Chereads / CHRYSANT / Chapter 27 - Bahagia itu Sederhana

Chapter 27 - Bahagia itu Sederhana

Hai namaku Chrystal, lucu ya namaku, ketika aku bertanya kepada orang tua, kenapa nama ku Chrystal mereka tidak menjawabku dengan jelas, kami tidak memiliki maksud apa-apa soal nama mu, itu hanya terdengar bagus.

Dan memang nama itu terdengar bagus untuk ku, baiklah aku akan membuat arti untuk nama ku sendiri.

Kilauan ...

Aku ingin memiliki hidup yang berkilau seperti kristal nama ku, dan sayangnya itu tidak terjadi pada kehidupan ku.

Beberapa kesialan malah sering mampir dalam kehidupan, sepanjang umur ku ini.

Contohnya ketika kecil saat bermain 'mari saling mendorong'

dengan adik ku, aku yang terjengkang duluan, atau ketika kami sedang melakukan survey tempat PKL, aku yang lebih dulu terpisah dari kelompok dan tersasar sampai sore.

Parahnya tidak ada yang mencari ku dengan menganggap aku pulang duluan.

Ayolah, mana mungkin aku pulang duluan, aku ini tipe setia kawan, alasan utamanya aku punya kebiasaan lupa jalan.

Begitulah hidupku yang sama sekali tidak berkilau, meski ada beberapa momment yang membuatku banyak bersyukur.

Yaitu kelahiran ku ke dunia dan aku diberkahi dengan keinginan belajar yang kuat, serba ingin tahu, sesekali sok tahu walau malas melakukannya.

Perlu contoh lagi, baiklah tentu aku tidak akan bosan menggambarkannya.

Aku tahu kalau permainan bola basket itu keren, tapi aku malas mempraktekannya, aku tahu sepak bola menyehatkan tapi aku langsung pesimis saat seorang temen meledek ku karena tendangan miring yang ku lancarkan, ah sial.

Aku tergila-gila dengan dance, sampai aku jatuh cinta dengan sebuah boy group karena dance mereka yang pertama ku lihat.

Mmmm ... Dance magnae yang membuat ku jatuh cinta setengah mati.

***

Bagaimana si magnae dengan luwes menirukan gerakan dance girl group yang biasanya, akan diperagakan secara berlebihan oleh group lain.

Aku baru sadar ketika membaca translet MC variety show, soal penampilan magnae ini.

" Dia terlihat menari dengan baik, lalu bagaimana jika kalian menarikan seperti girl group itu. "

Dua member yang menjadi dance line group, berhenti sebentar lalu melanjutkannya sesuai yang di minta. Dan apa? ... Mereka semakin terlihat keren, tidak kemayu sama sekali, malah imut.

Saat itu aku tidak berhenti mengagumi boy group tersebut, aku berkelana di dunia cyber mencari tahu segalanya tentang mereka, aku sudah jatuh cinta.

Lalu mengapa aku harus berhenti disini, tentu saja tidak.

Ada kenyataan yang harus ku jalani juga, tetapi dari mereka aku terinspirasi untuk terus menghidupkan kesenangan ku, terutama soal menari, walau badan ku kaku-kaku kalau aku paksakan bergerak berlebihan hahaha...

Dan aku merasa bahagia, bersyukur dan bebas dengan bagaimana aku mengatur hidup ku.

***

Aku tidak akan pernah habis membicarakan soal bagaimana hebatnya idola ku.

Apakah aku seorang K-Pop ?!

Aku tidak menganggapnya begitu, yah jawabannya simple, seperti hidup ku.

Aku hanya menggilai satu grup, sisanya sebatas tau.

Aku masuk fans club, karena menggembar-gemborkan betapa aku mencintai mereka, sama sekali nggak, aku fans illegal, fans yang memilih bebas menyukai apa pun, siapa pun.

Nggak bisa liat konsernya itu resiko, setidaknya idola ku begitu mencintai fandomnya, termasuk yang illegal juga kan ...

Semakin aku mendalami kesibukan mereka, karakter mereka, karena mereka idol yang cukup ah bukan tetapi sangat ramah kepada penggemar, membagi semua kegiatan pribadi dan aktif di sosial media, solidaritas fansnya juga gila-gilaan, mereka selalu berbagi bahkan men-share  kegiatan fan cafe di YouTube, aku tidak terlalu sulit menemukan mereka.

Mungkin itu sebabnya mereka memenangkan ajang bergengsi Penghargaan Top Social Media Artist.

" Ris ... Ayo pasti lagi searching kan, apa liatin YouTube ?! " Suara Ratu salah satu teman kerja ku, menggelegar, aku sampai kaget dibuatnya.

Buru-buru kualihkan YouTube dari layar PC, berganti tab yang menampilkan data-data perusahaan.

Ratu menghampiri ku, memperhatikan layar PC, sekali ia berdecak membuat ku membatin kesal.

Rupanya ia melihat tab yang tertutup, YouTube.

" Halah, apa yang bisa dibanggain dari K-Pop, tau gak sih mereka itu udah kayak ulet joget tau gak? Gue sih nggak suka. " Ia berkomentar masih dengan manik hitam menatap lurus ke PC.

" Nggak masalah ulet joget, mending die bisa begitu. Emang lu bisa. " Sahut ku ketus tetapi dengan nada datar.

" Mereka tuh plastik tau gak ?! ... " Ia masih mau mendebat.

Seketika aku kesal, perempuan dihadapan ku yang bisanya tebar pesona sok kecantikan sesuai namanya, sok ratu.

Beraninya dia mencela tanpa tahu apa-apa, memang dia tahu idola ku yang bekerja keras dari bukan apa-apa, menjadi artis dunia ini OPLAS????

Aku mendengus, " Halah, asal tau ya tingkat operasi plastik terbesar itu di Amerika, di Korea itu yah karena terkenal, lagian di Thailand tuh lebih jago, lu nggak bisa bedain cewek sama cowok. Siapa tau artis Lo oplas. " Mata ku tidak mau melepas jangkauan dari dia yang masih menatap lurus malah sekarang sok sibuk dengan ponselnya.

" Nggak lah ... " Ia bicara setelah berjeda lumayan lama.

" Oh ya ?! " Aku berteriak dalam hati, jengah sungguh didekatnya sekarang.

" Lo nggak tau aja, coba searching.. makanya baca artikel. " Terceplos begitu saja, masih dengan ekspresi yang sama, sok tenang.

Aku mengetik, tanpa minat karena aku juga tidak tau apa yang akan ku ketik, mood ku mendadak runtuh. Berharap 'ratu' kecantikan ini buru-buru pergi dan cara ku berhasil.

" Bye ... Bye ... " Mata ku cukup untuk melukiskan betapa... Sudahlah aku kembali menatap layar, dengan 'blank' mode.

***

Rio tercenung di teras memandangi sisa-sisa hujan, bahkan dia tidak peduli saat si Manis mengelus kakinya dengan bulu-bulu di punggung kucing yang jadi hak paten setelah Leona di boyong Angga.

Leo menghampirinya, duduk tepat disamping Rio usai menghela napas.

" Ada apa? " Ia menatap Rio yang terlihat semakin rapuh, kulit yang dulu cokelat, memucat, tubuhnya kurus, di kikis sakit. Dan adiknya sering sekali melamun atau tiba-tiba blank face, daya tangkapnya berkurang drastis.

" Aku bosan, aku bosan dengan Anggraini, aku bosan dengan obat-obatan, rumah sakit, aku bosan jadi orang sakit. " Rio menunduk lesu.

Beberapa saat kemudian ia menatap Leo, " aku bosan dengan mu. "

Leo mengerutkan kening, " kenapa ?! "

" Biarkan aku keluar, aku tidak bisa kuliah, bekerja pun kau larang. " Ia diam, pangkal tenggorokannya sakit.

" Hmmm ... " Mata Leo beralih ke taman mawar merah, kesayangan Ayu.

" Kamu melupakan saat kamu ketahuan pingsan saat awal kuliah, mimisan, sakit kepala, kamu sering mengabaikan kuliah karena sakit. "

Leo membelai kepala Rio, " kamu suka diam-diam membuang obat mu kan, bahkan Anggraini tidak bisa berbuat apa-apa, kamu yakin siap dengan dunia kerja ?!... Dunia bermasyarakat itu rumit, belum sebulan kamu bisa dipecat. "

Rio semakin dalam tertunduk.

" Kalau begitu biarkan aku jalan-jalan, sebentar aja. " Ia mengeluarkan jurus mata memelas.

" Sebentar. "

Rio mengangguk, " ok ... Sebentar ya. "

" Yeay ... " Rio langsung bersemangat, ia melompat dan bersiap pergi.

" Aku ikut. "

Rio tercenung mematut mata Leo, keningnya berkerut setelah beberapa saat server otaknya memroses data.

" Posesif. "

" Atau ku adukan sama mama. "

" Iya, terserah deh. " Rio sewot, Leo senyam-senyum menang.

***

Jam istirahat Chrystal

Aku menjatuhkan bokong dengan kasar di sofa, bersebelahan dengan senior Ermania namanya,  beginilah setiap jam istirahat aku pasti menemuinya di departemennya, aku dan dia beda bidang dan aku yang selalu menghampirinya.

" Apalagi ?! ... " Matanya tidak lepas dari layar ponsel keluaran OPPO tipe terbaru.

" Kesel gue, masa idola gue dibilang ulet joget. " Ku hembuskan udara tanpa permisi, brutal.

" Diemin aja, kan Lo tau sifat dia kayak apa ?! "

Aku menatapnya, " gila ... Mpok ajarin gue donk. " Ku panggil begitu karena darah Betawi kelewat kental padanya.

" Apaan ?! " Matanya teralih kepadaku.

" Lo kok bisa cuek gitu?! ... Mau dong ajarin, biar gue secuek Lo.. "

Ia menggedikan bahu, " tau, darah daging kali. " Ini orang emang kelewat cuek, tetapi selama dia mau mendengar dan tidak bicara kemana-mana, aku asyik-asyik aja.

Satu hal yang paling aku jengkel darinya, ia kelewat cuek sehingga aku harus mengulang cerita ku tempo-tempo dulu jika mau mengeluh.

Padahal kesal ku sudah di ubun-ubun, selebihnya ia teman yang sangat bisa diandalkan.

" Mpok, gue kesel banget, liat deh masa nih orang nyebut idola gue banci Thailand !!! "

Aku memperlihatkan aplikasi massenger saat aku chat dengan salah satu penghuni sosial media.

Ia menatap sejenak, ada gambar pria putih pucat sedang menunjukan gummy smile kebanggaannya hingga matanya yang sipit tertarik dan memejam riang, kedua bahunya naik.

Yup, aku memang memancing lelaki hidung belang penebar pesona itu agar berhenti mengganggu ku dengan kata-kata mesum.

Ku kirim beberapa foto ' yoongi ' yang bertengger manis di galeri hp dan beginilah tanggapannya.

" Hahaha ... Jadi dia di kata banci Thailand. " Tawa Ermania meledak, cukup keras sehingga membuat beberapa karyawan yang lewat menoleh kearah kami.

Enak aja, dia nggak tau kalau ' banci Thailand ' ini lelaki tulen.

Aku menggerutu sendirian, salah ku mengirimkan pose Suga yang manis begini, kenapa tidak pose Suga yang manly.

***