Chereads / Return to Polaris / Chapter 33 - Chapter 32

Chapter 33 - Chapter 32

Aku berlari melalui malam mengejar mimpi

Menuju masa depan yang ingin kuraih

Untuk sebentar saja

Kumohon jangan berubah

***

"Tak kusangka selera Kim Seung-Yeol serendah itu sekarang. Mengencani seorang stylist seakan tidak memikirkan konsekuensi yang harus kalian tanggung. Ah, atau jangan-jangan E-X dianggap tidak menghasilkan lagi makanya para member dibiarkan berkencan?" Eun-Soo berucap dengan nada sombong seraya memandang Loey dan Hana bergantian.

Loey mengatupkan rahangnya rapat, berusaha tidak terpancing dengan ocehan Eun-Soo. Tangan Hana yang menggenggamnya sudah lebih dari cukup sebagai penenang, mengisi celah kosong jemarinya seakan percaya pada Loey.

Loey membalas tatapan tajam Eun-Soo. "Aku tahu kau membenciku. Aku tahu kau muak melihatku. Seleraku rendah? Bahkan aku ingin bilang bahwa seleraku meningkat setelah melepasmu. Hana memang perempuan biasa, dia tidak secantik kau atau idol perempuan lainnya tapi dia tidak pernah menyembunyikan kelemahannya seperti dirimu. Ia tampil apa adanya, mengisi kekurangannya, tidak seperti kau yang bisanya menyalahkan orang lain atas kegagalanmu."

Sontak Eun-Soo mengepalkan tangannya ketika kalimat tajam itu menusuk telinganya. "Wah, jadi benar kalian berkencan? Oh, siapa yang bilang aku tidak mampu menutupi kekuranganku? Apa kau tahu penderitaanku selama ini? Jawab aku, Kim Seung-Yeol!"

"Harusnya aku yang mengatakan itu padamu. Kau bicara seolah kau tahu perasaanku, perjuanganku, dan sesuatu tentang diriku. Kau tidak tahu apa-apa! Kau hanya tahu kau dikeluarkan, kau hanya tahu aku sukses, kau hanya tahu aku menggapai semuanya dengan mudah! Kau tidak tahu segila apa ketika aku mencarimu, dan menantikan kau kembali. Kau juga tidak tahu penderitaan yang aku rasakan selama bertahun-tahun ketika aku putus asa menunggumu!" Loey mengatakannya dengan lantang. Hana bisa merasakan genggaman Loey semakin erat, menandakan lelaki itu butuh ditenangkan.

Eun-Soo menyeringai sambil menajamkan tatapannya. "Putus asa? Kau putus asa menungguku untuk kembali padamu? Apa kau gila? Kau bahkan sering dirumorkan kencan dengan idol perempuan lain! Bahkan sekarang aku melihatnya sendiri. Kau telah menemukan penggantiku, seorang perempuan rendahan yang tidak akan pernah setara denganmu apalagi menyaingiku."

"Perempuan rendahan? Kau adalah perempuan paling rendah yang pernah aku temui dan mencintaimu adalah kesalahan terbesar yang pernah aku lakukan. Perempuan ini, perempuan yang kau hina ini jauh berbeda denganmu! Arogan, sombong, egois, itu adalah kau! Kau tidak tahu apa-apa. Kau tidak tahu apa-apa tentangku atau perempuan ini. Jadi lebih baik kau diam dan jangan banyak bicara sebelum aku benar-benar membungkam mulut busukmu itu."

"Hentikan, Eun-Soo ayo pergi." Temannya menarik-narik lengan Eun-Soo, berharap perseteruan ini berakhir, tapi yang terjadi malah sebaliknya.

Ketegangan semakin menajam. Hana memperhatikan Loey yang kemarahannya mulai memuncak. Hana juga khawatir jika Loey tidak bisa mengendalikan dirinya dan membuat mereka menjadi pusat perhatian. Ia tidak ingin orang-orang tahu bahwa lelaki di sampingnya ini adalah Kim Seung-Yeol alias Loey E-X.

Hana menatap Eun-Soo dengan tenang. Ia harus mengendalikan ucapan agar tidak memperparah keadaan. "Aku tahu kau membenci Loey dan tidak suka melihatku. Tapi hubungan kalian sudah lama berakhir dan sudah sepantasnya kau berhenti membahas masalah itu. Kau sudah memiliki kekasih dan Loey harus melanjutkan hidupnya dengan tenang. Ah, lagipula aku bukanlah kekasihnya. Aku hanya fansnya yang beruntung. Kurasa kau juga perlu belajar tata bahasa. Biasa dan rendahan itu beda arti. Aku hanyalah perempuan biasa, tapi aku bukan perempuan rendahan. Aku menghargai privasi kalian, jadi aku tidak akan menanyakan masalah di masa lalu. Tapi, aku tidak akan membiarkanmu menyakiti Loey karena aku menyayanginya."

Loey menoleh ke arah Hana yang tersenyum manis, bahkan perempuan itu terlihat tenang di hadapan Eun-Soo. Bahkan Loey hampir tersenyum bahagia saking senangnya mendengar kalimat Hana barusan terutama "karena aku menyayanginya". Kalimat itu seolah menjadi sumber energi tidak terbatas.

"Fans? Apa kau sangat memujanya? Apa kau tidak takut wajahnya itu palsu? Ya ampun, kau benar-benar konyol."

"Ya, aku sangat mencintainya. Bukan hanya Loey, tapi seluruh anggota E-X. Mereka berarti bagiku. Mereka yang menyelamatkanku. Aku tidak peduli apakah mereka melakukan operasi plastik atau tidak, yang aku tahu adalah aku menyukai mereka dan itu tidak akan pernah berubah," jawab Hana dengan wajah tenangnya.

Tawa Eun-Soo lepas ketika mendengar kalimat konyol tapi seakan memukulnya dengan palu besar. "Kau tidak tahu apa-apa tentang Loey. Kau akan menyesal."

"Menyesal? Aku tidak akan menyesal, tidak akan pernah menyesal. Aku memang tidak tahu tentang masa lalu Loey. Aku tidak peduli seburuk apa dia di masa lalu. Semua orang bisa berubah, termasuk Loey dan aku akan menemaninya untuk berubah, untuk melupakanmu," ujar Hana penuh keyakinan.

Eun-Soo yang sudah siap melayangkan kepalan tangannya ke wajah Hana dihentikan oleh temannya, Taehyun. Taehyun menatap tajam Eun-Soo, seakan mengatakan ia tidak suka cara Eun-Soo membalas ucapan Hana.

"Kau tidak bisa bermain kasar sesukamu. Aku tidak akan memaafkanmu jika kau sampai memukul orang lain," ujar Taehyun sembari menarik Eun-Soo menjauh dari mereka.

Hana lega ketika Taehyun membawa perempuan gila itu pergi. Ia memegang jantungnya yang berdetak cepat. "Ya ampun. Aku benar-benar takut tadi."

Loey terkekeh mendengarnya. Ia berdiri menghadap Hana, memegang bahu perempuan itu sambil tersenyum manis. "Kau keren."

"Benarkan? Aku memang perempuan keren. Jadi kau tidak perlu mengkhawatirkanku."

"Aku akan tetap mengkhawatirkanmu."

"Kenapa?" Hana balik bertanya.

"Kau terlalu keren. Aku jadi takut penggemarku ini akan beralih hati pada orang lain. Kau dengan lantang mengatakan, 'Ya, aku sangat mencintainya. Bukan hanya Loey, tapi seluruh anggota E-X. Mereka berarti bagiku'. Haaa, kenapa aku tidak kepikiran merekamnya ya tadi?" Loey menirukan gaya bicara Hana semirip mungkin, membuat perempuan itu tertawa.

"Ya ampun. Kelakuanmu ini yang membuatku semakin sering dimusuhi. Bayangkan jika Eris lain tahu tentang ini. Ah, mungkin akun media sosialku sudah diserbu, lalu aku diminta klarifikasi minta maaf. Duh, membayangkannya saja sudah membuatku ngeri."

Loey tidak membalas. Ia hanya tersenyum sambil memperhatikan Hana yang terus berceloteh. Mungkin dirinya sudah gila ketika mengharapkan Hana tidak pernah meninggalkannya.

"Hana."

Hana menoleh. "Ya?"

"Terima kasih … sudah memilih E-X. Kami benar-benar beruntung mendapatkanmu."

"Apa, sih? Kok jadi terkesan sedih? Hei, meski nanti Nona Nam kembali dan aku berhenti sebagai stylist kalian, kita tetap bisa bertemu. Aku akan sering-sering memasakkan rendang dan makanan kesukaan kalian. Jadi, jangan bicara seolah kita tidak bisa bertemu lagi."

"Aku tidak membuat suasana jadi sedih, kok." Loey mengangkat bahu. " Tapi, ucapanku tadi itu benar-benar tulus, lho. Aku senang bisa mendapatkan penggemar sepertimu, Kim Hana. Nah, apa yang kau inginkan sekarang? Jalan-jalan? Atau apa?"

Hana terdiam sejenak, mempertimbangkan tawaran Loey. Sebisa mungkin ia tidak ingin melewatkan kesempatan berharga ini. Mungkin saja setelah tugasnya berakhir, mereka akan sulit bertemu. Tapi, apa yang harus mereka lakukan sekarang? Menonton film akan terasa membosankan bagi Hana.

"Bagaimana kalau kita pergi ke tempat favoritku?" Loey menawarkan. "Tempat yang sangat indah. Aku yakin kau menyukainya."

"Boleh juga. Aku ingin tahu tempat kesukaan Loey seperti apa."

Sambil tersenyum lebar, Loey menggenggam Hana lalu kembali melangkah. Untuk sesaat saja, Loey ingin membuat Hana bahagia.