Dengan langkah gontai, Hana keluar dari tempat bekerjanya, seolah hampir tidak percaya atas hal yang terjadi hari ini. Tugasnya untuk mencocokkan pakaian Army sudah selesai, tapi otaknya hampir berhenti berpikir saat mendapati Tae-Yeong di antara mereka. Seakan-akan otaknya tertinggal di ruang peraga karena Tae-Yeong terus memandanginya.
"Apa yang sudah aku lakukan?" Hana memegang kedua pipi seraya menghela napas. Bagaimana jika member Army menyadari tatapan Tae-Yeong lalu curiga pada mereka? Kalau sampai para member curiga, atau paparazzi itu mengetahui hal ini, bisa-bisa karir Army juga tamat, tepatnya karir Tae-Yeong. Bagaimana bisa ia membiarkan Tae-Yeong yang tidak terlibat sama sekali ke dalam skandal kebodohan ini?
Hana berkali-kali menarik napas. Ia harus berusaha menenangkan diri karena jantungnya berdebar cepat. Sejak memasuki ruangan, Hana harus berusaha keras agar degup jantung dan rona wajahnya tidak menarik perhatian.