Leonar masih menatap Cantika! Tak mengerti jalan pikiran dari wanita yang bersamanya ini. Kenapa statusnya dipermasalahkan. Aku pun tak peduli Cantika sudah pernah menikah atau belum.
"Lebih baik, Kamu mencari wanita lain saja," ucap Cantika tiba-tiba.
Leonar menatap Cantikan dengan serius. "Kamu memintaku untuk mencari wanita lain?" tanyanya dengan nada tinggi.
"Yah! Kamu seorang pria yang tampan dan begitu banyak gadis yang mengagumi.," jawab Cantika menundukkan kepalanya.
"Tatap Aku Cantika! Lihat Aku," pintanya sambil menarik wajah Cantika untuk menatap wajahnya dalam-dalam.
Cantika tak mau melihat laki-laki yang ada dihadapannya. Wanita itu berpaling. Entah kenapa hatinya terasa sakit. Rasanya ia ingin menangis namun, ia tahan untuk tak menangis dihadapan Leonar.
"Tatap Aku Cantika!" seru Leonar menatap serius Cantika yang tak mau melihat wajahnya.
Dengan berat Cantika pun menatap Leonar. Wanita itu mencoba menahan untuk tak menangis. Ia mencoba untuk tak terlihat lemah. Namun, mata Cantika tak bisa berbohong kalau ia tak ingin mengambil keputusan ini.
Leonar menatap Cantika dan mengerti maksudnya. Lama keduanya saling melihat isyarat hati keduanya tak bisa dipungkiri kalau cinta sudah tumbuh di hati Leonar ataupun Cantika. Walaupun begitu Cantika tak mau mengakuinya dan Leonar pun mempunyai cara lain untuk membuat Cantika mengerti.
Leonar pun berpaling. "Baik, kalau ini mau mu! Aku akan mencari wanita lain! Aku harap Kamu tak menyesalinya," ucap Leonar berbalik meninggalkan Cantika sendiri.
Leonar tak benar-benar pergi ia melihat dari balik pintu. Cantika ambruk bersimpuh di lantai. Air matanya terus saja mengalir seakan sudah tak bisa ia tahan lagi. Semuanya sudah tak bisa ia bendung. Semuanya tumpah ruah di lantai itu.
Ada perasaan sesal namun, tidak berdaya menjadi satu-satunya alasannya untuk menolak Leonar. Cantika belum bisa menerima kenyataan itu kalau ia menjadi seorang janda di usia mudanya. Kesalahan terbesar yaitu menerima Valdi yang membuatnya terhina seperti ini.
Leonar masih memperhatikan Cantika yang terus saja menangis. Entah kenapa melihatnya seperti ini membuatnya sangat sakit sekali. Pria itu memegangi dadanya sendiri. Hatinya sakit tapi, Leonar akan membuat Cantika mengerti kalau keputusannya salah.
Setelah lama ia menangis sejadi-jadinya. Cantika pun menghapus air matanya dan beranjak bangun. Cantikan pun keluar dari apartemen milik Leonar dan melihat sekitar tak ada Leonar di mana-mana. Cantika tak tau di mana Leonar saat ini.
Leonar masih bersembunyi di tempat yang tak diketahui oleh Cantika namun, Cantika tak bisa melihatnya. Cantika pun menghembuskan napas panjang dan berjalan dengan langkah yang begitu berat. Mungkin ini menjadi terakhirnya bertemu dengan Leonar.
Cantika terus melangkah dengan langkah berat namun, ini menjadi keputusannya dan mau tidak mau menariknya lagi dan benar-benar meninggalkannya.
****
Satu minggu setelah itu surat undangan pun datang ke rumah Cantika. Kurir itu tak mau memberikan surat undangan itu pada penjaga rumah Cantika. Ia memaksa ingin memberikannya secara langsung. Para penjaga itu pun pada akhirnya memanggil majikannya.
Cantika pun menerima undangan itu dan kurir itu pun pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun meninggalkan Cantika dalam kebingungan. Cantika menoleh pada kurir hendak menanyakan dari siapa undangan itu tapi, kurir itu pun pergi begitu saja.
Cantika mengangkat ke dua bahunya secara bersamaan dan membuka surat undangan itu. Melihat nama yang terpan-pang jelas itu pun membuatnya sedih. Matanya berkaca-kaca akan menangis namun, ia tahan dan memilih masuk ke dalam rumahnya.
Dari jauh Leonar membuka topi yang ia kenakan tadi. Ia yang menyamar menjadi kurir itu untuk melihat ekspresi wajah Cantika bagaimana saat melihat undangan itu. Yah, seperti dugaannya Cantika sedih dan rencananya pun baru saja di mulai.
Leonar pun segera membuang topi dan jaket yang ia kenakan . Sekarang Leonar pun sudah menjadi Leonar kembali. Ia sangat berharap Cantika datang. Karena jika tidak datang semua rencananya akan gagal.
****
Satu minggu yang lalu setelah Cantika pergi dari apartemennya. Leonar pun mendapatkan telpon dari Ibunya. Ia pun pulang ke rumahnya karena tak ingin Ibunya terus saja mengomel.
Sesuatu yang tak ia harapkan pun terjadi! Tanpa bertanya terlebih dahulu Ibunya sudah menentukan pertunangannya dengan garis pilihan ibunya. Dua keluarga sudah setuju tapi, tidak dengan Leonar.
Dari awal ia sudah tak ingin menerima pertunangan ini. Karena ia tak mau bersama dengan wanita pilihan Ibunya. Namun, saat dipikir kembali ia pun pada akhirnya menerimanya namun, hanya untuk membuat Cantika cemburu. Yah, Leonar menanggap semua ini permainan.
Leonar melakukan ini hanya untuk menyenangkan sang ibu. Karena secara perlahan ia akan menyakinkan sang ibu kalau pilihannya itu salah! Karena Leonar akan menikah dengan istri pilihannya. Bukan dengan pilihan ibunya.
Yang akan hidup berrumah tangga itu ia bukan ibunya. Jika ia tak bahagia mana mungkin rumah tangganya akan bahagia. Tapi, tetap saja sang ibu tak mengerti! Kalau ia tak suka. Sekarang ini hanya sebagai awal dan selebihnya semua kisah hidupnya akan Leonar tulis sendiri.
****
Cantika langsung masuk kamarnya dan terus saja menatap undangan itu. Undangan pertunangan Leonar dan Karisa. Ini memang keinginannya tapi, kenapa ia sangat sedih sekali? Tanpa sadar air matanya terus saja mengalir tanpa henti.
Ada perasaan tak rela tapi, ia yang meinginkan ini. Semuanya karena statusnya sekarang. Cantika benci seperti ini. Semuanya karena Valdi menghancurkan hidupnya seperti ini. Valdi yang melakukan ini tapi, kenapa ia yang harus mempertanggungjawabkan semuanya.
Rasanya ia tak mau datang dan ingin pergi jauh saja tapi, masalah tak akan berhenti begitu saja. Masalah akan tetap datang walau sebenarnya ia tak ingin. Rasanya Cantika merasa sesak sekali.
Cantika memikirkan sekali lagi jika ia tak datang maka Leonar akan melakukan sesuatu dan akan menganggapnya masih peduli dan bisa saja pertunangan itu batal. Akan tetapi, jika datang Cantika yang akan sakit hati. Sekarang Cantika merasa sangat bingung.
Antara datang dan tidak. Leonar sudah mengundangnya secara khusus akan tetapi jika tak datang ia selamat tak perlu melihat Leonar bersama wanita lain. Jika datang ia akan merasa sangat sakit hati rasanya tak rela jika melihat Leonar dengannya.
Karena undangan itu membuat Cantika tak bisa tidur semalaman memikirkan bagaimana semua ini? Rasanya ia benar-benar bingung. Bahkan karena memikirkan ini membuatnya sangat sedih terus saja menangis. Merasa tak suka dengan semua posisi ini.
Cantika hanya ditemani para Maid karena Rana sudah dua minggu ini berada di luar negeri. Ia sangat kesepian sekali kembali ke rumah ayahnya tetap saja tak menghilang rasa kesepian dalam hatinya. Rumahnya bersama Valdi sudah ada yang mengontrak dua bulan terakhir ini dan Cantika tetap seperti ini.
Bersambung