Pagi itu Devan masih terlelap dalam tidur nya saat Shafa masuk ke dalam kamar mandi, ada kegalauan tersendiri di sudut hati yang terdalam.
Shafa mengguyur badan nya yang terasa sangat lelah, ia sekilas menatap tubuh nya di cermin, kulit yang biasa nya mulus kini penuh tanda merah akibat ulah sang suami.
Shafa mengusap wajah nya dengan kasar, ia masih sangat bingung dengan nasib pernikahan nya, Ia lalu kembali mengguyur badan nya dan berendam di bak mandi selama beberapa saat,
Sekilas ia teringat barang-barang nya yang masih di kamar kos nya, ia pun segera menyelesaikan mandi nya dan segera memakai baju bekas yang sudah tergeletak di lantai karena tak ada pilihan lain.
Ia kembali ke rumah yang kini telah jadi milik nya dengan pakaian yang sudah rapi,
Shafa berjalan menuju ke dapur, ia melihat peralatan yang begitu lengkap, dan sayuran serta bahan lauk pauk yang juga masih lengkap.
Rupa nya dari keterangan tetangga nya jika ibu kos nya pindah keluar kota untuk menyusul suami nya, ia telah lama mengiklan kan rumah tersebut. Sebelum akhir nya bertemu si pembeli.
Setelah beberapa saat bertempur dengan peralatan dapur, akhir nya selesai juga masak nya, tercium bau masakan yang begitu harum dan menggugah selera siapapun yang menciumnya.
Shafa tidak mengetahui saat ia sibuk memasak suami nya memperhatikan nya dari kejauhan.
Devan kembali teringat mendiang istri pertama nya saat mencium aroma masakan Shafa, hingga ia keluar mencari asal bau masakan yang begitu harum, namun ia kembali melangkah masuk ke kamar dan pura-pura tertidur saat di lihat nya shafa telah selesai memasak.
Shafa melihat suami nya yang masih terlelap saat ia masuk ke dalam kamar, ia lalu menyandarkan diri di pinggir ranjang, ia menatap pria yang tertidur lelap di samping nya, ia menatap wajah sang suami dalam-dalam:
"Dia memang sangat tampan, sayang nya perilaku nya tidak setampan wajah nya" batin Shafa
"Kenapa menatap wajah ku terus? Masih kurang kah?" Tanya sang suami
"Pertanyaan macam apa itu?" Jawab Shafa.
Devan tidak menjawab kata² shafa, ia hanya menatap nya kemudian memeluk pinggang Shafa.
"Kamu telah melanggar perjanjian kontrak pernikahan kita," ucap Shafa
"Terus kenapa? Kamu mau menuntut ku? Silahkan" jawab Devan seraya mengernyit kan kening nya.
"kamu itu sangat jahat mas" ucap Devan.
"Tapi kamu juga suka kan aku tau kamu menikmati nya" ucap Devan seraya memegang tangan sang istri.
"Aku lapar, jika mau makan sama-sama aku tunggu kamu di ruang makan." Kata Shafa seraya melepaskan tangan suami nya, dan berlalu meninggalkan sang suami yang masih berbaring tanpa busana.
Devan menyusul istri nya lalu duduk di meja makan, sesekali menatap istri nya, namun shafa pura-pura tidak melihat nya, ia hanya asik dengan makanan nya, tanpa melihat ke arah Devan yang diam-diam terus memperhatikan nya.
"kita akan pulang ke rumah ku hari ini. orang tua ku telah menunggu." ujar Devan .
"Tapi mas," ujar Shafa tak melanjutkan kata-katanya
"Nggak ada tapi-tapi aku nggak suka di bantah, kita pulang siang ini!"
****
Siang hari nya Shafa dan Devan bersiap pulang ke rumah Devan, memasuki halaman rumah yang luas, Devan dan Shafa di sambut seorang anak laki2 tampan berusia sekitar 4 tahun.
Seorang pelayan berjalan tergopoh² menyambut nya lalu membawakan tas milik Shafa.
Shafa melihat Keceriaan anak dari sang suami yang terlihat sangat bahagia menyambut kedatangan nya, dari wajah nya terlihat rona kebahagiaan yang teramat sangat melihat kepulangan ayah dan tante cantik nya, (panggilan kesayangan dari Aslan untuk Shifa orang yang selama ini sering mengajak nya bermain dan jalan².
Aslan tidak tahu jika orang berada di hadapan nya tersebut bukan lah (tante cantik) orang yang selama ini bersamaa nya
"Tante cantik, kenapa beberapa hari ini tidak mengunjungi ku? Padahal kan tante dah janji padaku jika tiap hari akan berkunjung ke ke rumah Aslan." ucap Aslan
"Shafa yang merasa bingung dengan panggilan anak tiri nya, namun ia mulai paham dan mengerti, panggilan yang di maksud pasti aslan pasti untuk saudara kembar nya.
"Kemarin2 Tante sibuk sayang, tapi tante janji mulai hari ini tante akan tinggal bersama aslan.." jawab Shafa
"Janji ya tante harus ke sini tiap hari, kalau bohong itu ada hukuman nya dari tuhan" ucap aslan, ya sayang.. Tante nggak bohong" jawab shafa
"Iya sayang, tante janji" ucap Shafa
"Ayo tante, kita main2 di kamar ku" ucap aslan sambil menarik tangan Shafa
Devan hanya terdiam melihat kedekatan antara Shafa dan putra semata wayang nya. lalu duduk di sofa seraya terus memperhatikan shafa dan putra nya.
****
Ada beberapa orang yang menatap sinis melihat kedekatan antara Aslan dan Shafa. Dia adalah ibu tiri dan adik tiri nya, namun ia tetap pura² baik di depan Devan.
Shafa terus melangkah masuk ke dalam rumah devan yang luas menuju kamar putra nya seraya di pegang tangan nya oleh anak kecil tersebut.
Langkah shafa terhenti melihat seseorang yang sudah di kenal nya di kantor bebrapa hari lalu:
"Evelin?" Ucap shafa,
"ya, ini aku sekertaris devan, aq adalah ponakan ibu nya." Jawab evlin sinis.
Tanpa basa basi evelin langsung mendekati devan yang sedang duduk di sofa dan mencium nya, dari cara nya mencium devan, shafa langsung tahu jika devan dan gadis tersebut memiliki sebuah hubungan. Namun shafa tidak peduli akan hal itu. Ia lalu pergi bersama aslan menuju kamar putra tiri nya.
Seorang pelayan menghampiri nya," mari non ikut saya, saya akan tunjukan kamar nona" ucap pelayan tersebut.
Shafa begitu takjub melihat rumah suami nya yang begitu besar dan megah. Ia bahkan tidak tahu di mana letak kamar devan, dan yang lain nya.
Shafa terus mengikuti langkah si pelayan rumah menuju kamar nya, di ikuti aslan yang bagaikan buntut selalu mengikuti nya.
"Ini nona kamar nya nona, jika butuh sesuatu bisa panggil saya ada bel di samping ranjang yang terhubung ke saya" ucap pelayan tersebut, seraya memberikan kunci pada Shafa.
Shafa merasa sedikit lega karena ia tidak tidur di kamar yang sama dengan suami nya. Ia menatap sekeliling kamar, meskipun tidak terlalu luas, namun rapi dan terlihat sangat nyaman. Baju nya telah tertata rapi di lemari nya tanpa ia menyuruh nya.
Shafa dan aslan masuk kedalam kamar, shafa Lalu mengambil remot dan memencet remote tersebut mencarikan acara anak² untuk putra nya.
"Duduk lah dulu ya, nonton tv di sini, tante ke kamar mandi dulu ya untuk mandi, aslan tunggu tante selesai mandi" kata shafa dan di jawab anggukan oleh putra nya
Setelah selesai mandi, shafa menggunakan baju santai mini dres, dan merias wajah nya senatural mungkin yang menambah kecantikan nya.
***to be continue***