"Hah?" ucap Rian.
"Dasar cewek jadi-jadian."
Ella yang merasa jengah dengan pertengkaran ini akhirnya meleraikan merek berdua.
"Daisy, Rian stop it." Ella yang berdiri tepat di antara Daisy dan Rian.
Ella langsung menarik tangan Daisy. "Kemana?" tanya Daisy.
"Udah ayok ikut aja." Ella yang berusaha membawa Daisy menjauh dari Rian agar keributan ini bisa berhenti.
"Gak mau Ella! Gue tuh masih kesel sama nih orang, gue mau keluarin unek-unek gue!" Daisy yang berusaha menahan tarikan Ella tapi ternyata tenaga Ella sangat kuat.