Karena sudah sejak pagi kedua teman arsila berada di sini dan itu juga sudah memasuki jam makan siang, maka Umi Halimah meminta agar mereka juga ikut bergabung dengan keluarga besarnya beserta besan untuk makan siang bersama.
Dalam percakapan saat makan siang tidak ada yang terlihat janggal semua terlihat seperti baik-baik saja. Namun setelah Nuraini dan Ruroh berpamitan untuk kembali ke pondok, barulah, Rayan memperlihatkan ekspresi yang tidak seperti biasanya.
"Rayan, ya sudah, mungkin kamu lelah butuh istirahat kalau begitu Umi sama Nafisah kembali dulu ya lagi pula kasian abah nanti setelah mengajar anak-anak madrasah lapar gak ada yang nyiapin makanannya," ujar umi Hanif yang melihat putranya seperti sedikit murung.
"Loh, kok buru-buru, Umi?" tanya Rayan yang sejak tadi melamun.
"Iya, kalau umi tidak pulang, bagaimana dengan abah kamu di rumah? Siapa yang akan menyiapkan makanannya?"