Chereads / Cinta Angie / Chapter 48 - Bab 47 : Fitnes (2)

Chapter 48 - Bab 47 : Fitnes (2)

"Kurasa aku tidak bisa menolak semua penawaran istimewa ini."

"Itu bagus. Aku akan selalu menunggu kedatanganmu di gym ini,"kata Sean senang sambil berjabat tangan dengan Aaron. "Selanjutnya, biar Henry yang akan menemanimu berkeliling sekaligus menjelaskan beberapa peralatan yang kami punya."

"Baiklah. Terima kasih banyak."

Sean mengangguk, kemudian menatap personal trainer itu, "Henry, aku serahkan Aaron kepadamu. Aku akan berada di kantor, jika kalian membutuhkan aku."

"Baik, Pak Sean."

"Terima kasih banyak,"ucap Aaron terharu melihat keramahtamahan pemilik pusat kebugaran ini.

"Baiklah, sampai jumpa."

Hening melanda setelah Sean meninggalkan tempat itu. Aaron memandang pria yang bernama Henry, dengan takjub. Sedangkan Henry memandang dingin seperti yang biasanya.

"Pak Aaron, ingin melakukan program seperti apa?"tanya Henry memecah keheningan.

"Program ya... tapi sebelum itu, aku ingin bertanya lebih dahulu,"kata Aaron masih dengan kondisi halu, terus menerus menatap Henry si pria tinggi besar dengan semua otot yang mengagumkan di tubuhnya. Aaron bergumam pelan, "Aku tidak akan heran jika dia seorang model yang punya banyak fans gadis-gadis, bahkan para pria abal-abal akan meneteskan air liur menatap body nya yang bagaikan patung dewa Yunani."

"Silakan."

"Pak Henry ini... manusia kan? Punya darah dan daging? Bukan manusia jadi-jadian seperti hulken hijau itu? Pak Henry tidurnya di kasur empuk kan? Bukan di kasur besi? Makan nasi juga seperti saya kan?" Pertanyaan tidak bermutu dari calon kliennya ini membuat Henry mengulum senyum.

"Tentu saja, saya manusia tulen."

"Lah kalau anda manusia, itu badan segede rumah dan otot sekeras baja, bagaimana cara mendapatkannya? Apa perlu saya makan tank dulu untuk punya body binaraga?"tanya Aaron ngawur sambil memencet otot bisep trisep Henry yang keras.

"Pak Aaron, jangan khawatir. Program yang bapak inginkan pasti sukses di tangan saya. Pak Aaron pasti mendapatkan body goal. Dan untuk mendapatkan tubuh seperti saya, memang diperlukan banyak latihan serta mengkonsumsi makanan yang tepat supaya massa otot bisa cepat berkembang."

"Kalau aku banyak makan keripik kentang dan biskuit, kira-kira bisa tidak segede itu? Soalnya itu camilanku setiap malam. He.. he.."

"Camilan lebih baik dikurangi. Makanan yang paling penting dalam pembentukan body adalah makanan yang banyak mengandung protein, karena itu yang paling cepat membentuk massa otot."

"Makanan yang mengandung banyak protein?"

"Seperti telur, daging sapi, dada ayam, kacang kedelai, susu, ikan tuna,"jawab Henry yang langsung mendapat pelototan dari Aaron. Sebagian besar jenis makanan itu sudah jarang disantapnya semenjak hidupnya terpisah dari mamanya. Bahkan sekarang pola hidupnya sangat tidak sehat, terlalu banyak makanan instan dan makanan cepat saji.

"Itu.. wajib kah? Maksudku untuk mempunyai otot seperti anda, aku harus mengkonsumsi semuanya itu?"

"Kurang lebih begitu, jika Pak Aaron ingin serius menjalani program pembentukan otot. Karena otot membutuhkan nutrisi terutama protein. Sedangkan nasi memang membuat perut kenyang, tetapi tidak memberi nutrisi pada otot, melainkan hanya menambah berat badan yang berlebih karena kandungan karbohidratnya yang sangat tinggi. Camilan seperti keripik kentang juga sebaiknya jangan dikonsumsi lagi."

"Wow, itu cukup mengerikan karena selama ini aku tidak pernah memikirkannya. Yang penting aku kenyang,"ucapnya malu.

Henry tersenyum sabar. "Latihan seperti apa yang Pak Aaron inginkan? Atau saya yang harus memilihkan program latihan pembentukan otot untuk bapak?"

"Aku ingin punya perut kotak-kotak,"jawab Aaron sambil memandang sekeliling yang mulai ramai. "Menurutmu, latihan apa yang paling cepat untuk membentuk perut kotak-kotak?"

"Sixpack ya. Baiklah. Nanti akan saya buatkan program latihan dan pola makan untuk Pak Aaron, setelah bapak menyelesaikan administrasi dan mengatur jadwal dengan saya,"jelas Henry sopan.

"Kalau boleh tahu, kira-kira latihan seperti apa yang akan aku terima?"

"Untuk latihan tanpa beban, kita biasa menggunakan latihan workout yaitu seperti crunch, plank, leg raise, flutter kick, dan sit up."

Aaron melongo mendengar istilah aneh dan sambil mengusap tengkuknya, dia memotong penjelasan si personal trainer itu. "Tunggu, aku sama sekali tidak mengerti. Yang aku tahu hanya sit up."

"Nanti akan saya praktekkan satu per satu. Tapi pada dasarnya semua latihan workout adalah latihan untuk melatih otot perut. Dan latihan workout ini bisa juga dilakukan sendiri di rumah."

"Begitu ya,"komentar Aaron dengan mengangguk-angguk. "Kalau latihan dengan beban, bagaimana?"

"Mari saya tunjukkan alat yang mungkin akan Pak Aaron gunakan,"ajak Henry sambil melangkah ke sebuah alat di dekat pintu ruang sauna.

Alat pertama adalah flat barbell press. Alat ini dilakukan dengan posisi berbaring dan lengan memegang barbel sejajar di depan dada. Kemudian diangkat dan diturunkan dengan posisi sejajar dengan bahu. Henry si pelatih sangat terampil melakukannya sehingga terlihat mudah melakukannya. Aaron hanya meringis saat mencoba mengangkat salah satu sisi barbel.

"Kemudian alat disebelahnya ini namanya standing cable flyes. Letakkan kedua tangan di masing-masing dan tarik ke depan dada. Dan lakukan beberapa kali. Seperti ini,"kata Henry yang menjelaskan sambil menarik kabel yang nampak berat itu beberapa kali tarikan, bersilangan di depan dadanya. Saat melakukan beberapa tarikan itu, otot trisep bisep si pelatih menonjol dengan sempurna.

"Itu.. tidak berat?"tanya Aaron yang sedikit ngeri melihat si pelatih menarik kabel dengan sekuat tenaga.

"Berat barbel akan disesuaikan dengan kekuatan. Jadi untuk pemula seperti Pak Aaron, biasanya dimulai dari yang paling ringan lalu secara bertahap akan ditingkatkan."

"OOO begitu."

"Lalu ada ini,"kata Henry yang kembali berjalan dan mengarahkan Aaron pada sebuah alat yang mirip posisi orang mengemudi mobil, ada pegas untuk kaki namun diatasnya bukan kemudi setir melainkan terdapat dua buah pegangan yang harus ditarik.

"Ini.. apa?"

"Alat ini bernama seated cable row,"jawab Henry sambil duduk dan memposisikan dirinya di alat yang mirip mobil ini. Posisi tubuh Henry duduk tegak dan kedua kakinya berpijak pada kedua pegas itu dengan posisi lutut sedikit ditekuk. Kedua tangannya mencengkram kuat pegangan itu kemudian menariknya hingga mendekati dada dan posisi siku sejajar dengan bahu.

"Kurasa aku sedikit mual mendengarkan penjelasan alat-alat itu,"kata Aaron yang meringis dan mengusap tengkuknya. Sepertinya jalan yang harus ditempuhnya sangat terjal dan panjang untuk mendapatkan tubuh ideal idaman para gadis. "Tapi bagaimanapun perlu dicoba untuk melihat apakah aku mampu melakukannya atau tidak,"gumamnya.

"Tidak seberat yang dipikirkan. Asal punya kemauan pasti bisa,"ucap Henry yang sepertinya memahami pemikiran Aaron, sambil berdiri dari alat seated cable row.

"Baiklah, aku menurut apa kata ahlinya saja. Kalau begitu aku akan mendaftar dulu, setelah itu aku akan menyiapkan diri untuk perjuangan hidup dan mati,"kata Aaron beranjak dari ruangan gym itu.

----------

"Halo sayang."

"Hmmm."

"Tebak hari ini aku bertemu siapa?"

"Siapa?"

"Aaron."

"Aaron? Dimana kamu bertemu dengannya?"

"Aaron datang ke gym. Dia ingin membentuk otot perutnya."

"Begitu."

"Sayang, aku akui Aaron memang pria yang menyenangkan dan humoris. Tidak heran kamu jungkir balik menginginkan dia."

"Tentu saja. Aaron adalah yang terbaik,"kata lawan bicaranya yang membuatnya sedih.

Bersambung...