Li Zheng Yu mencubit ruang di antara alisnya. Sepertinya ia sudah salah sangka kali ini.
"Zheng Yu, sepertinya istrimu belum ingin kau pergi," terang Mei Hsu.
"Tapi seharusnya dia sudah tahu kalau aku tidak bisa meninggalkan pekerjaanku terlalu lama."
"Kau harus memakluminya karena wanita yang sedang hamil suasana hatinya memang berubah-ubah. Mungkin dia masih ingin bermanja-manja denganmu. Cepat susul dia, sebelum amarahnya semakin memuncak," perintah Mei Hsu. Jika tidak ada dirinya disana, mungkin mereka akan bertengkar lagi.
Li Zheng Yu menghirup udara dalam-dalam lalu menghembuskan nafasnya pelan.
"Baiklah, semoga saja dia mengerti," ujar Li Zheng Yu lalu masuk ke dalam rumah, meninggalkan ibunya seorang diri.
Li Zheng Yu menyusul sang istri ke kamar. Ia mengetuk pintu berulang kali sambil menyebut nama Xiao Yi. Namun sama sekali tidak ada respon ataupun jawaban.
"Sayang, buka pintunya. Bisakah kita bicara sebentar?" panggil Li Zheng Yu tiada henti.