Li Jinglan memegang dadanya, wajahnya yang tanpa riasan itu tampak ketakutan dan membuat wajahnya semakin kusam dan jelek.
"Kamu jangan memfitnah orang ya! Siapa kamu? Beraninya menyalahkanku di rumahku sendiri?" Li Jinglan berteriak sambil berjalan ke depan, ia ingin mengusir Mu Wen keluar dari rumahnya.
Mu Wen menatap Li Jinglan dengan tatapan yang tajam, ia melangkah lebar ke depan dan menatapnya dari atas. Ia pun menatapnya sambil tersenyum sinis.
Mu Wen tidak berbicara, ia justru menoleh ke arah Mo Batian dan berjalan ke arahnya. Sembari memberikan satu amplop surat berwarna kuning, ia pun berkata, "Aku diminta untuk memberikan ini kepada Anda. Aku percaya semua kebingungan Anda akan terjawab dalam surat ini."
Li Jinglan menunjuk ke arah hidung Mu Wen dan berteriak dengan nada marah, "Hey, apa kamu tidak mengenal status kami? Mengenai urusan keluarga Mo, sejak kapan kamu bisa ikut campur?"
"Phak!" Seketika Mo Batian berdiri dan memukul Li Jinglan sampai jatuh ke lantai.
"Direktur Mo, jangan marah." Asistennya datang untuk menghalanginya.
Mo Batian melambaikan tangan, "Ini adalah masalah pribadi keluargaku. Kalian tidak perlu ikut campur. Jika aku tidak memukul perempuan jalang ini, maka aku tidak bermarga Mo lagi."
Mu Wen melihat keributan yang kacau itu di ruang tamu. Ia tidak berkata apapun dan meninggalkan tempat itu begitu saja.
Ketika keluar dari pintu rumah Keluarga Mo, kebetulan bertemu dengan Mo Yongqiang dan keduanya saling menatap.
"Kamu siapa?" Mo Yongqiang berdiri dan melihat badan Mu Wen yang tinggi dan besar. Ia tentu merasa agak curiga pada orang yang memiliki karisma sekuat ini. Lagi pula, kenapa orang seperti ini datang mengunjungi kediamannya?
Mu Wen tidak menjawab dan melangkah pergi.
Setelah dibiarkan seperti itu, Mo Yongqiang yang berjalan masuk ke dalam rumah malah mendengar keributan dari dalam rumahnya. Ia pun berlari ke dalam dan melihat wajah ibunya yang dipukul sampai bengkak. Tubuh ibunya pun terjatuh di lantai.
"Anakku, tolong aku. Ayahmu ingin memukulku." Li Jinglan memohon kepada Mo Yongqiang.
Mo Yongqiang berjalan ke depan dan menghadang Mo Batian. Ia dengan tulus berkata, "Ayah, walau ibu membuat kesalahan yang besar, namun dia juga adalah istrimu. Sekarang keadaan di luar sudah semakin kacau. Kalau di dalam rumah masih ada masalah dan tersebar keluar, maka bagaimana keluarga Mo bisa bertahan?"
"Kacau? Kalau bukan karena dia, perusahaan kita juga tidak akan kacau seperti ini." Teriak Mo Batian dan baru menyadari orang yang memberikan foto itu telah hilang.
Asistennya melihat foto-foto yang diberikan dan mengetahui foto-foto Li Jinglan sedang bermesraan dengan seorang pria. Hal itu membuatnya merasa sangat terkejut.
"Suruh Mo Batian keluar sekarang." Teriak seorang pria dari luar dan melempar telur dan sayur-sayuran ke dalam rumah.
Pengurus yang dilempar telur itu lari ke dalam dan melapor, "Tuan, diluar banyak orang sedang mendemo kita. Mereka menuntut kita untuk memberikan ganti rugi kesehatan atas produk yang tidak sehat itu. Ada juga beberapa media yang datang."
Satu masalah belum selesai dan masalah baru sudah datang lagi. Keluarga Mo sedang mengalami kesusahan yang paling menakutkan dan mereka sama sekali tidak bisa kabur.
"Sekarang yang paling penting adalah kamu harus menikah dengan putri keluarga Shen itu. Setidaknya bisa menekan masalah buruk itu agar segera hilang." Mo Batian hanya bisa memikirkan solusi ini.
Akan tetapi, apakah keluarga Shen bersedia untuk membantu keluarga Mo dalam kesusahan seperti ini?
"Baik." Dalam hati, Mo Yongqiang sebenarnya sangat galau. Namun, keadaan telah memaksanya untuk melakukan langkah ini.
Ponsel Mo Batian pun berdering. Saat melihat kontaknya, nomor itu adalah nomor asing dan tidak tertebak identitas orang yang menghubunginya.
"Halo."
"Direktur Mo, aku sekarang ada proposal yang bagus untukmu. Aku percaya kamu pasti akan tertarik. Kalau kamu bisa mendapatkan proyek ini, maka aku percaya masalah yang terjadi akhir-akhir ini dengan perusahaanmu akan langsung hilang." Ucap seseorang dalam panggilan itu.
Orang asing itu juga menambahkan, "... Tidak hanya itu, kamu juga akan mendapatkan perhatian yang sangat baik dari orang lain."
Setelah menutup telepon itu, hati Mo Batian merasa sedikit lega. Setelah seharian mendapat banyak panggilan yang memberikan kabar buruk, panggilan satu ini justru memberikan kabar baik baginya. Bisa saja penawaran itu akan menolong semua masalahnya!
"Nanti aku akan memukulmu lagi." Mo Batian dengan kuat melempar Li Jinglan dan mengambil tas kerjanya untuk keluar dari rumah.