"iya mbak. Bibi nonton" pasrah bi iyem. Mau bagaimana lagi ini permintaan anak majikan sendiri dikasih enak masa ya tetep ga mau.
"Jangan film yang romantis ya bik"
"Emang kenapa mbak?"
"Hehe ntar bibi baper" ujar arel seraya tertawa lepas
"Baper itu apa mbak?" Tanya bi iyem dengan muka lucunya lebih seperti orang polos.
"Aduuh si bibi. Udah ah bi arel mau mandi" Ujarnya sambil terus tertawa.
****
Arel duduk di depan teras halaman dengan mengenakan baju tidur lengan panjang, karena cuacanya yang dingin. ia sibuk memandangi layar ponselnya dan senyum-senyum sendiri. Ternyata yang dilihatnya adalah raka. mereka sedang melakukan video call .
"sayang rindu yaa..hayo ngaku" ujar arel dengan senyum yang merona
"iyalah.. Kakak rindu adek.. Jaga kesehatan ya disana. Walaupun suatu saat kakak udah ga ada di dunia ini adek harus tetep inget pesen kakak."ungkap raka serius diakhiri dengan senyuman
"Iih kok ngomongnya serem siih.. Kakak ga boleh ngomong gitu. adekkan jadi takut" ujar arel sembari memanyungkan bibirnya
"apa yang paling adek takutin di dunia ini?" tanya raka sambil memandang wajah pacarnya itu melalui layar ponsel.
"takut kehilangan kakak. Jadi kakak jangan kemana-mana yaa.. jaga hati untuk yang disini."ucap arel serius
"iya adek bawel, harusnya Allah yang kamu takuti" ucap raka menasehati
"Kok bawel sih"ujar arel merengek tak suka
"Iya bawel tapi lucu. jadi gemesin"rayu raka pada gadisnya itu
"Kek kucing aja gemesin."ucap arel seraya tertawa kecil
"Lohhh adek mau di samain sama kucing ?"tanya raka heran kekasihnya sangat menyukai hewan peliharaannya itu.
"Ya gapapa kucingkan emang lucu."
Merekapun sama-sama tertawa. tiba-tiba terdengar suara mobil dekat garasi.
"Eh sayang itu sepertinya mama deh. aku samperin dulu yaa. ntar malem sambung lagi."
"Dek ntar malem kakak ga bisa ngabarin, karena ada pelatihan gabungan."ujar raka serius
"Yaaa jadi ga tlpnan nanti". Arel yang cemberut
"Jangan cemberut gitu dong sayang.. ntar cantiknya hilang"bujuk raka agar gadisnya itu tidak cemberut lagi
"Biarin."arel masih ngambek
"Aurellia salsabilla yang kakak tahu selalu ceria ga cemberut kek gini ayolah smile sayang.."ucap raka sambil menyunggingkan senyuman khasnya. Membuat arel yang melihat jadi tersipu.
"Iya demi kakak adek senyum dan karena kakak adek senyum. Nanti malem fokus sama pelatihannya ya sayang.. semangat!!." ucap arel dengan menyemangati kekasihnya itu.
"Iya dek..kakak selalu semangat"jawab raka tersenyum kecil.
"Yaudah katanya mau samperin mama adek, nanti jangan lupa sholat magrib" ujar raka mengingatkan gadisnya itu agar tidak lupa kewajibannya.
"Iya kak. adek tutup ya tlpnya assalammualaikum"pamit arel yang akan menemui mamanya.
"Iya Waalaikumsalam" sambungan tlp pun diakhiri oleh arel. Dirinya kemudian langsung bergegas ke garasi untuk menemui mamanya.
"Mama...kenapa ga nungguin arel pulang dulu. Arel kan pengen nge mall soalnya udah lama ga ke mall" rengek arel didepan sang mama yang masih membawa kantong plastik hitam belanjaannya.
"Emang kamu mau beli apa rel" tanya sang mama yang risih melihat anak gadisnya itu masih merengek.
"Buku ma" ujar arel sambil tersenyum memperlihatkan deretan giginya yang putih.
"Buku kok nyarinya di mall. di toko buku sana." balas sang mama heran sama tingkah anaknya. Kadang manja kadang juga dewasa.
"Hehe arel mau cari novel ma" ujar arel menggarut kepala yang sama sekali tidak gatal.
"Kan kamu bisa nge wa mama tadi mama beliin." balas Mama nya tak mau kalah.
"Emang mama tau novel yang arel maksud " tanya arel sambil memeluk mamanya.
"Ya engga sih.." jawab sang mama pendek.
"Tuh kan. Yaudah deh besok-besok arel mau cari sendiri" ujar arel ngambek.
"Haduh.. udah deh kak arel ini bukannya nyuruh mama masuk. Berat tau bawa belanjaaan ini " gerutu Nasya
"iya nih kak arel malah celoteh ga jelas" balas karlin
"hehe maapin yaa Nasya..Karlin..sana kalian mandi gih dah sore, udah mandi trus sholat, pasti pada belum mandi kan?" ujar arel yang baru tersadar dirinya menjadi penghambat mamanya untuk masuk karena sepulang dari belanja langsung di hadapkan dengan banyak pertanyaan.
"iya sih kak " seru Nasya
"siap buk" ujar Karlin seraya sikap hormat seperti saat upacara
"eh kok Karlin panggil bu sih. Emang kak arel udah kelihatan tua yaa" tanya arel mengerutkan keningnya
"maksud Karlin Bu dokter" sesaat hening, kemudian semua yang mendengarkan karlin bicara tertawa melihat ekspresi lucu Karlin.
"haduh udah-udah, dengerin kalian sampai besok mama juga ga bakal masuk nih" tukas mamanya melihat tingkah ketiga putrinya.
"hehe iya iya mah. Habis si Karlin lucu" ujar nasya yang tertawa kecil.
"iya dong Karlin Adiknya siapa?"
"Abang Bagas, Abang Devan, Kak arel Sama Kak Nasya" Ujar Karlin Antusias
"Eh Jadi Kangen Abang Devan. " Lirih arel.
....
Jam menunjukkan pukul 04.00 wib. Drtttttdrtttttdrttttt dering ponsel arel. Arel yang masih tidur pulas tidak juga terbangun. Poselnya terus berdering..tetapi arel masih juga belum bangun. Masih dibalut selimut pink kesukaannya. 15 menit setelah ponsel berbunyi arel mulai membuka matanya. Ialu ia melihat layar ponselnya hidup kemudian membukanya melihat ada 13 panggilan tak terjawab. Dan disusul pesan yang tertera di layar ponsel dengan nama kak raka
"maaf sayang semalam kakak bohong bilang ada pelatihan. Sebenernya kakak mau ngasih surprise buat adek. kakak libur 1 minggu. Semalam itu udah di perjalanan. kakak naik bis sayang Tapi kakak pikir ga nyaman pergi dengan kebohongan jadi kakak tlp adek tapi ga diangkat, sayang baik-baik ya disana." isi pesan raka yang ditujukan untuk arel.
"Kenapa perasaanku ga enak ya. ah udahlah mending aku sholat keburu habis waktu" ujar arel dalam batinnya.
Arel melipat mukena seketika angin kencang datang hingga membuat foto raka dan dirinya sewaktu SMA terjatuh. arel yang melihat itu langsung mendekat kearah foto yang jatuh. arel bergumam ya tuhan ada apa sebenarnya ini. Ia bergegas meraih ponsel diatas nakas kemudian menelpon kembali tetapi tidak ada jawaban, hanya mbak operator yang bilang nomor yang anda tuju sedang tidak dapat dihubungi, tidak habis akal, ia krim pesan balik melalui wa maupun sms berharap ada balasan, namun hasilnya nihil.
Seperti biasa arel berangkat ke kampus pagi-pagi sekali. Tetapi belum ada orang. arel duduk di tepi taman sambil memegang buku. Pikirannya mengarah pada foto yang jatuh tadi. Ia bergumam apakah ini pertanda buruk.
Ahh. Pikir apa sih kau ini rel kak raka pasti baik-baik aja. Ujarnya bicara sendiri.
Kemudian arel melanjutkan kegiatannya pagi itu membaca buku sebelum perkuliahan dimulai.