Sesuai perkiraan, pengunjung taman bermain saat itu sangat ramai. Loey harus benar-benar teliti memastikan tidak ada media atau fans yang mengikuti atau mengenalinya. Namun, tiba-tiba Hana menarik lengan Loey dan menunjuk wahana bumper car.
"Ayolah, setidaknya kita harus bersikap normal agar tidak ada yang curiga," ujar Hana memaksa Loey untuk bergabung dengannya. Awalnya Loey tampak ragu, takut ada orang yang mengenalinya, tapi akhirnya ia menurut dan bergabung dengan Hana.
Hana sengaja menabrak-nabrakkan mobilnya pada Loey, berniat membuat lelaki itu membalasnya. Meski awalnya agak kaku, akhirnya Loey mulai menikmatinya. Ia membalas Hana, membuat mobilnya dan Hana beradu. Hana tertawa lepas dan Loey ikut tertawa. Pikiran tentang fans, media atau Eun-Soo perlahan memudar dari benak Loey saat ini. Hanya senyuman perempuan itulah yang memenuhi benaknya.
Setelah puas mengerjai Loey, kini Hana kembali menarik Loey menuju roller coaster yang dipenuhi teriakan pengunjung yang menaikinya. Loey menolak dan memilih untuk menunggu Hana, tapi Hana tetap bersikeras untuk membuat Loey ikut dengannya.
"Kenapa? Seung-Yeol takut?"
Loey menggeleng. "Tidak! Mana mungkin aku takut."
Senyum jahil Hana terbit. "Baiklah, kita lihat siapa yang berteriak duluan."
Ketika roller coaster itu melaju perlahan, Loey awalnya tidak takut sama sekali, tapi ketika mencapai puncak, spontan Loey menjerit sambil memegangi lengan Hana yang malah tertawa lepas tanpa rasa takut sedikit pun. Hana malah merentangkan tangannya dan tersenyum. Rambutnya dibiarkan tertiup-tiup angin. Beda dengan Hana, Loey malah menjerit ketakutan sambil memegang ujung kemejanya. Ia mengutuk wahana ini dalam hatinya dan hari ini adalah hari di mana harga dirinya sebagai lelaki diinjak-injak.
Melihat Loey begitu tegang, Hana malah tertawa. Ia bisa melihat Loey berpegangan erat-erat dengan ujung kemeja sambil terpejam.
"Tak aku sangka ternyata Loey yang keren di atas panggung sangat takut pada roller coaster," ledek Hana ketika mereka selesai.
Loey hanya terdiam sambil memegang perutnya yang mual. "Terima kasih atas ledekannya," balas Loey.
Hana terkekeh mendengarnya. Setelah melihat Loey agak baikan, Hana kembali menariknya menuju penjual hairband dan memilih-milih hairband berbentuk telinga hewan yang lucu. Ia memasangkan hairband telinga kucing pada Loey dan dirinya. Bahkan Hana meminta penjaga toko untuk memotret mereka berdua.
"Seung-Yeol lucu. Tapi, rasanya telinga kucing kurang cocok. Mau coba yang kelinci? Seung-Yeol kan punya mata yang bulat."
"Tidak mau. Aku ini keren, bukan lucu."
Hana tersenyum kecil sambil melangkah ke kios es krim. Ia membeli dua cone es krim dengan rasa yang berbeda, lalu saling bertukar dengan milik Loey. Ia tersenyum ketika melihat Loey begitu menikmati es krim.
"Apa manajer melarang kalian makan es krim?"
Loey mengangguk. "Iya. Jarang sekali bisa makan sepuas ini."
"Nah, ke mana lagi kita sekarang?" Pandangan Hana kembali mengedar, mencari wahana yang lebih seru. Tapi, tiba-tiba perut Loey berbunyi sangat keras.
"Ahahaha .... Kau lapar? Baiklah aku rasa aku juga lapar saat ini. Dan aku tahu restoran enak di sini," ujar Hana sambil menggandeng lengan Loey dan membawanya menuju restoran terdekat yang ada di sana.
Mereka tiba di restoran dengan desain sederhana. Loey membawa Hana menuju tempat duduk di pojokkan restoran.
"Mungkin tempatnya tidak semewah tempat kau biasa makan, tapi aku bisa jamin makanan di sini lezat," ujar Hana sambil mengacungkan jempolnya.
"Kau biasa makan di sini?" tanya Loey sembari melihat ke sekeliling. Hana menggeleng. "Yoon sering menceritakannya padaku."
Seorang pelayan mendekati meja mereka dan bersiap mencatat pesanan. Hana menyebutkan pesanannya tanpa henti dan itu membuat Loey terperanga.
"Kau akan memakan semua itu?" bisik Loey ketika sang pelayan pergi.
"Aku? Hahaha, jangan bercanda. Kita berdua yang akan menghabiskannya."
"Tunggu, aku tidak bisa makan—"
"Sudahlah! Kau harus makan enak sesekali. Eris tidak suka kalau kau diet terus menerus," potong Hana ketika tahu maksud Loey.
"Apa kau biasa makan sebanyak itu?" tanya Loey lagi.
Hana mengangguk. "Aku kurus dan aku suka makan."
Loey terkekeh mendengar perempuan yang seolah-olah bukan Hana yang biasanya. Perempuan itu benar-benar lepas saat ini, tidak memperdulikan imej anggun atau apa pun itu. Loey akui dirinya suka perempuan yang seperti ini. Perempuan yang menjadi dirinya sendiri ketika bersama seorang lelaki. Tidak menutup-nutupi kekurangannya, malahan dengan bangga muncul sebagai dirinya sendiri. Dengan begitu ia tahu bahwa inilah Hana yang sebenarnya. Ceroboh, tukang makan, pemberani dan blak-blakan.
Tak lama makanan mereka siap. Pelayan itu meletakkan pesanan mereka dan pergi. Loey menatap makanan di hadapannya dengan pandangan tidak percaya. Ia tidak pernah melihat makanan sebanyak ini selama ia debut. Biasanya ia hanya makan sayur rebus atau makanan tidak enak lainnya.
Ketika melihat Loey ragu-ragu memakannya, Hana mengambil beberapa potong daging dengan sumpitnya, lalu menyodorkannya pada Loey, berniat menyuapi lelaki itu. "Kau harus makan. Aku tidak ingin melihat Seung-Yeol kurus,"
Awalnya Loey ragu, tapi akhirnya ia melahap makanan itu. "Enak," ujarnya.
Hana tersenyum kemudian menyuapinya lagi pada Loey, tapi lelaki itu menolak. "Kau juga harus makan," ujar Loey sambil mengambil sumpit dan menyuapinya pada Hana. Sedetik kemudian mereka berdua saling menatap, lalu tertawa bersamaan.
Setelah selesai makan, mereka memutuskan untuk berjalan di bawah pohon-pohon yang masih tertutup salju. Mereka membiarkan sepatu mereka tertutup oleh salju yang masih berjatuhan dengan indahnya. Berkat warna dan gaya rambut Loey yang berbeda hari ini mereka berhasil menghindari kecurigaan orang-orang bahwa Loey sedang berkencan dengan seorang perempuan biasa. Hal ini membuat Hana nyaman karena memang ia tidak biasa menjadi sorotan orang-orang.
Tapi setiap kali ia melirik ke arah Loey, ia semakin berpikir bahwa ia dan Loey memiliki dunia yang berbeda. Loey sangat akrab dengan sorotan, sedangkan ia sangat tertutup. Ia tidak tahu hubungan jenis apa mereka saat ini yang pasti ia tidak ingin banyak berharap. Ia hanya ingin menjadi vitamin sementara untuk idolanya dan ia harap bisa melakukannya. Langkahnya terhenti ketika melihat Loey berhenti, memandang lurus ke depan sama seperti yang Hana lakukan. Pandangan mereka tertuju pada seorang perempuan dengan tubuh langsing dan wajah yang cantik sedang berjalan berdampingan bersama dengan perempuan yang dikenal sebagai leader S0Ne.
Perempuan itu mendekat ke arah mereka bersama dengan temannya. Ia menyeringai sambil menatap Hana dan Loey, seakan ia adalah singa yang siap menerkam mangsanya.
"Wah, aku tidak menyangka akan bertemu denganmu di tempat ini. Apa kalian sedang berkencan? Ah, sepertinya aku mengganggu kalian, ya? Kim Seung-Yeol, ah bukan, Loey anggota boyband terkenal sedang berkencan dengan perempuan yang adalah stylistnya? " Eun-Soo memandang mereka dengan tajam, sedangkan temannya hanya terdiam, tidak berani bicara apapun. "Wah, ini skandal besar. Haruskah aku menyebarkan foto kalian?"