"Aishhhh ... sial!" Ruby memaki dengan kesal, ketika Reino dengan teganya menurunkan dirinya di pinggir jalan.
Entah apa yang membuat Reino begitu marah hingga tega meninggalkan dirinya di pinggir jalan yang sangat sepi seperti ini. Ruby tidak mengerti.
"Apa karena aku memakai uangnya?" tanya Ruby pada dirinya sendiri. "Asal dia tahu saja, aku melakukan itu, bukan tanpa alasan! Dengan uang investasi itu, laba akan otomatis masuk setiap bulannya ke rekening Reino sebanyak sepuluh juta. Kurang baik apa, aku ini? Dia malah memperlakukanku dengan buruk! Aish ... dasar, bos sialan!"
Ruby menendang kaleng bekas yang ada di bawah kakinya dengan kesal. Ia terus berjalan, langkah demi langkah menyusuri jalan yang sangat sepi sambil terus berpikir.