Setelah libur hampir 2 bulan, akhirnya Kiara memulai perkuliahan. Ia mulai mengikuti acara perkenalan mahasiswa baru dan setiap tugas yang disuruh oleh kampusnya. Darren selalu membantunya bahkan hampir selama pengenalan mahasiswa baru Kiara selalu diantar Darren dan diturunkan dekat halte kampus Karena untuk acara perkenalan mahasiswa baru tidak di izinkan menggunakan kendaraan sendiri, baik mobil maupun motor. Darren selalu menungguinya sampai Kiara menaiki bus dengan aman.
***
"Kiara" seseorang membuatnya dia berpaling mencari asal suara.
"Pulang pakai apa?" Tanya seorang pria yang ternyata Rivan, kakak kelasnya memangilnya. Ketua himpunan jurusannya, terkenal selain tampan dia juga pintar, banyak yang berusaha mendekatinya namun Kiara sama sekali tidak tertarik apa lagi mengingat Kejadian kemarin, Anin teman seangkatannya disemprot Dahlia karena dekat-dekat Rivan, bukan tidak berani namun dia lebih memilih tidak mencari keributan dia tidak mau di cap mahasiswa pembuat onar, cukup ketika SMA saja.
"Kamu mau pulang?" Rivan bertanya ramah padanya.
"Iya ka," lalu kembali berjalan , Rivan berusaha menyamai langkah kakinya dengan Kiara.
"Kamu naik apa, kalau naik bus kampus, ikut aku aja aku antar," Rivan sepertinya tulus, karena memang dia terkenal sangat baik dengan adik-adik kelasnya namun mengingat Dahlia membuatnya Kiara berfikir dua kali.
"Ya Pa, saya tunggu dihalte biasa ya" rupanya Mahmudi yang meneleponnya , sejak masuk kuliah Kiara memilih diantar jemput dari pada harus bawa kendaraan sendiri padahal sejak masuk kuliah Papahnya sudah membelikan mobil baru menggantikan mobil lamanya namun Kiara malas memakainya untuk kekampus alasanya dia capai kalau harus membawa sendiri mobilnya.
"Terima kasih ka, saya dijemput. Duluan ya ka," Kiara berjalan menuju halte bus. sementara Rivan hanya memperhatikan Kiara berjalan menuju halte bus, tak lama Pa Mahmudi turun dan membukakan pintu mobil belakang untuk Kiara.
"Terima Kasih Pa," Kiara lalu masuk kedalam mobil diikuti oleh tatapan Rivan.
"Sepertinya dia bukan anak orang biasa" Guman Rivan yang melihat kendaraan yang digunakan Kiara.
***
"Gimana Ra, dikampus, seneng gak sudah mulai kuliah," tanya Faisal sambil duduk di sofa disamping Kiara. Kiara hanya menganggukan kepala.
"Ka nonton yu, ada film action bagus nih, yang main Jason Statham," pinta Kiara sambil menunjukin poster pada layar ponselnya.
"Wah bagus tuh..., tapi gak ah masa nonton bioskop sama kamu, nonton tuh sama pacar," Faisal meledek Kiara.
"Gaya, kaya yang punya pacar aja," Kiara balas menggoda Faisal.
"Dalam rangka pdkt sedikit lagi juga dapet," dengan menunjukan ukuran dengan jarinya kepada Kiara
"Oya? Siapa Kak?, Kak Indah?" Tanya Kiara semangat , yang hanya dijawab oleh anggukan kepala oleh Faisal lalu Kiara tertawa.
"Semoga kali ini gak ditolak ya ka," Kiara berlari meninggalkan Faisal sambil tertawa-tawa, bagaimana tidak sejak jaman kuliah Faisal sudah bucin pada Indah namun selalu ditolak dengan alasan dia ingin focus pada kuliah karena sudah berjanji pada bapaknya untuk secepatnya lulus dengan nilai bagus.
***
"Ka temenin aku nonton yu," Rengek Kiara pada Rendy.
"Gak ah, aku musti persiapan ujian nih" Rendy memang sedang kuliah spesialist, dia meneruskan ke spesialis bedah penyakit dalam.
"Payah nih, katanya kalau aku butuh apa-apa kalian mau bantuin, ini minta temenin aja gak mau," Kiara merajuk sambil melipat kakinya disofa.
"Assalamualaikum," Indra rupanya pulang di ikuti Darren dibelakangnya, Darren memang tinggal dengan keluarga Indra Saputra karena Bram, Omnya dipindah tugas ke Makasar.
"Waalaikum salam," serempak mereka menjawab.
"Ka Faisal mana pah?" Kiara mencium tangan ayahnya.
"Dia ada urusan katanya tadi," papahnya lalu duduk disofa untuk membuka sepatu.
"Kamu kenapa mukanya cemberut gitu?" tanya papah sambil mecolek bibir Kiara yang memajukan bibirnya karena kesal.
"Aku minta temenin nonton, tapi gak ada yang mau," Papah tersenyum mendengar keluahan putri bungsunya.
"Kamu gak minta temenin sama Darren?" Tanya Papah sambil melirik Darren yang berjalan mengambil air minum didispenser. Kiara menggelengkan kepalanya.
"Yahhh mantan preman cemen ternyata, masa minta tolong sama calon suami aja gak berani," Randy menggoda Kiara dia tahu kalau Kiara masih sering sungkan jika minta tolong pada Darren mengingat dia dulu sangat tidak menyenangkan bersikap pada Darren.
"Darren, Kiara minta temenin nonton tuh," Randy berteriak kearah Darren yang bersiap hendak masuk kamar untuk mandi setelah istirahat sejenak karena lelah.
"Boleh, emang mau nonton apa?" Darren menghampiri mereka yang sedang duduk di sofa ruang tengah.
"Biasalah, film bakbikbuk, mana pernah dia nonton film drama," Randy tersenyum-senyum melihat Kiara yang kesal karena malu.
"Sudah sana siap-siap kalau mau nonton," Papah menengahi agar Rendy tidak terus membuat adiknya malu karena digoda.
"Weee nyebelin," Kiara melempar bantal kursi kearah Randy sementara Randy hanya tertawa-tawa.
***
"Jadi kamu mau nonton apa Ra?" Tanya Darren yang berdiri dibelakang Kiara. Tinggi Darren yang 187 memang terlihat timpang dengan Kiara yang memiliki tinggi 160 cm.
"Ini," Kiara menunjuk poster yang ingin ditontonnya , Daren lalu mengambil pergelangan tangan Kiara dan berjalan kearah tempat pembelian tiket.
"Mau duduk dimana" Tanya Darren, Kiara menunjukan kursi yang ingin dia duduki.
"Okey," Darren membayar tiket lalu kembali menuntun tangan Kiara, "Mau minum apa?" Kiara meminta segelas orange juice ukuran large, sementara Darren memilih lemon tea dan membayar.
"Ka ini aku aja yang bayar," Kiara merasa tidak enak hati.
"Gak usah, aku aja yang bayar," Darren berkata sambil memberikan sekeranjang popcorn pada Kiara.
"Yu," kali ini Daren menggenggam tangan Kiara. Lagi-lagi Kiara tidak kuasa menolaknya.
Mereka duduk dikursi ruang tunggu karena memang film belum dimulai.
"Aku boleh minta air minumnya Kak?" Kiara menunjuk ke arah tangan Darren yang membawa minuman.
"Boleh donk," Darren memasukan sedotan ke dalam minuman dan memberikan pada Kiara.
"Terima kasih Kak," Kiara menyedot minumannya sepertinya dia kehausan.
"Kiara," Kiara menoleh kearah suara yang memanggilnya, ternyata Lia teman satu kelas dikampus.
"Mau nonton apa?" Tanyanya pada Kiara Sambil melirik Darren yang duduk disebelah Kiara.
"Jason Stamtham" dia menunjuk poster film yang ditontonya.
"Nonton ama siapa Ra?" tanya Lia karena melihat Darren asyik dengan ponselnya.
"Ini," Kiara memegang pundak Darren sambil berdiri.
" Kenapa gak nonton itu aja, bagus lho ceritanya," Kiara hanya tersenyum dia membayangkan kalau nonton Drama bisa-bisa dia tertidur didalam bioskop
"Eh aku duluannya, bye," setelah berbincang-bincang sebentar Lia berpamitan kemudian ia mencium pipi Kiara sambil berbisik ditelinga Kiara.
"Cowok lu ganteng banget,!" Lia lalu melambaikan tangannya meninggalkan bioskop karena dia sudah selesai menoton film nya.
Kiara kembali duduk disamping Darren yang sedang membalas WA entah dari siapa sepertinya digrup, Kiara hanya meliriknya sebentar, tak lama panggilan untuk studio 3 terdengar.
"Yu masuk," Darren memasukan Ponselnya kedalam saku celananya. Kemudian berjalan dengan menggengam jari tangan Kiara.
***
Kiara tidak bisa memejamkan matanya, dilihat nya jam diponselnya sudah jam 2 pagi, ia membuka instagram di ponsel dilihatnya beberapa postingan teman-temannya dia terhenti ketika dilihatnya Lia memposting foto dirinya dan Darren ketika membeli tiket disana, rupanya Darren merangkulnya dia, Kiara baru sadar kalau Darren merangkulnya dari turun mobil diparkiran hingga masuk bioskop. Penasaran, Kiara membaca postingan Lia.
"Pantesan Rivan dicuekin, lah bokin nya kaya begini," lalu memasang icon hati.
"What gila nih bocah, mana dia tag gue lagi bisa-bisa Darren melihatnya," baru saja dia hendak men DM Lia sebuah pesan masuk kedalam ponselnya.
"Kamu belum tidur sudah jam dua lebih," mata Kiara terbelalak ketika dia tau siapa yang mengirim WA malam buta begini.
"Gak bisa tidur, kakak sendiri kenapa belum tidur?" Kiara memberanikan diri membalas pesan, ternyata Darren yang mengirim pesan pada Kiara, sebenarnya posisis kamar Darren pas dibawah kamar Kiara.
"Tadi sudah tidur, bangun untuk sholat tahajud," Daren menjelaskan.
"Oooohh" Kiara membalas kembali pesan Daren.
"Kamu kenapa gak bisa Tidur?" Tanya penasaran.
"Ihhh kepo.."Kiara membalas sambil.menambahkan icon tertawa.
"Ya udah kalau gak boleh tahu, mau aku temenin gak kalau belum ngantuk?" Daren membalas pesan Kiara.
"Maksudnya?" Kiara bingung dengan arti kata menemani ditengah malam menjelang subuh.
"Ia ngobrol aja di wa sampai waktu subuh, dari pada kesiangan," Darren menjelaskan dia khawatir Kiara menyalah artikan maksudnya.
"Aku kirim pakai voice chat ya pegel ngetik mulu" Darren yang jarang ber WA ria merasa tangannya mulai pegal.
"Kiara," Darren mengirim voice chat.
"Kenapa Kak," Kiara membalas dengan Voice chat juga.
"Besok kami ada acara gak?" Darren dengan hati-hati bertanya.
"Ada," Kiara menjawab singkat.
"Kemana?" Daren penasaran.
"Gak kemana-mana?" Jawab Kiara sambil tertawa pelan.
"Lah katanya ada acara," Daren mulai sadar kalau Kiara sedang menggodanya.
"Iya lari pagi ditaman terus mandi baca komik makan tidur siang deh hahahaha," tidak tahan Kiara akhirnya tertawa.
"Kamu ya, jalan yu besok mau gak?" Tanya Darren memberanikan Diri.
"Gak ah kakak kan udah tua," kembali Kiara ngakak.
"Kurang ajar ya kamu, aku culik Besok baru tau rasa," Kiara tertawa, jujur saja dia mulai nyaman ngobrol bareng Darren.
"Emang berani?" Kiara seperti menantang Darren.
"Berani lah, kan nyuliknya izin dulu sama Papah kamu," Daren senyum-senyum.
"Emang mau kemana?" Tanya Kiara mulai penasaran
"Ke mall, antar aku cari kemeja," jawab Darren
"Trus, udah, kesana doank?" Kiara kelepasan
"Terserah abis itu mau kemana, nongkrong di cafe yang kamu suka juga boleh," Darren kembali tersenyum-senyum sendiri entah keberanian dari mana dia tiba-tiba ingin mengajak Kiara jalan, walaupun keluarga Kiara tidak keberatan, ditambah Kakak-kakak Kiara selalu berkata calon mantu, didepan Papah Kiara, dan Indra tidak pernah marah malah tertawa saja mendengarnya.
Tak lama adzan subuh berkumandang biasanya mereka sholat subuh berjamaah diruang mushola rumah.
"Ra, ayo bangun subuh dulu," terdengar panggilan dari luar kamar Kiara.
"Ya sebentar ka" kiara bergegas turun dari tempat tidurnya lalu keluar dari kamar menuju mushola, seperti biasa kiara selalu mandi setelah sholat subuh.
"Belum mandi lu ya? Tumben," Rzndy melihat kearah Darren.
"Belum, kesiangan" Darren menjawab asal.
"Tumben abis nonton malah kesiangan jangan-jangan lu mimpi pacaran ama Kiara" celetuk Faisal. Kiara yang menguping pura-pura tidak dengar.
"Ayo mulai, siapa hari bagian komat sama imam" Indra menghentikan kelakar anak-anak lelakinya dengan Darren.