Chereads / Memandang Lautan Biru Yang Luas / Chapter 13 - Apakah Dia Mendengar Semuanya? (1)

Chapter 13 - Apakah Dia Mendengar Semuanya? (1)

Seperti saat mereka bersekolah dulu, dimana orang-orang bisa memujinya dengan banyak hal baik, namun di samping itu, juga tidak sedikit hal yang bisa membuat orang-orang merasa ketakutan.

Waktu itu Chu Weixu adalah orang yang aktif di tim basket dan juga sebagai siswa berprestasi dalam bidang akademik, sehingga banyak orang yang mengaguminya, terkhusus para gadis. Tubuhnya yang sempurna dan wajahnya yang memang tampan, tidak heran jika banyak gadis yang bahkan ingin menjual diri padanya. Itupun membuat para lelaki di sekolah mereka merasa iri padanya. Tetapi, karena Chu Weixu adalah orang yang berstatus tinggi, jadi tidak ada seorangpun yang ingin membicarakan keluhan mereka.

Namun, di balik semua itu, Chu Weixu adalah pria dingin yang bahkan hampir tidak melirik siapapun kecuali Ai Zhiyi. Bahkan, saat seseorang menggoda Ai Zhiyi, tidak peduli jika itu hanyalah sebuah lelucon belaka, ia tidak akan pernah segan memukul wajah orang itu. Hal itu membuat orang-orang banyak berpikir bahwa kesempurnaan yang ia miliki hanyalah usahanya untuk menutupi keburukan itu.

Kemudian, ia juga selalu dengan sengaja membuat para gadis yang menyukainya merasa kecewa, dengan tidak membiarkan siapapun dari mereka untuk mendampinginya saat ia berada di lapangan kecuali Ai Zhiyi. Ai Zhiyi adalah satu-satunya orang yang ia biarkan untuk menyaksikan dan menyimpan semua keperluannya ketika ia sedang bermain bersama timnya, hanya untuk membut para gadis di sekolah mereka merasa cemburu. Namun, disaat para gadis itu mengutarakan kecemburuan mereka kepada Ai Zhiyi, Chu Weixu akan langsung memarahi mereka tanpa rasa bersalah.

Ai Zhiyi pernah bertanya, mengapa ia melakukan semua itu? Namun, jawaban yang ia berikan adalah hal yang membuatnya terdiam, bahwa selain karena ia hanya ingin melihat mereka semua menyerah dan berhenti mengganggunya, ia juga berkata bahwa Ai Zhiyi lah yang menjadi satu-satunya orang yang pantas untuk selalu mendampinginya, bukan orang lain. Sehingga mulai saat itu, Ai Zhiyi merasa bahwa Chu Weixu memang sedikit narsis dan licik saat mereka remaja, tetapi itu terkadang membuat Ai Zhiyi tertawa saat memikirkannya.

Dengan tubuh besar dan tinggi yang terlihat begitu atletis, orang-orang melihatnya dengan kesempurnaan yang tak bercelah. Namun, Chu Weixu selalu menggunakan keunggulan itu untuk melawan siapa saja yang berani mengganggu Ai Zhiyi di sekolah mereka. Walau ia tahu bahwa itu akan cukup berbahaya saat ia terluka, ia bahkan terlalu keras kepala untuk mendengarkan siapapun, bahkan tidak peduli dengan penyakit bawaannya.

Orang-orang di keluarganya juga mengaku bahwa Chu Weixu bertingkah seperti seorang gangster muda yang sering melakukan perkelahian walau itu hanyalah sebuah masalah sepele. Ayahnya bahkan sering mendapatkan surat dari kepala sekolah. Akan tetapi, ayahnya hanya mengabaikan surat itu dan meminta saudarinya untuk datang sebagai formalitas.

Waktu itu ayahnya adalah seorang ayah yang selalu bangga padanya, sehingga ia tidak pernah mendapatkan masalah di keluarganya, bahkan tidak pernah peduli dengan bagaimana kelakuan Chu Weixu di sekolah, kecuali kakak perempuannya yang selalu memarahinya.

Namun, seperti yang diketahui, Chu Weixu tidak akan pernah ingin mendengar nasihat apa pun, dan selalu menganggapnya sebagai angin lalu. Hingga, suatu hari Ai Zhiyi memarahinya karena sikapnya yang overprotektif terhadapnya. Di luar dugaannya, itu membuat Chu Weixu sedikit demi sedikit berubah dari kelakuannya yang selalu ingin melindunginya dengan cara kekerasan.

Saat itu, mereka berdua adalah sahabat dan Ai Zhiyi mempercayainya. Namun, suatu hari ketika Chu Weixu mengatakan bahwa ia menyukainya, Ai Zhiyi terkejut dan bahkan tidak mengajaknya berbicara selama berhari-hari. Tetapi, ia juga tidak bisa membohongi bagaimana perasaannya. Ia tahu bahwa selama ini ia juga menyukai Chu Weixu sebagaimana ia menyukai dirinya, dan hanya tidak menyangka bahwa Chu Weixu memiliki perasaan yang sama sepertinya.

Hingga pada suatu pagi, Ai Zhiyi datang padanya dan membuat berandalan itu berjanji bahwa ia akan selalu menuruti apa katanya agar mereka menjadi sepasang kekasih. Tentunya, Chu Weixu menyetujui hal itu tanpa keraguan sedikitpun karena ia berpikir bahwa Ai Zhiyi adalah satu-satunya orang yang harus ia manjakan seumur hidupnya.

Sejak saat itu, Chu Weixu, seekor macan kecil liar, menjadi kucing kecil yang membuat Ai Zhiyi selalu ingin memeliharanya. Chu Weixu menjadi sangat patuh, tapi tidak menghilangkan sikap aslinya yang selalu menyenangkan.

Namun, tetap saja, Chu Weixu adalah seekor macan liar yang bisa kapan saja menjadi liar, seperti sebuah naluri alami di dalam dirinya. Hanya saja, selama ini, ia berbeda dengan dirinya yang dulu, yang masih anak-anak. Di saat mereka remaja, ia tidak kenal takut dan tidak akan memberi ampun kepada siapapun sampai Ai Zhiyi menyuruhnya berhenti. Sekarang, Chu Weixu bisa mengendalikan emosinya. Tetapi, tetap saja, bahwa setiap orang lain yang dengan sengaja memancing keributan dengannya akan berakhir dengan sebuah pukulan di wajahnya.

Untungnya, Chu Weixu tidak pernah sekalipun bertindak kasar padanya. Seperti sekarang, Chu Weixu merasa hatinya benar-benar terbakar namun tak banyak yang bisa ia lakukan selain memeluk kekasihnya yang begitu ia cintai. Seberapa besar kecemburuan dan kemarahan itu, ia tidak akan lebih dari sekedar berdebat, lalu akan berakhir dengan memeluk Ai Zhiyi karena ia percaya bahwa hanya dengan itu ia akan merasa lebih baik.

Setelah dalam keheningan yang lama, masih pada posisi yang sama, Ai Zhiyi pun akhirnya membuka suara dan berkata dengan lembut, "Weixu, aku juga sedang melakukan hal yang sama saat ini."

Ai Zhiyi menggertakkan gigi saat ia mengatakan kata-katanya. Ia memang sudah terbuka kepada Weixu sebagaimana dirinya. Namun, itu tidak menutup kemungkinan bahwa ada hal yang ia sembunyikan, dan takut jika kekasihnya mengetahuinya sehingga membuat hubungan mereka benar-benar hancur. Ia tidak akan bisa bertahan jika hal itu terjadi di kemudian hari.

Ketika Ai Zhiyi menyelesaikan kalimatnya, ia dapat merasakan kedua tangan Chu Weixu semakin erat di tubuhnya sebelum ia kembali mendengar suara Chu Weixu yang berat dan dalam di telinganya.

"Tadi, aku tidak sengaja mendengar percakapan kalian di rumah sakit. Aku tahu bahwa tidak ada apa-apa di antara kalian berdua, tapi hatiku tetap saja merasa terganggu. Aku mendengar bagaimana dia berbicara padamu. Ia terdengar marah karena sesuatu ...," terdiam sebentar, ia pun melanjutkan, "Bukannya aku tidak percaya padamu, tapi kau memang terlihat sedang menyembunyikan sesuatu dariku."

Chu Weixu tidak lagi bisa menahan apa yang sejak tadi ia ingin katakan. Itu hanya akan mengganggunya. Jadi, setelah kata-kata itu tertahan cukup lama di lidahnya, ia pun merasa sedikit lebih lega dengan mengatakan semuanya. Setidaknya, itu bisa membuatnya merasa sedikit lebih tenang.

"Weixu ...." Ai Zhiyi bergumam pelan. Ia ingin berbicara, namun karena ia tahu bahwa yang akan ia sampaikan adalah kebohongan, semua kata-kata itu hanya bisa tertahan di tenggorokannya seperti duri yang menyakitkan.

Bagaimanapun juga, jantungnya sudah terasa memompa darahnya dengan cepat hingga hampir meledak. Ai Zhiyi terpaku dan merasa tubuhnya menegang dengan wajah pucat. Ia khawatir jika saja Chu Weixu mendengar semuanya.