Pemakaman kekasih Tesa pun sudah selesai dan beberapa orang sudah mulai pulang begitu juga Tesa yang dipaksa pulang oleh keluarganya.
Cantika pun duduk di mobil Leonar sambil melamun.
"Kamu kenapa?" tanya Leonar menoleh ke arah Cantika.
"Aku ingat Ibu," jawabnya sembari meneteskan air matanya.
Leonar pun menghembus napas panjang. Tak banyak berpikir lagi, laki-laki itu pun buru-buru pergi dari area pemakaman itu karena ia tak suka lama-lama di sini yang menurutnya sangat seram.
Leonar sendiri bingung mau membawa Cantika ke mana? Waktu sudah menunjukan jam 23.00 malam. Beberapa kafe sudah ada yang tutup dan ia juga tak bisa meninggalkan Cantika sendirian di rumah karena ia tau kalau Rana masih di luar kota.
Ia juga tak mungkin membawa Cantika ke rumahnya karena ada ibu dan Karisa di sana. Karena bingung, laki-laki itu pun menyetir memutar-mutar di sekitar kota ini.
