"Home sweet home … tak ada tempat senyaman di dunia ini selain ranjang empuk milikku, ah … nyamannya … " gumam Reino.
Reino berguling sambil mengusap-usap seprei ranjangnya seolah ia sudah sangat lama sekali tak merasakan nikmatnya tidur di atas ranjang.
Sepulang dari rumah Baran, ia langsung saja menginjak pedal gas mobilnya menuju kediamannya. Rumah yang sudah beberapa lama ini tak ia tempati. Ia selalu terbangun di kamar Ruby. Kali ini ia benar-benar rindu dengan suasana kamarnya sendiri meski tubuhnya masih berwujud Ruby.
"Malam ini, aku mau tidur di ranjang ini. Tidurku tak nyenyak di atas ranjang berwarna pink," keluhnya.
Itu bohong! Ia bahkan bisa tidur sangat nyenyak di ranjang Ruby. Aroma khas Ruby yang menempel di bantal dan sepreinya sangat menenangkan Reino saat hendak tidur. Ada bagian kecil dari hatinya yang menolak keras sikap dinginnya pada Ruby. Entah sejak kapan bagian terkecil dari hatinya itu selalu mengusik ketenangan batinnya.