Chereads / CLASH OF THE CLANS / Chapter 14 - Part 14

Chapter 14 - Part 14

Ayee ayee, terima kasih sudah menemani ku selama ini ya gaiss,,

Jangan lupa vote.. Mwaahhhh..

Hormat dariku, moongoddes wkwkwk

.

.

.

.

.

OoO

Pro dan kontra terjadi di setiap istana kerajaan. Tak ada satupun warga negara atau warga kerajaan yang tau apa tujuan moongoddes menetapkan takdir seperti ini.

Mate bukanlah perkara main-main yang bisa dengan mudah di tinggal jika bosan. Semua orang di negara itu tau, jika mate merupakan belahan jiwa mereka yang harus mereka jaga.

Jika salah satu dari mate mereka terluka, maka yang satunya pun bisa merasakan. Dan jika jarak mereka berjauhan, mereka akan merasakan sakit di bagian kepala dan dada.

Itulah kenapa menjaga mate dilakukan dengan sepenuh hati walaupun tanpa cinta. Tapi cinta akan tumbuh dengan sendirinya bukan?

~~~

"Aku hanya takut terjadi peperangan besar-besaran" lelaki tampan yang telah berusia lebih dari 300 tahun itu mengetukkan jari di atas meja panjang.

"Bila benar begitu, kita akan berpihak pada siapa Yang Mulia?"

"Aku akan berpihak pada Pangeran Gavriil," pria tampan itu menarik nafasnya menahan sakit di dada, "Apapun akan ku lakukan untuk Berly" tegasnya.

Semua yang tergabung di ruangan itu menoleh dan menetapkan pandangan mereka kepada anak Raja tersebut.

"Pangeran, kau akan di cap penghianat jika mendukung mereka"

"Aku tidak peduli."

Raja Lenox menatap putranya sendu, "Kau mencintainya? Hm?"

"Tak perlu ku jelaskan Ayah"

"Ayah akan mendukungmu, kerajaan ini akan mendukungmu jika kau ingin berpihak pada kisah cinta mereka"

Pria yang di sapa Pangeran itu menghembuskan nafas lega. Walaupun sakit mendera melihat gadis yang di cintainya sejak lama bersanding dengan orang lain, itu lebih baik dari pada nanti dia akan melihat gadisnya tersiksa. Dia akan mendukung kebahagiaan nya.

Pangeran itu teringat saat dia pertama kali melihat Berly saat masih kecil di taman kota sedang menikmati es krim seorang diri. Duduk sendirian di bangku taman dengan bibir yang terus melahap es krimnya.

'Halo anak manis, kok sendirian?'

'Om juga sendilian'

'Namamu siapa?'

'Beyii'

Pangeran itu terkekeh, kemudian mengelap bibir anak kecil yang manis itu.

'Ayo Om antar pulang'

'Gak mau, Beyi malah sama Mommy'

Lucu. Itulah yang pertama kali di lihat Pangeran tampan itu saat melihat Berly. Berly kecilnya kini sudah dewasa dan semakin manis.

~~~

Kerajaan Ionia

"Pernikahan seorang anggota kerajaan harus di lakukan oleh Tetua Agung, sayang."

"Ya, aku tau. Tapi ini bagaimana? Kau lihat banyaknya ancaman yang akan menyerang calon menantuku?"

"Princess Berly bukan orang lemah tanpa kekuatan suamiku," wanita dengan lingkaran halo di atasnya mengelus lengan suaminya pelan, "Apakah ini hadiah atas pembangkangan ku?"

Lelaki yang di sebut suami itu menoleh, melihat istri yang teramat di cintainya itu menatapnya juga.

"Aku mencintaimu Miray, maafkan semua keegoisan ku selama ini"

"Aku juga mencintaimu, aku tak menyesal meninggalkan khayangan untukmu."

Cup.

Kecupan mendarat di pelipis Ratu Miray. Yah, suaminya Sang Raja di atas Raja itu selalu memperlakukannya dengan istimewa. Tak pernah sedikitpun amarah terlihat untuknya. Kisah cinta mereka malah lebih mengenaskan daripada kisah cinta anak mereka.

Malaikat yang suci dan Iblis yang terkenal akan kebengisannya malah bersatu. Membuat khayangan di landa amukan oleh Sang Raja Theo kala itu. Miray hampir kehilangan nyawanya jika saja sang kekasih tak datang menyelamatkannya.

Peperangan kecil pun tak bisa di hindari, Daren merupakan Raja Iblis kala itu yang tak gentar sedikitpun walau berhadapan di negeri khayangan. Tekadnya untuk mempersunting Miray sebagai Ratunya sudah bulat. Semua telah ia korbankan untuk Miray. Maka dari itu, sedikitpun tak pernah ia menyakiti hari Miray mengingat bagaimana perjuangan mereka untuk bersama sangatlah sulit.

~~~

"Apa yang di maksud dengan hal tabu?"

Sepasang kekasih yang tengah berlatih pedang  itu menjeda latihan mereka.

"Entahlah amor, Ayah belum menceritakan apapun padaku. Kau ingin mengetahuinya?"

Gadis itu menancapkan ujung pedangnya ke arah dada lelaki tersebut dan segera di tangkis oleh lelaki itu.

"Tentu saja. Apa kita harus ke perpustakaan?" ucapnya sambil membalikkan badan.

"Kita istirahat dulu." ucap lelaki yang bernama Gavriil itu.

Gavriil meraih pinggang Berly dan keduanya segera menghilang dari pandangan Christof. Lelaki yang sangat di percaya Pangeran itu hanya geleng-geleng kepala. Jika biasanya sepasang kekasih akan berjalan-jalan atau mencari momen romantis untuk mengusir kebosanan, lain halnya dengan Pangeran dan Princess mereka lebih suka bermain pedang seperti itu.

Christof berjengkit kaget saat sepasang tangan mungil melingkar di pingganya. Dia pun segera tau siapa yang berani seperti ini.

"Dimana kakak ipar?" tanya gadis itu.

Christof membalikkan tubuhnya menghadap ke arah wanita mungil nan cantik itu.

"Apa kau tak ingin menanyakanku?"

"Kau ada di depan mataku Chris, untuk apa aku bertanya jika kau baik-baik saja"

Christof terkekeh saat melihat wanitanya mengerucutkan bibir, "Kemarilah Putri, aku merindukanmu."

Galvia menghirup dalam-dalam aroma Christof. Aroma yang selalu membuatnya tenang.

"Aku menginginkan dirimu, Chris"

Christof segera mengeratkan pelukannya, memejamkan matanya dan mereka berdua hilang dalam sekejap. Menyisakan rumput yang bergoyang.

~~~

Brukk

Gadis itu meletakkan kasar empat buku tebal ke atas meja.

"Whoaa, ini banyak sekali amor" protes lelaki itu.

"Kita akan membacanya di kamar, Pangeran. Aku lelah disini" netra gadis itu menoleh ke arah tumpukan buku yang telah selesai mereka baca.

Lelaki yang di panggil Pangeran itu hanya tertawa kecil. Dia mengusap pucuk kepala gadisnya itu sedangkan si gadis langsung memeluk semua buku yang dia letakkan tadi. Sekejap mata, mereka hilang menuju  kamar mereka berdua.

"Disini di katakan bahwa, hukum yang melarang bangsa Iblis menjalin ikatan dengan bangsa Fairy adalah sah di mata tetua agung. Di karenakan karena bangsa Fairy akan menyerap kekuatan dari bangsa Iblis. Semakin intim hubungan mereka, maka semakin beresiko pula bagi bangsa Iblis. Hal ini pernah terjadi beribu-ribu tahun lalu" cerita Berly panjang. Matanya masih sibuk mencerna tiap kalimat yang tertulis di buku itu.

"Tapi amor," jeda Gavriil sembari menatap Berly yang tengah tengkurap di sampingnya, "Disini di ceritakan juga bahwa itu hanya akal-akalan tetua agung agar tidak menghasilkan keturunan yang tidak bisa di kendalikan kekuatannya."

"Maksudnya?"

"Entahlah. Mungkin jika kita punya anak maka anak itu yang akan menjadi bencana."

"Apa kita harus mencoba?" Berly menenggelamkan wajahnya ke dalam bantal. Malu atas perkataannya sendiri.

Gavriil tersenyum geli melihat tingkah pasangannya itu.

"Kau ingin? Hmm." Gavriil menaik turunkan alisnya.

Waja Berly memerah, ingin sekali dia menghilang di telan bumi saat itu juga. Dia pun menghilang, merubah dirinya menjadi ribuan kupu-kupu yang terbang keluar melalui area balkon. Gavriil hanya tertawa puas melihat kekasihnya salah tingkah.

Sementara itu, tanpa Gavriil sadari, cermin besar yang terletak di kamarnya berubah menjadi warna merah. Artinya, seorang penyihir telah berhasil menerobos tameng kerajaan.

Jangan lupa vote