AUTHOR'S POV
Suzy yang kelelahan setelah menerima serangan dua arah dari dua pria yang kini sedang berdiri didepan serta belakangnya seketika limbung.
Salah satu dari mereka menunduk, menatap tubuh polosan Suzy dengan wajah khawatir.
"Apa dia tidak apa-apa Hyung?" Tanya Wooseok sembari menengadah menatap kakaknya yang masih berdiri tak jauh darinya.
Taehyung juga terlihat khawatir terlihat dari raut wajahnya.
"Coba cek nafasnya" Wooseok menuruti perkataan kakaknya, menyentuh tangan Suzy mencari denyut nadinya lalu memeriksa nafasnya, tangannya merasakan rasa dingin serta hangat saat jemarinya diterpa nafas memburu Suzy yang limbung.
"Dia hanya kelelahan karena tidak makan, kalian tidak usah khawatir" seorang pria lainnya tiba-tiba datang dan menginterupsi mereka, pria bermata tajam serta dingin sedingin kutup es.
Pria itu menunduk lalu membuka penutup mata Suzy, dilihatnya mata Suzy yang terbuka sayu, matanya terbuka namun terlihat tidak fokus dan buram.
"Kalian kembalilah, aku yang akan membawanya" mengerti, merekapun mengambil celana dalamnya dan mulai memakainya sebelum akhirnya pergi setelah mengambil dildo yang tadi mereka gunakan lalu berlalu tanpa menoleh melihat keadaan Suzy lagi hingga kini tinggallah Suzy bersama pria bermata tajam bak elang itu.
Pria itu menatap Suzy datar, entah apa yang sedang ada dalam fikirannya, ia terlihat datar dan tenang.
Mata Suzy sudah terpejam sempurna sepertinya gadis ini sudah kehilangan kesadarannya.
Setelah melepaskan borgol yang membalut pergelangan tangan Suzy, ia mengangkat tubuh limbung Suzy kedalam gendongannya karena ia sudah tidak sadarkan diri membuat tangannya menggantung kebawah sebelah namun kembali keatas ketempatnya semula saat Myungsoo benarkan.
Pria itu menaiki tangga menuju lantai satu lalu berjalan tenang memasuki kamarnya dengan Suzy yang sedang pingsan didalam gendongannya.
Diletakkannya tubuh Suzy diatas ranjang king sizenya lalu ia berlalu memasuki kamar mandi dan mulai menyiapkan air hangat didalam bath up, ia melepaskan seluruh pakaiannya sebelum akhirnya berjalan kembali menuju Suzy yang masih pingsan.
Ia berjalan mendekati ranjang lalu duduk ditepian ranjang, matanya menatap Suzy nyalang penuh emosi.
Kamar dengan dominasi warna abu yang monoton terlihat sangat tidak hidup dan seakan tak memiliki nyawa, kamar yang terasa sangat membosankan seperti pemiliknya.
Ia kembali membawa Suzy kedalam gendongannya lalu berjalan menuju kamar mandi dan masuk kedalam bath up yang sudah siap dengan air hangat serta parfum beraromakan green tea.
Ia masuk dengan Suzy yang ada dalam gendongannya, lalu merebahkan tubuhnya disana dengan Suzy yang ada diatasnya.
Posisinya tengkurap dengan mata yang masih terpejam.
Nafasnya sudah berangsur teratur dengan wajah damainya, mungkin ia sangat kelelahan, ditambah tidak adanya sesuatu apapun yang masuk kedalam perutnya membuat ia tak memiliki tenaga.
Myungsoo memejamkan matanya, tangannya berputar mengelilingi pinggang Suzy yang tertidur diatasnya.
Entah apa yang pria itu pikirkan sehingga ia terdiam beberapa saat dalam posisi ini sebelum akhirnya ia membuka mata lalu menatap Suzy dengan pandangan yang tak bisa diartikan.
Pandangan datar, dingin, dan penuh emosi yang bercampur menjadi satu menghasilkan aura jahat yang dominan.
Wajahnya sangat tenang hingga tak menunjukkan emosi apapun yang sedang ia rasakan, hingga tangannya lambat laun naik menyentuh wajah Suzy.
Mengusapnya pelan lalu perlahan turun menyentuh leher Suzy, menggenggam leher jenjang itu dengan kedua tangannya.
Dengan wajah tenang ia mengeratkan genggamannya, berniat menyekik Suzy hingga gadis itu mati dan musnah dari pandangan matanya.
Matanya tak berkilat dan tak memperlihatkan emosi apapun, hanya tenang dan damai seperti air.
Beberapa saat ia menyekik leher Suzy dengan kuat hingga gadis itu terbatuk, tersedak ludahnya sendiri dan saat itu pula Myungsoo melepas cekikkannya meninggalkan bekas merah pada sekitar lehernya.
Ia kembali menatap Suzy datar lalu mulai mengguyur tubuh mereka dengan air hangat.
⛓🔒⛓🔒
Mata Suzy mengerjap menyesuaikan bias cahaya dengan retinanya.
Tubuhnya yang lemah terasa sudah sedikit bertenaga dari saat tadi.
Matanya mengernyit merasakan tubuhnya yang terkungkung tak bisa bergerak, apa ia kembali diikat seperti tadi?
Namun saat ia merasakan ada suatu lengan yang memeluknya membuatnya sadar akan kenyataan yang sedang ia hadapi.
Ia mendongak dan tepat saat itu ia melihat Myungsoo yang sedang tidur sembari memeluknya.
Perasaannya terasa berbeda, walaupun ia sangat benci pria ini namun dalam hatinya ia merasa iba akan kenyataan yang pria ini alami karena perbuatan ibunya.
Melihat wajah damainya membuat hatinya menghangat.
Ia memperhatikan penampilannya, ia sudah tidak tanpa busana lagi melainkan dalam balutan kemeja putih kebesaran, kemeja yang bahkan tanpa ia bertanyapun ia tau ini milik siapa.
Yah___pasti Myungsoo yang membalutkan kemeja putih ini pada tubuhnya.
Ia kembali menengadah menatap Myungsoo.
Tangannya yang bebas terangkat, mengusap lembut rambut Myungsoo yang masih basah, tetesan air masih sedikit terlihat disekitar lehernya.
Ia mengusap lembut pipi Myungsoo yang tirus dengan tatapan iba "hidupmu pasti sangat berat_____" kata-katanya menggantung namun ia kembali melanjutkan dengan suara lirih "hingga kamu terlihat kurus seperti ini___aahh" mata Suzy membulat saat mata tajam itu tiba-tiba terbuka mengagetkannya membuat tangannya seketika menjauh dengan begitu cepatnya.
Ia tergagap hingga berusaha lepas dari kungkungan Myungsoo, namun pria itu menarik tubuhnya dengan kuat hingga membuatnya kembali jatuh dalam pelukan Myungsoo diikuti oleh menempelnya benda lembek itu pada bibirnya.
Tubuhnya menegang saat Myungsoo tiba-tiba menciumnya, pinggangnya dipeluk oleh Myungsoo membuat tubuhnya menempel erat pada tubuh Myungsoo, menyatu tanpa cela.
Ciuman mereka semakin dalam dan intens saat Lidah Myungsoo mulai menari bersama lidahnya, mengeksplore isi mulutnya meninggalkan rasa panas yang menyerang sekujur tubuhnya.
Tangan nakal Myungsoo yang awalnya melingkar pada pinggang Suzy mulai berjalan turun membelai pantatnya, semakin turun menuruni pahanya yang mulus.
Tangan dingin itu mulai berjalan naik membelai pangkal pahanya hingga menemukan inti basah miliknya yang tak terlindungi oleh sehelai kain apapun.
Tangannya yang dingin menyentuh bagian luar vaginanya, memainkannya dengan jari-jarinya yang dingin.
"Eumbbbb" Suzy hanya bisa mendesah dalam ciuman mereka, tangannya terangkat meremas lengan Myungsoo yang keras penuh otot.
Tangan dingin itu mengusap intinya memainkam klitotisnya dengan tak berperikemanusiaan, menyerangnya tepat dititik terlemahnya secara membabi buta membuat tubuhnya mengejang hebat.
Tangannya yang lolos meremas pantat Suzy lembut, lalu mengusap punggungnya perlahan naik dan semakin naik hingga berhenti di lehernya untuk menekan tengkuknya, memperdalam ciuman mereka.
Serangan pada klitorisnya terus berlanjut hingga ia merasakan jika ia akan mencapai puncaknya dan lelaki itu menyadari hal itu terlihat dari cengkraman tangan Suzy yang semakin kuat melukai lengannya hingga ia merasakan suatu yang basah merembes membasahi tangannya.
Ia menarik kembali tangannya lalu meletakkannya kembali melingkari pinggang Suzy hingga ia melepaskan ciuman mereka.
Matanya menatap mata Suzy yang masih tertutup, dadanya naik turun dengan nafas memburu hingga kelopak mata itu bergerak dan mulai terbuka memperlihatkan iris mata coklatnya yang cantik diperindah oleh bulu matanya yang lentik walau tak terlalu panjang, hidung panjangnya masih menyentuh hidung panjang Myungsoo, saling bergesekan.
Suzy terpaku melihat wajah Myungsoo dalam jarak sedekat ini, ia sudah pernah dicium pria ini namun entah kenapa ia merasa gugup, apa mungkin ini karena wajah tampan pria ini? Wajah dengan struktur yang tegas, hidung yang menjulang tinggi ditambah dengan mata tajamnya bak elang namun terlihat pas ia sandang, semua strukture wajahnya sangat sempurna, tertata apik diwajahnya.
Myungsoo menundukkan wajahnya lalu mengulum puting Suzy yang menyembul dibalik kemeja putih kebesarannya.
Suzy mendongakkan kepalanya tangannya menyentuh kepala Myungsoo meremas rambutnya gemas.
Ia melakukan hal yang sama pada puting milik Suzy yang lainnya lalu menarik wajahnya yang terbenam.
Ia menatap Suzy datar lalu beranjak dari tidurnya.
"Tunggu disini, ku ambilkan makanmu" Suzy menoleh melihat Myungsoo yang berangsur pergi, suaranya dingin dan datar seperti biasanya.