Setelah menghabiskan waktu dengan menaiki hampir semua wahana di Dufan, Daisy dan Rian memutuskan untuk makan di salah satu restoran yang letaknya tidak jauh dari taman hiburan tersebut.
Tadi pagi Rian tiba-tiba datang ke rumah Daisy, mengajak kekasihnya jalan-jalan mumpung hari ini hari minggu.
Karena bingung ingin pergi kemana, Daisy menyarankan untuk pergi ke Dufan. Kebetulan ia belum pernah ke sana.
Padahal Daisy sudah pernah ke sana sebelum kecelakaan yang menyebabkan dirinya menjadi amnesia hingga sekarang. Mangkanya Daisy tidak ingat dan bilang ke Rian bahwa ia tidak pernah ke Dufan.
Setelah bangun dari komanya Daisy pergi dan menetap di German sampai lulus SMP lalu melanjutkan sekolah SMA nya di Indonesia, itupun Daisy yang memaksa jika tidak mana mungkin ia sekarang berada disini.
Namun saat Daisy dan Rian memasuki salah satu restoran mereka berdua dikejutkan dengan suara melengking dari Ella. Karena merasa terpanggil, Daisy dan Rian menoleh ke arah sumber suara.
Terlihat jelas di meja paling pojok dekat jendela ada lima orang yang sedang melambaikan tangannya seperti seorang yang sedang menyerah dalam uji nyali di rumah-rumah berhantu, menurut Rian.
Saat melihat ada Ella dan Riska, Daisy langsung pergi begitu saja menghampiri kedua sahabatnya dan meninggalkan Rian yang wajahnya tampak sedikit kesal.
Niat hati ingin makan romantis berdua dengan Daisy, tapi jadi gagal. Semuanya sirna saat sahabat-sahabatnya itu ada disini.
Rian tau pertemuan ini bukan pertemuan secara kebetulan tetapi pertemuan yang disengaja. Ya, sahabatnya itu ingin mengacaukan kencan dirinya dan Daisy.
"Hai! kok kalian bisa ada disini?" Daisy memeluk Ella dan Riska.
"Gak tau nih sih Denta yang nyetir, kita mah ngikut aja," jawab Galang sekenanya.
Denta yang dituduh hanya pasrah saja sambil memainkan handphone nya. Toh, Rian tau jika dirinya dijadikan korban tuduhan.
Rian menarik kursi di sebelah Riska dan mempersilahkan Daisy duduk. "Terima kasih," ucap Daisy.
Rian duduk di sebelah Daisy sambil mendengus kesal saat mendengar ucapan dari Galang, sementara Daisy hanya menganggukkan kepalanya.
"Lo kenapa sih Rian? kayanya emosi banget." Bobby menyadari perubahan raut wajah kesal Rian.
Rian sama sekali tidak menanggapi pertanyaan dari Bobby, ia langsung mengambil buku menu yang tergeletak di atas meja dan memanggil pelayan restoran.
"Saya pesan Falscher hase dua sama Apfelstrudel dua," pesan Rian kepada pelayan yang sekarang sedang mencatat menu yang di pesan olehnya.
Restoran yang menjadi pilihan Daisy adalah restoran yang tidak hanya menyediakan menu makanan Indonesia tetapi menu dari berbagai negara. Seperti Jepang, Korea, Hong Kong, Jerman, Filipina sampai Italia.
Falscher hase merupakan makanan khas Jerman yang terbuat dari daging cincang yang dicampur dengan telur, tepung, dan bawang.
Kemudian dagingnya disajikan dengan cara diiris pipih dan diberi bumbu saus di atasnya. Cocok untuk dimakan bareng kentang layaknya steak pada umumnya.
Daisy menatap Rian dengan tatapan heran. Karena menu yang di sebutkan oleh Rian adalah makanan favorit nya.
Bagaimana Rian bisa tau padahal ia belum memberi tau semua makanan favoritnya.
"Minuman nya?" tanya pelayan tersebut.
Bukan nya menjawab Rian malah melihat Daisy yang kebetulan juga sedang memperhatikan Rian. Sambil mengangkat sebelah alisnya yang seperti bertanya kepada Daisy 'Ingin minum apa?'
"Ah? ah itu Blue Ocean Soda," ucap Daisy yang sadar dari lamunannya.
"Blue Ocean Soda satu sama Virgin Mojito nya satu." Setelah mencatat pesanan pelayan tersebut kembali ke meja kasir untuk memberikan daftar pesanan.
Blue Ocean Soda adalah minuman yang di campur sirup jeruk dan soda biru. Sedangkan Virgin Mojito minuman yang dicampur white rum, lime juice (limau), air putih jernih dan daun mint.
Hanya saja nama minuman ini berubah menjadi Nojito (virgin mojito), atau Mojito tanpa alkohol.
"Kalian gak mau mesen makanan atau minuman?" Daisy yang sadar bahwa meja makan yang ia tempati masih bersih tidak ada satupun piring atau minuman.
"Kita semua udah mesen duluan tadi. sebentar lagi juga dateng makanan nya." Daisy menganggukkan kepalanya saat mendengar jawaban dari Riska.
Tak butuh waktu lama, makanan yang dipesan oleh mereka semua sekarang sudah tersaji di atas meja.
"Wahh makanannya udah sampe." Galang memperhatikan makanan yang ada di atas meja dengan tatapan ngiler.
"Apa sih lo? jangan norak deh jadi human," celetuk Riska sambil mengaduk-ngaduk jus strawberry dengan sedotannya.
"Bodoamat." Galang mengambil makanan yang dipesannya lalu ia langsung memulai ritual makannya tanpa memperdulikan yang lain.
"Astaga Galang, kalo makan tuh pelan-pelan," ucap Ella saat melihat cara makan Galang yang terburu-buru.
"Maklumin aja, dia kan belum makan dari bulan kemarin," celetuk Denta.
Galang sama sekali tidak perduli dengan celotehan dari Riska, Ella dan Denta. Sekarang Galang hanya memfokuskan dirinya dengan makanan.
"Kalian ngapain sih dateng ke sini?" Rian yang akhirnya bertanya kepada sahabatnya, walau sebenarnya tanpa bertanya pun ia tau jawabannya.
"Ya... buat makan lahh," jawab Denta sekenanya.
"Tau lo begitu aja pake nanya," timpal Galang yang masih asyik makan.
"Maksud gue... lo pada sengaja kan dateng ke sini? sengaja mau ngerusak acara gue sama Daisy, iya kan?" tanya Rian sambil berusaha menahan emosinya.
"Heh! sebelum lo ke sini, kita berlima udah nangkring di sini tau!" kesal Riska sambil menunjuk Rian dengan garpu.
"Eumm bener tuh! terus gue ngeliat lo sama Daisy yaudah deh kita panggil aja buat ngajakin makan bareng." Ella membenarkan ucapan Riska.
Bobby menunjuk-nunjuk Rian dengan stik kentang tepat di depan wajah Rian, hingga Rian memundurkan wajahnya sedikit. "Nih ya kalo lo berduaan aja sama Daisy nanti yang ketiga itu setan." Setelah itu Bobby memasukkan stik kentang kedalam mulutnya.
"Dan setannya itu lo berlima!" Kesal Rian. Namun teman-temannya itu malah kembali sibuk makan tanpa ada rasa bersalah sedikitpun.
Rian hanya bisa menghembuskan napasnya lalu menatap Daisy yang sedang tertawa geli sambil memotong telur yang ada di tengah-tengah daging.
Dengan melihat tingkah lucu Daisy, itu membuat kekesalan dalam diri Rian hilang entah kemana.
Tanpa sadar Rian mengusap kepala Daisy, hingga membuat Daisy kaget. Rian tersenyum saat pandangannya bertemu dengan mata hazel milik Daisy. Sementara Daisy hanya tersenyum kikuk seperti orang yang terciduk.
* * * *
Rian dan Daisy sekarang sudah berada di dalam mobil. Sementara Ella, Riska, Galang dan Bobby berada di dalam mobil Denta.
Karena mereka berempat nebeng di mobil Denta, maka dari itu ia harus mengantar mereka semua ke rumahnya masing-masing seperti supir yang sedang mengantar murid TK pulang ke rumah.
Dalam perjalanan Rian merasa aneh dengan Daisy. Entah mengapa setelah keluar dari restoran, Daisy hanya melamun. Biasanya Daisy suka berbagi cerita atau bernyanyi tapi kali ini ia tidak melakukan hal itu.
Karena sedari tadi Daisy dipanggil tidak menyahut sama sekali, Rian memutuskan untuk memberhentikan mobilnya dipinggir jalan. Kebetulan jalanan lagi tidak macet.
Bahkan mobil berhenti pun Daisy sama sekali tidak menyadarinya. Daisy masih saja tetap melamun kearah luar jendela.
Rian menepuk pundak Daisy dan itu berhasil menarik kesadaran Daisy. "Ada apa? kenapa mobilnya berhenti?"
"Kamu gak apa-apa?" tanya Rian.
"Hemm?" Daisy yang tidak mengerti dengan pertanyaan dari Rian.
"Dari tadi kamu itu ngelamun terus, aku ajak ngobrol malah kamu cuekin. emangnya ada apa? apa yang kamu pikirin sampe ngelamun kaya tadi?" Rian yang mengubah duduknya sedikit menyamping ke arah Daisy dan tangan kirinya memegang pundak kursi yang di duduki oleh Daisy.
Daisy sama sekali tidak menyangka, karena memikirkan hal itu ia jadi melamun dan mengabaikan Rian.
"Bukan apa-apa, aku cuman kecapean aja," jawab Daisy. Sebenarnya ia sama sekali tidak ingin berbohong tapi sebaiknya ia rahasiakan saja hal itu, daripada nanti Rian ikut pusing juga memikirkan hal ini.
"Yakin?" tanya Rian untuk memastikan.
"Yakin, ahh ayok nyalain mobilnya aku udah capek banget, mau cepet-cepet sampe ke rumah terus istirahat." Daisy mendorong Rian untuk duduk menghadap ke depan dan kembali menyetir.