Chereads / Memandang Lautan Biru Yang Luas / Chapter 34 - Kebencian Chu Shenshu

Chapter 34 - Kebencian Chu Shenshu

Chu Weixu berjalan tergesa-gesa sambil mengepalkan kedua tangannya. Tanpa ia sadari, kuku-kuku jarinya menusuk dagingnya, namun ia tidak ingin melepaskan mereka, membiarkan mereka menusuk lebih dalam.

Pada awalnya, Chu Weixu berniat menghajar Chu Shenshu saat ia menemukannya, namun ia tidak bereaksi saat ia melihat Chu Shenshu hanya berdiri diam di anak tangga.

Ketika Chu Weixu hendak memijakkan kaki di anak tangga pertama, Chu Shenshu tampak sedang berdiri beberapa tangga di atasnya seolah-olah ia sedang menunggu Chu Weixu.

Seketika Chu Weixu berhenti melangkah.

Chu Weixu awalnya berpikir bahwa Chu Shenshu ingin membuat keributan dengannya, namun ia sepertinya salah menduga. Dilihat dari sikap Chu Shenshu, pria itu tampak tak memiliki niat mencari keributan.

Chu Weixu mengerutkan kening ke arah Chu Shenshu, memikirkan apa sebenarnya yang ia rencanakan.

Sementara itu, begitu Chu Shenshu menyadari kehadiran Chu Weixu, ia dengan segera menoleh ke arahnya, lalu berjalan turun dengan langkah elegan.

Saat ia berdiri tepat di hadapan Chu Weixu, kedua wajah pria yang memiliki garis tegas dan sombong itu tak dapat mengelak satu sama lain.

Chu Shenshu menghisap rokok tanpa melepaskan pandangannya ke arah Chu Weixu dan dengan sengaja meniup asap ke wajahnya.

Sementara Chu Weixu tetap diam hingga Chu Shenshu membuka suara, "Tadi, aku menemui Xinian di kantornya."

Suara Chu Weixu terdengar acuh tak acuh, "Lalu?"

Chu Shenshu menyesap rokoknya sekali lagi, berkata, "Aku berada di sana saat kau meneleponnya."

Chu Weixu menyipitkan matanya saat ia mendengar perkataan itu dan diam-diam menunggu Chu Shenshu untuk melanjutkan.

Pria yang memiliki ekspresi dingin di wajahnya itu mengetuk abu, menghamburkan sisa-sisa tembakau yang terbakar di atas sepatu mereka. "Apa yang telah kau katakan pada Xinian?"

Chu Weixu mengangkat alisnya dan tak ingin mengakui apa pun, "Apa yang aku katakan padanya? Tidak ada."

Udara tiba-tiba menjadi lebih dingin, menyelimuti mereka berdua.

Chu Shenshu tidak memberikan tanggapan saat ia memicingkan matanya.

Sementara Chu Weixu terus mengoceh, "Apa ini tujuanmu datang ke sini? Jangan mengatakan hal yang tidak penting padaku. Jangan membuang-buang waktumu untuk hal semacam ini karena aku tidak akan peduli dengan semua omong kosongmu itu."

Pria tenang di hadapan Chu Weixu memiliki tatapan mematikan di matanya. Ia tidak menunjukkan reaksi dan terus mencubit puntung rokok di jarinya hingga nyala api menyentuh kulitnya, menyebabkan sensasi terbakar.

Chu Shenshu mengambil langkah demi langkah, melewati Chu Weixu. Sebelum Chu Shenshu keluar di balik dinding, ia sempat berkata dengan nada memperingati, "Jika kau menyakiti perasaan Xinian lagi, aku tidak akan segan meminta orang-orangku untuk memberimu pelajaran. Selama ini dia terus membantumu, kan? Kau seharusnya menghargai itu."

Apa dia mengancamnya?

Chu Weixu menyunggingkan senyum. Bagaimana ia menatap Chu Shenshu saat ini, itu jelas adalah bentuk penghinaan untuknya.

Tidak ada rasa takut ketika Chu Weixu mendengar perkataan saudara tertuanya. Mungkin karena Chu Weixu adalah orang yang tidak terikat aturan, jadi ia sering mengabaikan peringatan apa pun dari orang lain.

Seperti seekor serigala yang setia pada satu pemimpin, Chu Weixu adalah orang yang tidak mudah dijinakkan. Ia tidak akan tunduk kepada siapa pun jika itu bukanlah Ai Zhiyi.

Chu Weixu diam di sana untuk waktu yang lama, menggantung kepalanya, menatap lantai dengan tatapan hampa. Tanpa menoleh ke belakang, ia mengetahui bahwa Chu Shenshu telah meninggalkan tempat ini. Ia bergumam kepada dirinya sendiri, "Kau pikir aku takut dengan gertakan seperti itu? Lucu sekali."

Sementara itu, sebelum Chu Shenshu keluar dari rumah teh itu, ia berbicara kepada Wen Qi yang saat itu sedang berjaga di konter seolah-olah ia mengejek, "Rupanya berada di antara mereka membuatmu terlihat lebih ceria sekarang."

Wen Qi tidak menoleh ke arah Chu Shenshu, namun ia juga enggan memberikan tanggapan hingga pria itu meninggalkannya dengan acuh tak acuh.

Dari raut wajah yang ditunjukkan oleh pemuda itu, terlihat ada hal yang telah terjadi di antara mereka, yang telah berlalu cukup lama namun meninggalkan jejak yang tak terhapuskan.

Chu Shenshu duduk diam di dalam mobil hingga seorang supir dengan ramah memastikan tujuan mereka, "Bos, apakah kita langsung menuju bandara?"

Mendengar seseorang bertanya saat suasana hatinya sedang buruk, membuat pertanyaan itu terdengar seperti ejekan yang memancing amarahnya. Ia segera melirik ke arah supir yang duduk di kursi pengemudi dengan tatapan tajam, berkata, "Apa aku pernah mengatakan ingin pergi ke tempat lain setelah mengunjungi tempat ini?"

Mendengar kata-kata bosnya, supir itu bergidik ketakutan seolah-olah rambutnya akan rontok. Jadi, ia segera meminta maaf dengan suara bergetar sebelum melajukan mobil.

Ada perubahan dari raut wajah Chu Shenshu yang tenang. Ada kerutan di tengah alisnya yang semakin jelas yang perlahan menunjukkan kekesalan yang terpendam.

Menggertakkan gigi, kemarahan yang berusaha ia tutupi di dalam dirinya akhirnya bisa ia lepaskan, menyalakan api di matanya.

Sejak dulu Chu Shenshu adalah orang yang tidak pernah akrab dengan kedua saudaranya. Namun, walau Chu Shenshu memiliki penampilan acuh tak acuh, ia sendiri adalah orang yang begitu peduli terhadap keluarganya—terkecuali ia adalah Chu Weixu.

Selama ini, Chu Shenshu tidak pernah peduli pada apa yang dilakukan Chu Weixu. Namun, saat ia melihat adik perempuannya disakiti oleh seseorang, walau sekalipun itu adalah saudaranya sendiri, ia tidak akan segan memberinya pelajaran tanpa peduli jika itu perlu dengan cara kekerasan.

Lagi pula, sejak Chu Weixu meninggalkan keluarga mereka, Chu Shenshu menganggap bahwa Chu Weixu tidak lagi merupakan bagian dari Keluarga Chu walau seaklipun ikatan darah bukanlah sesuatu yang bisa dilepaskan. Ditambah lagi, Chu Weixu tidak memiliki sopan santun yang tidak memiliki gambaran khusus di keluarga mereka, membuat Chu Shenshu meragukan identitasnya saat ini.

Chu Weixu memang tidak terdidik secara sikap, layaknya orang buangan yang hanya menggunakan marga yang sama seperti dirinya.

Sementara Chu Shenshu, dimana pun kakinya memijak, maka orang-orang akan menunjukkan rasa hormat.

Reputasi dan kekuasaannya adalah kekuatan besar yang menjunjung namanya sebagai pewaris bisnis di keluarga Chu.

Jika orang-orang mendengar namanya, maka orang-orang akan segera mengenalinya sebagai "Chu Shenshu, si pria hebat dan makmur".

Namun, ada satu rahasia. Walau Chu Shenshu adalah orang yang sejahtera, ia memiliki masa lalu yang kurang beruntung dimana ia dulunya hanyalah seorang anak yang diabaikan oleh keluarganya sendiri.

Saat usianya baru menginjak dua tahun, ibunya mengandung adik keduanya. Saat itu kondisi ibunya tampak buruk sehingga ia tak mampu merawat Chu Shenshu, jadi kakeknya mengusulkan untuk membawa Chu Shenshu ke kediaman mereka yang berada di kota berbeda daripada Chu Shenshu harus dirawat oleh seorang pengasuh, dan berkata bahwa mereka akan merawatnya di sana hingga kondisi ibunya pulih.

Namun, tahun-tahun berlalu hingga kelahiran Chu Weixu. Chu Shenshu seperti orang yang dilupakan. Oleh karena itu, ia menjadi lebih betah berada di kediaman kakek dan neneknya daripada ia harus kembali ke mansion keluarganya.

Saat remaja, kedua orang tuanya mengingatnya. Mereka pernah membawa Chu Shenshu kembali ke mansion mereka beberapa kali, namun ia tetap saja melarikan diri.

Hingga pada usianya yang ke-dua puluh satu tahun, kakeknya meninggal, jadi ia diminta oleh neneknya untuk kembali ke kediaman keluarganya dengan alasan untuk membuatnya terbiasa.

Sayangnya, walau Chu Shenshu telah dirawat bertahun-tahun oleh kakek dan neneknya, tetap saja, kasih sayang mereka tidak sepenuhnya untuknya melainkan kepada Chu Weixu. Bahkan kedua orang tuanya melakukan hal yang sama kepadanya seolah mereka semua menganggap bahwa Chu Shenshu bisa hidup sendirian tanpa mereka.

Mereka menganggap bahwa Chu Weixu adalah anak yang lemah sehingga ia membutuhkan lebih banyak perhatian.

Apa bedanya dengan dirinya?

Alasan itu tidak membuat Chu Shenshu lantas bisa memahami keadaan Chu Weixu selain merasa begitu membencinya, bahkan ia bisa merasakan kebencian teramat dalam diukir di tulangnya.

Chu Shenshu mengetahui apa maksud dari kata 'lemah' itu bahwa itu menyangkut kelainan darah yang diderita Chu Weixu.

Lalu, bagaimana dengan dirinya? Ia juga sama seperti Chu Weixu, menderita kelainan genetik yang sama dengan skala yang sama, juga diturunkan dari ibu yang sama. Hanya perhatian yang membuat mereka berbeda.

Ia hanya tidak ingin mengatakan bahwa kedua orang tuanya dengan sengaja tidak bersikap adil hanya untuk menuntutnya menjadi pria mandiri saat ia dewasa.

Sekarang, Chu Weixu yang mereka lindungi telah melarikan diri dengan orang lain dan meninggalkan nama buruk untuk mereka. Chu Shenshu bertanya-tanya apakah itu membuat mereka menyesal?

Walau begitu, layaknya dewa yang Agung, Chu Shenshu tidak menaruh dendam untuk kedua orang tuanya. Hanya saja, jika ia diberikan satu kesempatan untuk menertawakan mereka, ia ingin melakukannya tepat di wajah orang-orang yang dulunya membela Chu Weixu!

***