Mei-Yin menepis tangan Li Zheng Yu yang hendak meraih tangannya.
"Mei-Yin, awalnya ayah tidak bermaksud tidur di dalam kamar ini. Namun sepertinya semalam ayah berjalan saat tidur," terang Li Zheng Yu dengan nada lebih lembut. Berharap kali ini putrinya mau mendengarkan.
"Berjalan saat tidur? Tapi kenapa berjalan ke kamar ibu? Bukankah Ayah bisa masuk ke dalam kamar lain?" ujar Mei-Yin dengan bibir cemberut.
Ternyata anak itu jauh lebih pintar dari kelihatannya. Li Zheng Yu tidak habis pikir putrinya berpikir sampai sejauh itu.
"Itu karena … karena kamar ibu tepat di sebelah kamar ayah. Mungkin semalam ayah salah masuk kamar setelah dari dapur," ujar Li Zheng Yu. Wajahnya pura-pura mengingat apa yang terjadi semalam.
Mei-Yin mengerjapkan kedua bola matanya. Alasan Li Zheng Yu kali ini bisa dibilang masih masuk di akal. Namun ia tetap belum bisa memaafkan ayahnya karena sudah membawanya ke kamarnya.
"Kau percaya pada ayah, kan?" ujar Li Zheng Yu.