Sehingga sekarang Anjani merasa lebih aman dan nyaman dengan penjagaan ketat dari security sehingga tidak sembarangan orang bisa masuk. Jack yang terus memantau merasa senang melihat Anjani lebih sehat dan ceria,apalagi Anjani juga tetap mempertahankan anak dalam kandungannya.
'Baguslah aku tidak akan membunuh suamimu.. sekarang karena dia mencintai anakku ternyata.. kita lihat saja nanti seberapa besar dia menyayangi anakku.. 'gumam Jack dalam hati.
Hari ini Yoan menemani Anjani berjalan-jalan di sekitar Kompleks, memang setiap pagi mereka akan melakukan kegiatan jalan-jalan pagi , supaya kandungan Anjani selalu sehat, setelah berkeliling Kompleks, Mereka pun kembali pulang ke rumah, seperti biasa Yoan akan membuatkan susu hamil untuk Anjani , dan membuat roti bakar ketika mereka menikmati sarapan bersama. Ibu Yoan datang ke rumah .
Yoan yang melihat kehadiran ibunya menyuruh Anjani untuk masuk ke dalam kamar , ia tidak mau terjadi sesuatu terhadap istri dan anaknya, karena Yoan tahu ibunya masih belum bisa menerima Anjani sebagai menantunya.
"Kamu masuk dulu ke dalam kamar Sayang dan jangan kamu buka sebelum aku suruh. "kata Yoan. Anjani menuruti permintaan suaminya dengan masuk ke dalam kamar dan Mengunci pintu kamar.
Setelah itu hewan pun membuka pintu rumahnya.
"Tumben Ada apa Ibu ke sini?" tanya Yoan.
"Kamu itu anak durhaka apa istrimu yang durhaka yang menghasut kamu agar tidak pulang pulang ke rumah Bukankah kamu itu mempunyai orang tua ayah dan ibumu itu masih hidup kenapa kamu tidak pernah menjenguk kedua orang tuamu. "
"Maafkan Yoan Bu, bukannya Yoan tidak mau datang menjenguk ibu tapi aku Aku masih sibuk dan belum sempat untuk datang ke rumah Ibu karena mulai sekarang Aku bekerja Dari pukul 8 pagi sampai dengan pukul jam 5 sore jadi aku tidak sempat dan kalau libur aku isi dengan kegiatan mengantar istriku untuk yoga dan berjalan-jalan, dan kontrol ke dokter kandungan, maafkan aku tapi lain kali aku pasti akan lebih memperhatikan kesehatan ibu. Setelah Anjani melahirkan."Kata Yoan.
"Alah alasan saja seharusnya kamu bisa seimbang antara istrimu dengan ibumu.." karena ibunya Yoan berbicara sambil berteriak , Anjanipun bisa mendengar semuanya di dalam kamar. Anjadi hanya bisa menarik nafas panjang sambil meredakan rasa sakit di perutnya akibat dirinya merasa tegang hingga kandungannya pun mengalami kram.
"Ibu pelankan suaramu aku mohon.. aku takut Anjani mendengar dan itu bisa berpengaruh kepada kandungannya."
"Alah biarkan saja , lagian dia mengandung bukan darah dagingmu, Kenapa kamu tetap mempertahankan rumah tanggamu ini, padahal jelas-jelas bayi yang dikandung oleh istrimu itu bukan bayimu."
"Bu.. jangan mengatakan seperti itu, saat itu Anjani di perkosa, dan itu bukan keinginannya. jado aku mohon jangan pernah berkata seperti itu lago, bagiku bayi itu suci dan aku akan mencintainya seperti anakku sendiri."
"Bodoh.. kamu memang anak yang bodoh, aku tidak menyangka sudah melahirkan anak sebodoh kamu Yoan."
"Bu, maafkan aku, jika aku menjadi anak yang tidak seperti yang Ibu harapkan. tapi aku akan berusaha untuk menjadi orang yang lebih baik lagi Aku mohon Tolong jangan berbuat kerusuhan Aku tidak mau terjadi sesuatu terhadap Anjani. "
"Sekarang kemana wanita itu kenapa kamu sembunyikan? "
"Memang aku menyuruhnya untuk diam di kamar dan tidak keluar karena aku tidak mau Anjani kenapa-kenapa."
"Memangnya ibu mau apain dia? Apakah seburuk itu ibu di matamu hingga kamu pikir Ibu bisa menyakiti istrimu Hah.. "
"Maafkan aku ibu..." Anjani yang mendengar ibunya Yuan berkata seperti itu akhirnya memutuskan keluar dari kamar sambil memegang perutnya yang sakit karena mengalami kram. Yoan yang melihat istrinya kesakitan dan wajahnya sangat pucat segera menghampiri Anjani.
"Sayang kamu kenapa? wajahmu pucat sekali dan sepertinya kamu merasakan kesakitan. "kata Yoan.
"Perutku kram, sakit sekali.. "Kata Anjani sambil memegang perutnya yang lama kemudian keluar biasa yang mengucur hingga kaki dan betis Anjani. Yoan yang melihat hal itu semakin panik karena melihat istrinya mengalami pendarahan.
"Sayang kamu berdarah, kamu mengalami pendarahan Ayo kita ke rumah sakit sekarang "Yoan pun Memapah istrinya ke mobil, hingga Yoan melupakan ibunya masih berada di rumahnya , saking paniknya ia melihat kondisi istrinya seperti itu.
Ibunya Yoan yang melihat keadaan menantunya seperti itu sedikit merasa ketakutan takut terjadi sesuatu terhadap Anjani dan anak yang sedang dikandungnya. setelah melihat anaknya pergi bersama dengan menantunya ke rumah sakit ibunya Yoan akhirnya pulang dan menutup pintu rumah anaknya. sedangkan pikirannya berkecamuk memikirkan kejadian barusan.
Di perjalanan Yoan baru menelpon ayah Chandra dan ibu Viola kalau kondisi Anjani mengalami kram dan pendarahan dan saat ini sedang menuju ke rumah sakit dan Yoan juga mengatakan kalau ia lupa tidak membawa tas yang sudah ia persiapkan untuk persalinan Anjani.
Ibu Viola akan menyusul ke rumah sakit sambil akan membawa tas dari rumah Anjani.
"Kamu jangan khawatir ibu akan menyusul ke rumah sakit dan membawakan tas untuk persiapan persalinan Anjani sekarang fokus aja kamu mengemudi agar tidak terjadi sesuatu ibu akan segera menyusul kalian. "kata ibu Viola.
"Ya Bu Terima kasih.."
Sesampainya di rumah sakit Anjani segera ditangani. dan karena Anjani mengalami pendarahan yang cukup hebat akhirnya dilakukan operasi sesar untuk menyelamatkan Ibu dan bayinya.
Operasi berjalan dengan lancar . Ibu Viola dan ayah Candra pun sudah berada di rumah sakit. ibu Viola juga memberi tahu Malik adik Anjani soal ini dan Malikpun menyusul ke Rumah sakit.
Yoan merasa sangat tegang saat para dokter melakukan operasi terhadap istrinya ia takut terjadi sesuatu terhadap manusianya ataupun bayi dalam kandungan Anjani setelah Anjani mengalami pendarahan hebat.
"Kamu harus kuat, Kamu harus bertahan .. aku tidak bisa hidup tanpa kamu.. kamu adalah segalanya bagiku, " kata Yoan yang terus mengatakan hal itu di telinga Anjani.
"Kamu adalah segalanya bagiku.. "Yoan terus mengatakan hal itu hingga kata-kata itu terus terngiang-ngiang di telinga Anjani , tak terasa air mata Anjani menetes, Yoan pun menghapus air mata yang yang jatuh di ujung mata Anjani. kemudian Yoan mengecup kening Anjani, memberikan kekuatan kepada istrinya yang sedang berjuang antara hidup dan mati untuk melahirkan bayi yang berada dalam kandungan Anjani di dunia.
"Terimakasih Tuhan engkau berikan suami yang baik kepadaku."Gumam Anjani dalam hati.
Proses Operasi berjalan lancar dan lahirlah seorang putra yang sangat tampan yang mereka beri nama Naufal. Naufal bayi yang sangat menggemaskan, setiap orang yang melihatnya pasti akan merasa sangat senang dan tak pernah bosan memandang wajahnya yang sangat tampan.
Anjani sangat bahagia, hingga tak terasa meneteskan air matanya. air mata kebahagiaan.