Menjadi anak orang kaya? apa aku pernah membayangkan hal itu? Apa aku pernah berharap hal itu akan terjadi? Tidak, tidak sama sekali.
Aku sudah sangat bersyukur hidup berdua dengan ibuku walau tanpa sosok ayah sekalipun.
Apa pernah sekali saja pikiran ingin memiliki ayah atau ingin memiliki saudara terlintas dalam benakku? Pernah beberapa kali, aku fikir mungkin kalau aku memiliki sosok ayah dan juga saudara terlebih lagi saudara pria aku akan memiliki seorang sandaran lain selain ibu, seorang sandaran gentle yang menopangku dengan kedua kaki serta tangannya.
Dan semua itu akhirnya terwujud, awalnya aku bahagia mendengar berita itu, ditambah dengan kenyataan jika ibu sangat menyukai calon ayahku membuatku semakin bahagia.
Namun___semua berubah menjadi duka saat ibu serta ayah pergi berbulan madu ke negara asing meninggalkanku dengan ke empat putranya yang gila, lalu keadaan semakin memburuk saat ibu serta ayahku dikabarkan meninggal dunia karena kecelakaan.
Hal ini membuatku menyesal kenapa aku mau tinggal disini ketimbang tinggal dirumah lamaku dengan ibu, walaupun kecil dan sempit namun aku merasa nyaman tinggal disana daripada tinggal dirumah besar bak istana namun diisi oleh orang-orang gila tak berperikemanusiaan seperti ketiga saudaraku.
Telingaku mendengar suara langkah kaki menuruni tangga, seketika tubuhku beringsut kepojok ruangan sembari memeluk lututku menyembunyi payudaraku dengan kaki yang ku silangkan menutupi daerah intimku yang polos.
Mataku melirik saat ujung mataku melihat bayangan seseorang mendekat keruanganku.
Mataku seketika terpaku, tubuhku mengigil ketakutan melihat sosok pria yang membuka gembok pintu ruangan dengan sebuah nampan diatasnya.
"Waktunya makan" katanya dengan suara dingin.
Trang
Suara persatuan antara nampan stainless dengan lantai putih menimbulkan bunyi dentingan yang terdengar nyaring.
Pria itu mengambil semangkuk nasi, lalu menyodorkan sumpit yang sudah berisi nasi kemulutku.
Namun aku mengalihkan kepalaku menolak suapannya, aku berniat mogok makan, berharap mereka merasa iba padaku dan melepaskan kurungan mereka.
Myungsoo kembali menyodorkan nasi itu padaku namun masih aku tolak, aku tidak mau makan.
"Makanlah kau butuh tenaga untuk melayani tuanmu" dadaku bergejolak saat ia mengatakan kata tuan, aku merasa seperti hewan peliharaan.
"Cih, aku tidak mau" aku berdecih dihadapannya namun anehnya dia tidak marah padaku dia malah tersenyum, namun aku semakin merinding melihat senyumannya, senyuman yang tidak pernah aku lihat darinya ini terlihat sangat menyeramkan dimataku.
"Kau sedang melakukan mogok makan sebagai bentuk protesmu?" Aku terkejut mendengar ucapannya, dia membaca rencanaku.
"Kau kira dengan melakukan ini hukumanmu akan berkurang? atau bahkan kau berharap akan aku lepaskan?" Dia tertawa nyaring, suara tawa yang mirip seperti tawa pshycopath dalam drama yang biasa aku tonton, menyeramkan, mengerikan.
lalu ia kembali melanjutkan "kau salah besar, hukumanmu tidak akan pernah berkurang" seketika aku menghela nafasku panjang.
Apa itu artinya aku akan hidup seperti ini selamanya? Hidup tanpa keluarga, hidup tanpa orang tua, hidup tanpa rumah dan menjadi budak seks selamanya? Apakah memang seperti ini jalan hidupku dituliskan?
"Sebenarnya apa yang membuat kalian melakukan ini padaku? Apa salahku?" Apa aku terlalu lancang menanyakan ini? Namun dalam hatiku yang terdalam juga selali menanyakan pertanyaan ini.
Suara tertawanya kembali menyeruak menusuk gendang telingaku, membuatku kembali merinding, udara dingin ruang bawah tanah, tubuh yang polos tanpa pakaian ditambah dengan suara tawa seramnya adalah perpaduan epic yang mampu membuat bulu-bulu halusku berdiri.
"Kesalahanmu adalah lahir dari rahim wanita murahan itu" darahku tiba-tiba naik, amarahku memuncak saat mendengarnya menyebut ibu dengan panggilan yang tidak seharusnya ia sematkan pada ibuku.
"Jangan pernah sekali-kali memanggil ibuku dengan sebutan seperti itu" ia tersenyum menyeringai, lagi-lagi senyumnya mampu membuat buluku merinding.
"Apa kau masih akan mengatakan hal itu saat kau tau apa yang sudah ibumu lakukan pada keluargaku?" Aku seketika terdiam.
Apa aku masih akan membela ibu jika apa yang ibu lakukan merugikan orang lain? Apa aku masih akan memandang ibuku sebagai wanita tersuci didunia? Apa aku masih akan memandang ibuku sebagai malaikatku setelah aku tau sesuatu yang mungkin adalah sebuah keburukan ibuku?
Dengan ragu aku menjawab "memang apa yang telah ibuku lakukan pada keluargamu?" Ragu-ragu aku mengucapkan kalimat itu, namun dalam hatiku aku ingin tau alasannya melakukan ini.
Ia kembali menyeringai lalu mengambil satu butir obat serta menjinjing gelas air minum didepannya.
"Aku akan menceritakannya setelah kau minum vitaminmu" aku mengangguk menyetujui.
Ia menelan obat yang ia sebut sebagai vitamin tadi lalu meminum sedikit air___apa ia akan melakukan hal yang sama seperti kemarin?
Ia seketika menarikku daguku lalu mencium, ini dia benar-benar menciumku.
Dia mendorong vitamin yang ia minum kedalam mulutku yang segera aku telan tanpa menunggunya mengigit lidahku lagi.
Namun ia tidak kunjung melepas ciuman kami, ia malah memainkan lidahku, menyesap bibir atas serta bawahku dengan kuat serta beberapa kali mengigitnya sampai aku merasa bibirku perih.
Disela-sela ciuman kami aku merasakan tangannya menyentuh dadaku lalu memilin putingku, menariknya dengan kuat lalu meremas payudaraku, ia melakukan itu berulang-ulang sebelum melepaskan ciuman kami.
"Ahhhh" ini pertama kalinya aku disentuh olehnya, tangan dinginnya meleleh saat menyentuh tubuhku yang terasa panas.
Apa aku sudah gila menikmati permainan tangan pria gila ini? Sentuhannya terasa sangat dingin dikulitku sangat berbeda dengan sentuhan Taehyung maupun Wooseok, mereka memberikan rasa yang bebeda pada tubuhku.
Dengan tangan kanan memainkan payudaraku tangan kirinya mulai merembes turun memainkan daerah intimku.
Kepalaku terasa berputar, aku merasa linglung dengan apa yang sedang terjadi padaku.
Disela-sela tangannya yang memainkanku ia mulai bersuara.
"Ibumu adalah mantan kekasih ayahku" disela-sela rasa ini aku berusaha mendengar penuturannya, berusaha menangkap ceritanya walaupun nyawaku tidak 100% ada didalam tubuhku.
"Setelah ayahmu meninggal ayah kembali bertemu dengan ibumu, dan mereka mulai menjalin hubungan____" mataku mulai terpejam merasakan gerakan tangannya yang semakin menambah ritmenya sembari bercerita, mendengarkan suaranya sembari menikmati permainan tangannya.
Aku tau tidak seharusnya aku menikamati permainan dari iblis yang sudah memperlakukanku seperti binatang, tapi tubuhku tidak bisa berbohong jika sentuhannya adalah surga.
"Saat itu ayah masih bersama ibuku, dan saat ibu tau jika ayah berselingkuh dengan ibumu, ibu meminta ayah meninggalkan ibumu namun ayah menolak permintaan ibu dan memilih mempertahankan hubungannya dengan ibumu" mataku seketika terbuka, menatapnya yang sedang menatap payudaraku namun dengan pandangan kosong.
"Sampai akhirnya ibu depresi dan bunuh diri____didepanku" suaranya___suaranya membuatku tersadar, menulikan indra perasaku.
Aku hingga lupa bagaimana nikmat sentuhannya, kini yang ada dalam mataku hanyalah matanya yang menatapku sendu, seperti ada luka yang masih basah tergambar disana.
Namun sepersekian detik tatapannya berubah nyalang dan penuh dendam, ia tersenyum menyeringai menatapku lalu menambah ritme pada gerakan tangannya hingga membuatku kembali larut dalam sentuhannya.
Tangannya dengan cepat memainkan titik sensitif pada kemaluanku serta memilin kuat putingku hingga aku merasa ada sesuatu yang menggelitik perut bagian bawahku, membuat nafasku menjadi pendek dan desahan yang sedari tadi mencoba ku tahan akhirnya terlepas sampai aku merasakan rasa basah yang merembes diselangkanganku.
Ia menarik kedua tangannya, membersihkannya menggunakan lap yang ia bawa lalu kembali menatapku nyalang.
"Karena itu aku ingin kamu merasakan apa yang aku rasakan dulu" dia mengatakan itu dengan suara dingin dan juga datar, tangannya mengambil nampan yang tadi ia letakkan diatas lantai, lalu berjalan keluar tanpa mengatakan apapun lagi.
Sepeninggalnya aku mengumpulkan nyawaku sembari mengingat apa saja yang sudah ia ceritakan padaku tadi.
Jadi benar tebakanku? Ibu adalah selingkuhan ayah? Dan ibu menghancurkan rumah tangga orang lain? Hatiku mencelos mendengar kenyataan itu.
Wanita yang ku kagumi selama ini ternyata seburuk itu? Lalu kini siapa yang harus aku benci? Siapa yang patut disalahkan atas terjadinya hal ini? Apa ibu? Apa ayah? Apa aku? Apa Myungsoo? Atau bahkan semua saudaraku? Aku harus bersikap seperti apa setelah ini?
🔒⛓🔒⛓
Ditengah tidurku aku dibuat terheran oleh rasa aneh yang kurasakan.
Saat kubuka mataku aku hanya disuguhi oleh kegelapan tanpa cahaya, apa aku masih tidur dan bermimpi?
Ku gerakan tanganku berniat mengucek mataku, namun ada apa dengan tanganku? Tanganku terasa kaku tidak bisa digerakan, seperti ada sesuatu yang menahannya.
Apa ini nyata? Apa ada seseorang yang melakukan ini padaku? Rasanya matanya ditutupi oleh sesuatu yang membuatku tidak bisa melihat apapun sedangkan tanganku seperti diikat keatas karena aku merasa lelah pada lengan atasku.
"Tolooooong, ada siapa disini?" Suaraku terdengar nyaring diruang kecil dan kosong ini bahkan aku bisa mendengar pantulan suaraku sendiri.
Ku tunggu beberapa saat berharap ada yang membalasku namun nyatanya tidak ada satu suarapun yang membalasku membuatku semakin takut.
"Kumohon tolong aku____gelap____aku takut" ku gerakkan tanganku berkali-kali sehingga menimbulkan bunyi gemerincing, apa aku diikat menggunakan rantai? Atau itu bunyi dari borgolku sendiri?
"Tolooo____aaah" tubuhku reflek maju saat ada sesosok tangan yang tiba-tiba menyentuh punggungku namun tubuhku ditahan oleh sosok tangan itu membuat tubuhku kembali pada tempatnya.
Tangannya merabah puggungku pelan lalu berjalan maju dan meremas payudaraku "ahhhhh" aku terkejut saat sosok tangan mistis itu meremas payudaraku, sosok tangan yang tidak bisa aku lihat.
"Ammmbbbbb,___hent___tikaannnhhhh" sosok itu memainkan putingku lalu menariknya dengan keras hingga membuat tubuhku bergetar antara merasakan gelenyar dari diriku atau merasakan rasa sakit.
"Siapa kau?" Kataku dengan suara lirih berharap mendapatkan jawaban namun sia-sia karena tidak ada jawaban apapun membuatku penasaran.
Dalam kepalaku memikirkan siapakah dibalik sosok tangan ini, aku tidak bisa menebak namun dari apa yang baru saja aku rasakan aku bisa merasakan jika ini bukanlah sentuhan Myungsoo, kenapa aku bisa seyakin ini? Karena tangannya tidak sehangat ini.
Jadi pilihannya tinggal dua, antara Taehyung atau Wooseok, karena Eunwoo tidak mungkin melakukan ini padaku. Namun bagaimana jika ini benar-benar Eunwoo? Ahh.... tidak, tidak___aku yakin ini bukan Eunwoo, Eunwoo tidak mungkin melakukan ini padaku, dia bukan type pria seperti itu.
Ditengah pertarungan batin dalam menebak dalang dari tangan misterius ini tiba-tiba ada sesuatu yang basah dan kenyal menempel dibibirku.
Benda itu bergerak lalu menyeruak masuk mendalami mulutku dengan lidahnya, aku dibuat kuwalahan oleh permainan bibir orang misterius ini sampai sesuatu yang basah dan hangat menyergap daerah intiku.
"Eummbbbbb" sebentar, rasanya ini seperti mulut.
Iya aku yakin ini adalah mulut seseorang, aku bisa merasakan lidahnya yang mengeksplore daerah intimku bahkan menyesapnya, lalu lidah siapa yang sedang berputar didalam mulutku menari dengan lidahku? Lalu bagaimana dengan lidah yang mencumbu daerah intimku? Ini membuatku bingung, apa jangan-jangan ini bukan satu orang saja.
Bibir yang menciumku bergerak turun meninggalkan bibirku, menciumi daguku, leher, sampai ke dadaku dan mengulum puncak payudaraku, diikuti oleh sebuah tangan yang meremas payudaraku serta mengocok milikku.
Tubuhku rasanya sangat berat, aku bergerak kelabakan, terhuyung kekanan dan kiri merasakan serangan dari atas dan bawah ini sampai sesuatu yang menggelitik menyerbu perutku hingga aku merasa aku telah mencapai puncakku.
Tubuhku rasanya lemas sekali, mungkin ini efek dari aku yang tidak makan apapun kecuali vitamin itu dan aku menyesal sekali.
Karena tubuhku lemas aku tidak bisa mencoba menyelamatkan diriku bahkan sekedar untuk melawan saja aku tidak memiliki kekuatan sedikitpun.
Disela aku yang sedang mengatur nafasku aku kembali dikejutkan oleh sesuatu yang keras namun sedikit lembut menusuk anusku.
"Ahhhh" tubuhku bergerak maju namun ada seonggok tangan yang menahanku membuat tubuhku kembali pada tempatnya.
Benda itu bergerak naik turun serta berputar-putar mengocok anusku.
"Saaahhh___kit" nafasku mulai tersengal, ini sakit sekali.
Memasukkan sesuatu lewat anus sangatlah tidak disarankan bahkan tidak diperbolehkan kan? Namun mengapa mereka melakukan ini padaku? Ini sakit sekali, anusku terasa panas saat ini.
Lagi-lagi seonggok tangan yang tadi menahanku kini meremas payudaraku lalu mencium bibirku.
Aku tak bisa merasakan apapun sekarang selain rasa perih dari anusku, aku ingin ini cepat berlalu, benda itu terlalu keras untuk anusku.
Ciuman itu berubah panas, sosok ini bahkan memaksaku untuk menelan ludahnya, menjijikkan sekali.
"Haaaah" aku menghela nafasku panjang kala benda yang menusuk anusku sudah dikeluarkan, rasanya gejolak dalam dadaku sedikit berkurang.
Hingga seseorang ini melepas ikatan tanganku membuat tubuhku yang lemah limbung kelantai, aku tidak tau posisiku sekarang seperti apa, namun aku yakin aku pasti terlihat sangat mengenaskan saat ini.
Nafas legaku ternyata sia-sia, seharusnya aku tidak boleh merasa lega terlebih dahulu tadi, karena kini ada sebuah benda lagi yang menusuk anusku, namun ini rasanya berbeda dengan yang tadi.
Jika tadi terasa keras dan sedikit lembek, namun kalau benda yang saat ini menusukku dia lebih lembek lagi dari benda yang pertama tadi walaupun sedikit keras dan terasa lebih besar dari yang tadi, terasa dari seberapa benda itu memenuhi lubang anusku ditambah rasa hangat dari benda itu yang tidak kutemukan dari benda yang menusuk anusku pertama kali tadi.
Benda ini bergerak maju mundur secara pelan dan berkala lalu tak berselang lama ada benda lainnya yang mirip dengan ini masuk kedalam mulutku, memaksaku untuk mengulumnya.
Tanganku bertumpu pada lantai menumpu berat tubuhku yang sepertinya juga dibantu menopang seseorang yang sedang bermain di anusku, mungkin saat ini posisiku sedang menungging, karena kurang lebih seperti itu yang aku rasakan.
Kedua benda ini bergerak dengan arah berlawanan, jika bagian anusku maju maka bagian mulutku akan mundur seperti itu terus, mereka bahkan seolah bersengkongkol untuk menahan intensitas dorongan mereka terbukti dari betapa cepatnya dorongan depan serta belakangku ini membuat kepalaku pening.
Aku masih merasakan rasa perih pada anusku walau tidak seperih tadi namun rasa ini mampu membuatku tidak bisa merasakan apapun kecuali rasa perih hingga kurasa ada suatu cairan yang menyembur memenuhi mulut serta anusku hingga benda itu ditarik secara bersamaan
Tubuhku terasa semakin lemas hingga kepalaku terasa sangat berat saat ini.
Aku bisa merasakan jika kini tubuhku sudah limbung diatas lantai, seseorang melepaskan penutup mataku namun aku tidak bisa melihat dengan jelas siapa orang itu, yang aku lihat hanyalah tiga postur tubuh pria dengan satu dari mereka duduk berjongkok didepan mataku lalu dua lainnya berdiri didepanku.
Apa yang memainkanku 3 orang bukan 2 orang? Jika iya siapakah mereka?
Aku ingin membuka mulutku dan bertanya namun kepalaku terasa semakin berat, tubuhku juga terasa sangat lemas hingga pandanganku menjadi gelap, sepertinya aku akan kehilangan kesadaranku.
Hingga aku bisa mendengar suara seorang pria samar-samar disisa kesadaranku yang belum sepenuhnya hilang.
"Biar aku yang membawanya" itu adalah satu-satunya suara yang kudengar sejak mataku ditutup sampai dibuka hingga aku benar-benar kehilangan kesadaranku.