"Dengarkan aku Jack aku tidak akan pernah memberikan anak ini kepadamu, karena aku yang mengandungnya, kalau kamu mau bayi buatlah dari wanita lain yang mencintaimu. jangan mengharapkannnya dari aku, karena aku tidak pernah mencintaimu."Kata Anjani sambil membuang muka.
"Aku tahu aku melakukan kesalahan, tapi aku mencintaimu, dan aku tak bisa mencintai wanita lain selain kamu. aku akan menunggu kamu sampai kapanpun.. ingatlah jangan pernah menggugurkan bayi itu."Kata Jack sambil berlalu pergi. Anjani menangis dalam pelukan Viola.
Setiap hari Anjani menemani Yoan dengan setia, meski orang tua Yoan apalagi ibunya kadang mengusir Anjani, tapi Anjani tetap bertahan, bahkan ia menguatkan tubuhnya yang terasa sangat sakit, ia tidak mau ketahuan ssedang hamil, karena orang tua yoan pati marah besar jika mengetahui mereka baru semingu lebih menikah tapi Anjani sudh berbadan dua. Karena itu Anjani berusaha menutupi kehamilannya.
Lagi-lagi ibu Yoan menatapnya sinis saat Anjani datang, "Kalau kamu kurang sehat pulang saja, bukan kah kemarin kamu di rawat ?kenapa sekarang sudah kesini lagi, sebaiknya kamu urus diri kamu sendiri, gak usah ngurusin Yoan, karena Yoan masih ada orang tuanya.
Anjani tak habis pikir kenapa ibu Yoan menjadi tidak respec padanya padahal waktu kecil ibunya itu sangat baik kepadanya. karena itu Yoan dan Anjani bersahabat dari kecil hingga besar bersama. mungkin sejak Anjani selalu menolaknya ibu Yoan menjadi kurang respec padanya.
"Maaf bu, saya kangen sama Yoan saya pengen melihat Yoan Bu,"Kata Anjani memberanikan diri.
"Alah kangen apa? dari kecil juga sampe gede kamu selalu menolak anakku, entah angin apa tiba-tiba kamu menerima Yoan jangan-jangan kamu menyembunyikan sesuatu.. yang ibu tidak tahu. kalau Yoan itu di butakan oleh cinta sehingga mau aja terima kamu, padahal kamu bawa sial dalam hidupnya, nanti kalau Yoan sadar, ibu akan minta dia ceraikan kamu biar dia gak kena sial lagi, ibu takut anak ibu mati konyo hnaya karena nikah sama kamu."Kata Ibu Yoan membuat Anjani sakit hati dan menangis.. Jack yang mendengar semuanya di balik tembok sebelah dekat ibu Yoan merasa marah ingn rasanya melawan tapi malah akan memperkeruh suasana saja.
"Sudahlah bu, kasian Anjani lagian dia itu istrinya wajar ia ingin melihat suaminya, biarin saja.;kata ayahnya nya Yoan.
"Terimaasih ayah.. "Kata Anjani sambil menangis masuk ke ruangan Yoan setelah minta ijin suster dan memakai pakaian khusus dan masuk kedalam ruangan Yoan.
"Yoan sayang, bangun sayang.. jangan tinggalkan aku, aku tak bisa hidup tanpamu.. Yoan bagaimana aku meneruskan hidupku ini Yoan aku hampa tanpamu.. Yoan aku butuh kamu sayang.. aku tidak mau hidup lagi jika kamu seperti ini terus bawa aku Yoan.. bawa aku ke alam mimpimu.. biar kita terus bersama.. "Kata Anjani yang terisak. suster yang mendengar ratapan pilu Hani merasakan apa yang Anjani rasakan.
"Sabar yah bu.. ibu harus kuat,, apalagi ibu sedang hamil, ibu harus bisa jaga kesehatan ibu.. "Kata suster yang tahu kalau Hani hamil karena kemarin Hani pingsan dan di periksa dokter sedang Hamil bahkan di rawat selama satu hari di ruang rawat inap. dan ketika suster berbicara seperti itu ibu Yoan masuk ke dalam ruangan bermaksud untuk mengusir Anjani.
Betapa kaget ibunya Anjani mengetahui Anjani yang menikah baru satu minggu lebih tapi sudah mengandung.. "Hey anak siapa yang kamu kandung hah.. tidak mungkin itu anak Yoan, kalian menikah baru saja sesminggu lebih tak mungkin itu anak Yoan.. jadi kamu nikah sama putra ku itu buat nutup aibmu.. kamu selalu menolaknya kamu nikahi Yoan untuk menutupi aib mu toh.. dasar manusia sialan "Kata ibu Yoan sambil menarik tangan Anjani dan mendorongnya keluar dari ruangan Yoan.
"Bu Sabar kenapa ibu begitu sama menantu sendiri."Kata Ayah Yoan sambil membantu Anjani bangun.
"Menantu apaan pak.. dia nikah seminggu udah hamil pak.. anak siapa coba? dasar wanita sial.. kamu mau nikah sama putraku rupanya buat nutupi aibmu saja.. pergi... dan jangan pernah kembali lagi kesini.."kata Ibunya Yoan.
"Anjani ... "Teriak Jack sambil merangkul Anjani namun Anjani menepis tangan Jack, kehadiran Jack malah memperkeruh suasana, membuat ibu Yoan semakin menyalahkannya, dan membencinya.
"Oh rupanya ini ayah anak itu, jangan-jangan orang ini yang mencelakai anakku karena ingin bersama kamu, benar kan?'Tanya ibu Yoan murka. Anjani semakin pusing dan pingsan Jack dan ayah Yoan membawa Anjani ke ruang gawat darurat untuk di tangani ayah Yoan juga menelpon ayah Chandra dan ibu Viola agar datang dan mengurus anaknya karena ayah Yoan juga musti mengurus Yoan.
Ayah Chandra dan ibu Yoan segera datang ke rumah sakit, Jack segera bersembunyi setela mereka datang, karena tidak ingin melihat ayah Chandra marah. Dokter memberitahukan jika kondisi Anjani sseperti ini terus berbahaya bisa-bisa bayinya tidak akan bertahan dan bisa keguguran. Jack merasa bersalah setelah melihat kondisi Anjani dan bayinya seperti itu.
"Anjani Haruskah ku mati karenamu.. jika kematianku bisa membuatmu bangkit kembali dari keterpurukan aku rela mati demi kamu.. "Bisik Jack di telinga Anjani. sebelum Jack pamit pergi. saat kedua orang tuanya menghadap dokter.
Anjani tidak membalasnya , Dia diam saja, tidak juga menangis karena air matanya sudah habis. setelah kembali dari ruangan dokter Viola dan Chandra memeluk Anjani dan berusaha memberi semangat hidup kepada putrinya itu. namun Anjani tidak meresponnya sama sekali, Anjani seperti sudah kehilangan semangat hidupnya bahkan demi anak dalam rahimnya pun Anjani seperti tidak mengharapkannya.
"Sayang kamu kenapa? kenapa ngdrop lagi bukankah kemarin kmau sudah kuat, kamu bersemangat untuk tetap bertahan."Kata Ibu Viola.
"Aku sudah tak mau hidup lagi bu, aku gak mau anak ini.. ibunya Yoan sudah mengetahui kalau aku hamil dan tahu aku hamil bukan anaknya Yoan bu, bahkan aku di usirnya dan malah Ibu Yoan menuduh aku aku menikah karena untuk menutupi aibku."Kata Anjani sambil menangis Ibu Viola memeluk Anjani , ayah Chandra yang geram pergi ke ruangan Yoan dan menceritakan semuanya kalau anaknya korban perkorsaan, sebenarnya Anjani tidak mau menikah dengan Yoan bukan karena tidak mencintainya tapi merasa kotor tapi Yoan terus meyakinkannya hingga akhirnya Anjani luluh, soal kehamilannya mereka juga baru tahu kemarin sehari sebelum Yoan kecelakaan.
"Begitulah ceritanya, jangan salahkan putri kami, itu bukan keinginannya.. dia sedang terpurukm karena suaminya kecelakaan dan sekarang mendapatkan perakuan dari ibu seperti itu membuat putri mkami tidak ada semangat hidup dan ingin mengakhiri hidupnya."Kata Candra.