Robi'ah melepas cadarnya, lalu trsenyum lembut. "Mungkin, kamu hanya merasa kehilangan saja, Fatih. membayangkan, kau yang hanya sekedar kenal dia sebagai saudara saja sedih, takut terjadi apa-apa padanya, dan bila memang ada hal yang tak diinginkan terjadi… kau pasti akan merasa sedih dan hancur kehilangan sekali. Lalu, kau menggembalikan, apalagi istri dan anaknya? Tidakkah lebih hancur? Mungkin seperti itu, Nak," jawab Robi'ah. Sebab, dia sama sekali tidak tahu, kalau Arsyla adalah gadis yang pernah disukai oleh putranya, dan Arsyla lah yang telah membuat putranya hingga berusia tigapuluh empat tahun tak juga kunjung menikah.
"Bisa jadi juga, sih Ma… " jawab Fatih. dia tersenyum kecut. Tak tahu sekali dengan maksut hatinya. Namun, apa yang dikatakan mamanya, mungkin saja juga bisa benar. Sebab, jika memang dia hanya mementingkan dirinya… tidakkah dia senang jika Rayan telah tiada, maka dia bisa melamar Aryla setelah selesai masa iddahnya?
