"Kiara!" Kiara membalikkan badannya kearah orang yang memanggilnya.
"Hai ka," Rivan rupanya yang memanggil.
"Nanti bisa ikut rapat himpunan tidak?" Rivan berdiri di depan Kiara.
"Kenapa harus aku Kak, memang yang lain gak ada dari kelas aku?" Kiara bukannya tidak mau karena Jujur saja sejak SMP sampai SMA Kiara tidak pernah mengikuti organisasi apapun karena memang tidak pernah tertarik.
"Ada beberapa dari kelas kamu juga hanya aku butuh bantuan untuk team sponsor kita masih kekurangan orang, bisa bantu kan Ra? kalau kamu mau kamu bisa ajak teman dekat kamu dikelas biar ada teman kalau pas meeting," Rivan menjelaskan panjang lebar.
"Ya sudah kalau begitu, jam berapa ka rapatnya?" tanya Kiara karena dia harus kabari Pak Mahmudi kasihan kalau dia harus menunggu lama.
"Jam 4 sore sekarang jam 1 kamu gak ada kelas lagi kan habis ini?" Rivan sebenarnya tahu jam kuliah Kiara. Kiara hanya menggelengkan kepalanya.
"Tapi aku harus kasih tau yang jemput kalau aku pulang telat," Kiara menjelaskan.
"Okey kalau gitu rapat sebelum magrib juga pasti sudah selesai," mereka lalu berpisah karena Kiara harus mengikuti kuliah berikutnya.
***
"Ka lu abis ini ada acara gak?" Tanya Kiara ketika mereka sudah duduk dibangku kelas.
"Gak. Kenapa emang, mau traktir gue ya?" goda Rika.
"Temenin gue buat meeting dihimpunan," Rika memandang heran kearah Kiara.
"Gak usah gitu deh liatnya, tadi Rivan minta tolong agar aku mau bantu sie sponsor dengan syarat aku boleh bawa temen, makanya gue minta temenin loe," Kiara menjelaskan sambil.mengeluarkan buku pelajar dan alat tulis.
"Okey, tapi pulangnya gue dianter ya soalnya hari ini gue kagak dijemput," Kiara mengacukan jempolnya tak lama mereka mulai sibuk belajar karena Dosen sudah masuk kelas dan menerangkan pelajaran berikutnya.
***
"Aku ada diparkiran mobil ya pa Mahmudi anaknya anfal lagi," Darren mengirim pesan pada Kiara.
"Iya ka tapi aku belum selesai meetingnya, kakak gak apa-apakan nunggu?" Bagaimanapun Kiara merasa tidak enak karena Darren bukan supirnya.
"Gak papa bisa cuci mata malah, aku nunggu di mini market deket parkiran ya," Daren membalas pesan Kiara.
"Ihh apaan sih, genit!!" Kiara sebal membaca pesan Darren dan ada rasa cemburu namun dia berusaha menutupinya.
Beberapa mahasiswi memperhatikan Darren dan Faisal ketika masuk kedalam mini market 2 pria tampan postur tubuh bagus dengan tinggi 177 dan 182 cm dengan pakaian kemeja dan celana rapih terlihat tetap keren walau tanpa dasi dan jas mereka jadi mencolok karena mahasiswa rata-rata menggunakan pakaian casual.
"Saltum kita Kak," merasa diperhatikan Darren berbisik pada Faisal.
"Biarlah, gua haus soalnya" Faisal mengambil beberapa minuman sementara Darren mengambil beberapa bungkus cemilan.
"Lu mau minum apa?" Faisal menanyakan pada Darren ketika Daren menghampirinya.
"Kopi sama susu coklat ka," lalu mereka berjalan kearah kasih
"Mba aku dulu ya, bentar lagi aku masuk," dia tersenyum kearah Faisal dan Daren. Mereka hanya mundur kebelakang.
"Makasih mas, silahkan," lalu perempuan itu menatap Darren dengan senyum semanis mungkin sementara yang dikasih senyum hanya diam saja.
"Maaf ya mas," pria dikasir itu meminta maaf karena melihat Faisal sedikit kesal dengan kelakuan perempuan yang menyerobot tadi.
"Gak apa-apa mas," Faisal lalu membayar sejumlah uang yang tertera di mesin kasir.
"Eh pacarnya Kiara ya?" seorang mendekat Darren yang sedang duduk di bangku mini market, Faisal melihatnya hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Kiaranya dimana mas?" Tanyanya lagi.
"Katanya tadi meeting buat acara pentas musik," Darren menjelaskan lalu meminum kopi botol yang tadi dibeli Faisal.
"Oh pantes tadi bareng Rivan," dia berkata seolah berguman.
"Aku tinggal dulu ya mas, mari," dia menganggukan kepalanya pada Darren dan Faisal sambil tersenyum.
"Siapa Ren?" Tanya Faisal penasaran melihat tingkah perempuan tadi yang sedikit absurd.
"Gak tau, cuma pernah ketemu dibioskop waktu itu," Darren berkata sambil menyedot susu coklat kotak. tak lama Darren mendengar seseorang memanggil namanya.
"Kak Darren...., aku pikir Kam Darren aja yang jemput ternyata sama Kak Faisal juga," kiara mencium tangan dua laki-laki tersebut.
"Emang gak suka kalau aku ikut jemput juga, ganggu ya gak bisa pacaran?" Faisal menggoda Kiara sementara Darren hanya tersenyum.
"Gak lah seneng malah, kan gak pernah ka Faisal jemput aku, kaya jaman SMA dulu," Kiara lalu duduk di pangkuan Faisal tanpa Dosa sementara Rika yang melihatnya hanya tersenyum.
"Ih apaan si nih, bukan dirumah lagi Ra , noh kalau mau minta pangku ama dia," Faisal menunjuk kearah Darren sambil mengangkat tubuh Kiara untuk berdiri.
"Gak malu apa diketawain temennya," Faisal menghabiskan kopi kaleng yang dipegangnya.
"Eh lupa kenalin Kak ini temen ku Rika, Rika ini abangku Faisal, yang suka ga jelas kalau ini Kaj Darren," Rika lalu menyalami Faisal dan Daren.
"Tanya donk Ka, kalau Darren siapanya kamu" Faisal menirukan suara perempuan.
"Nanti dijawab gini sama dia , ayank nya aku," Faisal dan Darren tertawa sementara Kiara malah cemberut Rika hanya tersenyum melihatnya kelakuan kakak laki-laki Kiara.
"Yu ah udah mau magrib sholat dulu mendingan," Faisal berdiri dari kursinya.
"Musholanya dimana Ra?" Daren ikut berdiri dari kursi yang ia duduki.
"Disana, ayo Ka kita sholat dulu" Kiara menarik tangan Rika.
setelah selesai sholat mereka menuju parkiran mobil untuk pulang karena hari sudah mulai malam.
"Kak anter kerumah Rika dulu yah...," Kiara memegang lengan tangan Darren setelah mereka selesai sholat kemudian masuk kedalam mobil, karena posisi Kiara yang berada dibelakang Darren, Darren menyerahkan ponselnya pada Kiara
"kasih tahu aja rumahnya dimana," Kiara mengambil Ponsel yang diberikan padanya oleh Darren, Kiara lalu memasukan alamat rumah Rika kedalam gps diponsel Darren agar tidak bertanya-tanya lagi.
"Nih ka," Kiara menyerahkan kembali ponselnya.
"Jadi mulai kapan kita cari sponsornya Ra?" Rika bertanya ketika mobil mulai berjalan menuju rumahnya.
"Kita tunggu proposalnya aj Ka," Kiara lalu memandang Faisal yang duduk didepan samping Darren.
"Kak kalau minta sponsor diperusahaan papah boleh gak?" Kiara memajukan duduknya kearah depan sambil menarik lengan baju Faisal.
"Tanya manager promosinya lah," Faisal menunjuk kearah Darren. Kiara mengarahkan tubuhnya ke Darren.
"Bisa gak Kam?" Tanya Kiara sambil memiringkan kepalanya.
"Kasihkan dulu saja proposalnya nanti aku ajukan kebagian keuangan" jelas Darren.
"Emang siapa Direktur keuangannya? Om Ronald ya?" Tanya Kiara.
"Kok om Ronald? Dia manager Hrd," Faisal menjelaskan.
"Trus siapa?" Kiara penasaran.
"Itu" Darren menunjuk Faisal.
"Yeeey....Kalau gitu langsung aja ke ka Faisal," Kiara menyenderkan badannya.
"Ya ga bisa donk sayang, tetap harus ikut prosedurnya kan perusahan udah tbk," Darren menjelaskan.
"Tuh denger kan sayanggg," Faisal tertawa menggoda Kiara. Kiara hanya cemberut mendengar perkataan Faisal. Rika ikut tertawa mendengar Faisal menggoda Kiara.
setelah hampir 30 menit perjalan mereka memasuki komplek perumahan yang lumayan luas namun rumahnya tidak terlalu besar-besar.
"Catnya yang warna biru pagar putih ka, " Rika menunjukan rumahnya kepada Darren.
"Yang pagar ini Ka?" tanya Darren, meyakinkan.
"Ia Kak betul," lalu Rika turun dari mobil setelah Darren memarkir mobilnya.
"Terima kasih Kak, mau mampir dulu?" Rika menawarkan mereka untuk mampir.
"Gak usah ka sudah malam ketemu sampai besok ya?" Kiara lalu membuka jendela dan melambaikan tangannya pada Rika , Darren kembali melajukan mobilnya untuk pulang jam sudah menunjukan pukul 7 malam.
***