Chereads / mencintaimu itu takdirku / Chapter 1 - 1. Kebodohan Yang Haqiqi

mencintaimu itu takdirku

Lila_Anggraini
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 8.6k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - 1. Kebodohan Yang Haqiqi

AKBP Fito Mahardika pimpinan polsek kota palembang mengerahkan anggotanya melakukan operasi tangkap tangan anggota mafia yang beredar di kota palembang. Setelah anggota mafia berhasil dibekuk polisi, menyisakan pimpinan anggota mafia tersebut yang masih menjadi buronan polisi. 3 hari setelah kejadian tersebut terjadi kerusuhan Di depan polsek hingga beberapa prajurit TNI dikirimkan untuk membantu mengamankan daerah tersebut, pasukan ini di komando oleh letkol Burhan serta anggota kepolisian yg dipimpin oleh AKBP Fito Mahardika. gabungan TNI-POLRI bekerja sama untuk mengamankan daerah tersebut dari ulah perusuh yang jumlahnya sangat banyak. diantara mereka menggunakan senjata tajam. Baku hantam terjadi hingga salah seorang anggota kepolisian dinyatakan tewas ditempat setelah kejadian pukulan dengan golok mengenai lehernya. Belum dapat diketahui siapa dalang dibalik kerusuhan ini namun kedua aparat negara tetap berusaha melindungi dan mengamankan masyarakat sekitar. perkelahian demi perkelahian terus berlangsung senjata gas air mata pun sudah berulang kali diarahkan, namun para perusuh tersebut seperti tidak takut mati. mereka membabi buta anggota TNI dan Polisi. Meski begitu, kedua aparat tersebut tidak gentar. mereka mengerahkan seluruh tenaga untuk mengamankan keadaan. Hingga perusuh bisa dilumpuhkan. Meski kejadian ini banyak menelan korban jiwa, diantaranya 3 anggota polisi tewas, 2 anggotaTNI tewas sementara yang lain luka-luka. Sedangkan para perusuh separuh dari mereka kritis, yang lainnya diamankan Polisi untuk dimintai keterangan. Kota palembang terkenal akan jembatan ampera yg membuming keindahannya menjadi magnet ketika malam hari tetapi dibalik keindahan pada malam hari banyak sekali perkumpulan anak- anak nakal dibawah jembatan yang menjadi kebanggaan warga kota palembang.

Setelah kejadian tersebut. AKBP Fito Mahardika mendapat surat dari seseorang yang misterius mengancam bahwa putrinya yang bernama Aurelia akan dihabisi. Surat ancaman ini ternyata dari dalang dibalik kerusuhan itu. Tentu saja fito tampak memikirkan hal ini. Hingga ia mendatangi sahabatnya sekaligus teman semasa dibangku SMA. Letnan Kolonel Infanteri Burhan Yudhistira. Ia menceritakan isi surat itu kepada sahabatnya. Fito khawatir dengan ancaman itu. Burhan membenarkan bahwa fito tidak perlu takut dengan ancaman pengecut seperti itu, hanya saja tetap berhati-hati situasi apapun bisa terjadi, burhan berfikir akan menjodohkan kedua putra dan putri mereka agar hubungan mereka tetap terjalin, awalnya Fito menolak, karena yang ia ketahui putrinya sudah memiiki kekasih, tetapi burhan membenarkan jika pernikahannya tidak dilaksanakan dalam waktu dekat, tetapi ketika semuanya sudah siap, karena putranya sedang menempuh pendidikan dilembah tidar. Setelah mendengar perkataan burhan, Fito pun setuju karena ia sudah mencari masalah dengan melakukan penangkapan anggota mafia yang jumlahnya sangat banyak.

Aurellia Salsabila Mahardika. Remaja berparas cantik, berkulit putih, dengan tatanan rambut panjang yang lurus. Gadis kelahiran palembang 10 april 1995 ini memiliki mata yang sangat cantik serta bulu mata yang lentik. Duduk di bangku kuliah universitas sriwijaya palembang jurusan kedokteran. saat ini ia memasuki semester akhir. Arel sapaan akrabnya merupakan anak dari keluarga yang berada. Meskipun begitu, ia Tidak seperti remaja pada umumnya yang berpenampilan modis. arel memiliki karakter yang unik, manja dan cerewet, tetapi bisa juga bersikap dewasa dan lembut. Seperti memiliki kepribadian ganda. Sifatnya yang manja dan cerewet karena perannya sebagai adik jika di rumah ada sang kakak yakni Bagas dan Devan, sedang saat dia bersikap dewasa karena ingin menjadi panutan atau contoh yang baik bagi adiknya Karlin dan Nasya. Arel memiliki hobby membaca. Tak jarang membawa buku kemanapun ia pergi. Papanya AKBP Fito Mahardika bekerja sebagai anggota Kepolisian Republik Indonesia, sedang mamanya Wulandari Ningrum adalah seorang perawat di salah satu rumah sakit di kota palembang. Kakak Arel yang pertama adalah Bagaskara Laksamana Mahardika, si sulung Bagas sangat menyukai tantangan, tidak heran jika dirinya memilih dunia Tentara. Kini ia sedang menjalani pendidikan di lembah Tidar, bagas memiliki Kepribadian dingin, dengan tubuh tinggi didukung badan yang kekar sehingga banyak kaum hawa yang terpikau dengan pesonanya, berbeda dengan Devan anak kedua dari Fito dan wulan, kakak terdekat Arel. Devano Gibran Mahardika yang saat ini sedang mengemban pendidikan Akademi Maritim di Semarang, Devan sangat menyukai olahraga jenis apapun. Kepribadiannya hangat, bermodalkan wajah tampan. jika Bagas berkulit gelap seperti papanya, Devan berkulit putih, menurun gen mamanya. dengan tubuh tinggi didukung badan yang atletis, dia sosok yang bersahaja. Sementara adik Arel yang pertama bernama Nasya Arbela Mahardika yang sedang duduk dibangku SMA. Nasya sangat cerdas, hal ini dapat dilihat dari prestasi akademik yang ia raih dari SD hingga sekarang dia selalu mendapat peringkat satu di kelasnya. kepribadiannya sedikit tomboy, meski begitu Nasya sangat menyukai film bergenre romantis layaknya remaja putri pada umumnya hanya saja penampilannya yang tidak pernah feminim. Si bungsu bernama Karlina Natalia Mahardika masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama di kota Palembang. karlin memiliki hobby melukis. Bakat melukisnya sangat baik. Bisa dilihat dari hasil lukisannya yang di pajang di dinding kamarnya.

Pagi menyongsong. Matahari memaksa masuk melalui celah jendela kamar Arel, sinarnya menyapa kulit putih mulusnya, kedua matanya masih mantap terpejam, hingga beberapa saat kemudian ia mengerjapkan matanya, terperanjat kaget sehingga Membuat ia bergegas bangun dari tempat tidur dan matanya tertuju pada jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 06.30 wib.

"haduhhh bisa telat ini" gerutu aurel pada dirinya sendiri

"arel..kuliah ngga.??" teriak sang mama dari arah dapur

"iya maah.. ini juga mau mandi"sambungnya ga kalah sama suara keran air yang menyala

"nanti sarapan dulu yaa..udah mama siapin di meja makan. mama berangkat rel"teriak mamanya lagi kali ini sedikit lantang

"iya mah. Hati hati" balas arel dari dalam kamar mandi sembari menggayung air. Memang arel kalau mandi menggunakan gayung, padahal dikamar mandinya sudah ada bath up dan shower tapi dia tidak mau menggunakannya karena menganggap hal tersebut fasilitas manja, duh Arel padahal dia sendiri adalah seorang yang manja.

Jadi Pagi itu arel kesiangan. Sementara jam kuliah farmakologi mulai pada pukul 08.00 wib. padahal harus tiba di kampus pukul 07.30 wib. karena dia sipen alias sesi pendidikan untuk mata kuliah itu. Belum lagi dari rumah menuju kampus memakan waktu setengah jam, ditambah perjalanan macet dan lampu merah ga kebayang ribetnya si Arel.

Sementara sang mama dan adiknya sudah berangkat lebih awal karena mamanya yang disiplin waktu, beliau tidak mau sama sekali terlambat meskipun sudah lama bekerja di salah satu Rumah Sakit Umum Daerah Palembang. Sedang Karlin yang juga diantar sang mama memiliki rutinitas upacara setiap hari senin dan tidak boleh sampai terlambat. Sementara Nasya sudah bisa mengendarai motor sendiri semenjak masuk Sekolah Menengah Pertama. Papanya AKBP Fito Mahardika mendapatkan tugas diluar kota selama 2 minggu. Jadi di Rumah besar itu hanya ada mama, arel, kedua adiknya dan pembantunya, bi iyem, karena nama aslinya adalah tukariyem. Bi iyeem sudah bekerja cukup lama di Rumah Keluarga itu, karena beliau sudah menjadi kepercayaan mama dan papanya arel untuk membantu mengurus pekerjaan rumah. namun mama arel selalu melakukan kewajibannya sebagai seorang ibu, yaitu memasak. Tak heran jika mama arel selalu bangun sebelum fajar. Karena beliau harus mempersiapkan sarapan untuk keluarganya.

Dikamar bernuansa pink hello kitty, yang menjadi kesukaan arel sejak dibangku SMP, sang papa sempat ingin merubah kamarnya menjadi nuansa remaja dewasa misalnya dengan tema alvocadot tetapi arel tidak setuju, ia pikir meski ia sudah masuk ke remaja akhir dia tetap ingin merasakan nuansa kamar tetap seperti ini. Dengan kilat arel beranjak dari kamar mandi. Dia memakai seragam putih, wajahnya dibalut make up tipis agar tidak terlihat pucat, serta rambut yang digulung dengan kuncir pita bewarna hitam. Dihadapan cermin arel tersenyum menyeringai, kemudian matanya fokus pada jam bewarna pink yang ia kenakan di pergelangan tangannya.