Di dalam kantor kepala sekolah, Mo Yanchen duduk di atas sofa. Kepala sekolah berdiri dengan tegang dan punggungnya tampak membungkuk seakan tidak berani berdiri dengan tegak. Sekarang, ia mirip dengan seorang pembantu yang sedang menunggu perintah dari atasannya.
"Kepala sekolah."
"Iya, Tuan Mo. Apa ada permintaan yang bisa saya bantu?" Kepala sekolah menjawab panggilan itu sampai berkeringat dingin. Ia pun tidak berani menghapusnya dan membuat bajunya yang tebal saat ini tampak begitu basah.
"Apa yang sebenarnya terjadi hari ini?"
Mo Yanchen menyalakan sebatang rokok dan mulai menghisapnya dengan dalam. Setelah beberapa lama, ia pun menghembuskan asapnya secara perlahan. Nada bicaranya kali ini sungguh terasa tidak senang.
Saat mendengar ucapannya itu, suasana di ruangan ini jadi terasa begitu dingin. Sejak kedatangan Mo Yanchen, suhu di ruangan ini seakan turun sampai nol derajat, seakan mampu membekukan ruangan ini
"Tuan Mo, begini, tahun ini ada beberapa murid yang nakal di sekolah. Murid itu menjadi kekasih gelap dari kekasih orang lain. Parahnya, murid itu masih merebut kekasih orang lain.
Seperti yang Anda ketahui, Keluarga Shen adalah keluarga yang memiliki reputasi yang tinggi. Kami juga tidak berani mencari masalah dengan salah satu anggota keluarganya yang bersekolah di sini.
Secara kebetulan, murid yang nakal tadi juga mencari masalah dengan anak dari keluarga Shen. Jadi demi nama baik sekolah, murid yang tidak baik itu akan kami keluarkan dari sekolah." Jelas kepala sekolah dengan suara gemetar. Setiap kata yang dikeluarkan itu diucapkan dengan susah payah.
"Berarti kamu menuduh bahwa murid itu adalah Shen Chengjing?" Wu Hao memotong perkataan kepala sekolah.
Kepala sekolah sungguh belum mengerti maksud dari kedatangan Mo Yanchen ke sekolahnya. Ia bahkan tidak paham dengan alasan dibalik pemukulannya. Walau demikian, ia tidak bisa melakukan banyak hal terhadap Mo Yanchen.
Mengenai pertanyaan barusan, kepala sekolah ini juga merasa ragu untuk menjawabnya. Andai mengiyakannya, tuduhannya tadi juga belum tentu benar. Namun bila menjawab tidak, ia akan merasa lebih bersalah lagi.
"Iya." Kepala sekolah pun segera menjawab demikian setelah berpikir beberapa saat.
Mo Yanchen perlahan berdiri dan melangkah maju ke depan. Ia pun berkata, "Kalau aku pikir, sekolah kalian ini sudah terlalu banyak mendapatkan uang investasi jutaan yuan setiap tahun, tetapi…." Mo Yanchen menyipitkan mata dan melanjutkan perkataannya, "Kalau begitu, kami tidak akan berinvestasi ke sekolah ini lagi."
Satu ucapan itu seakan memutuskan kematian bagi sekolah ini.
Jika keluarga Mo mengundurkan diri sebagai investor utama sekolah ini, maka berarti seluruh investor kota A ini tidak akan berani menginvestasikan uangnya kepada mereka.
"Tuan Mo, aku mohon pikirkan kembali keputusan Anda." Kepala sekolah merasa ketakutan dan langsung berlutut di hadapan Mo Yanchen.
Sejak menjadi kepala sekolah, ia sudah mengabdikan hidupnya cukup lama di sekolah ini. Andai sekolah ini bangkrut di tangannya, maka ia tidak akan bisa melakukan apapun lagi di Kota A ini. Ia hanya akan menjadi orang yang berdosa.
Mo Yanchen tidak bersuara lagi. Ia melangkahkan kakinya untuk meninggalkan ruangan. Kepala sekolah ingin menahannya, tetapi dihalangi oleh Wu Hao.
"Tuan Mo, aku mohon kepadamu. Tolonglah aku." Suara kepala sekolah yang menyedihkan pun terdengar dari kantor. Wu Hao yang ada di depannya hanya menundukkan kepala dan menarik kerah bajunya. Ia pun membisikkan satu kata dan meninggalkan ruangan ini untuk mengikut Mo Yanchen.
Setelah berjalan sepanjang jalan, Mo Yanchen dan Wu Hao memasuki mobil Land Rover dan segera meninggalkan sekolah ini. Mereka datang dengan tiba-tiba dan meninggalkan tempat ini begitu saja. Tidak ada yang mengetahui tujuan sebenarnya mereka datang.
Walau demikian, mendengar kepala sekolah memanggil tiga kata, 'Mo- Yan-chen'. Semua orang bisa menebak hal yang telah terjadi.
Marga Mo adalah marga yang sangat jarang di kota A, Keluarga Mo adalah keluarga yang bereputasi tingin dan sangat terkenal.
Kepala sekolah tidak berhenti gemetar. Ia sangat menyesal karena rela mencari masalah dengan orang yang salah hanya untuk Shen Ziqian. Ia sama sekali tidak menyangka Mo Yanchen datang dan mampu membuatnya sangat menderita. Kepala sekolah pun hanya bisa terpuruk dalam penyesalannya.
******
Di suatu tempat di sekolah ini, Shen Chengjing tampak menarik Liu Sijie dengan paksa ke salah satu sudut tembok yang sepi. Ia pun melepaskan tangannya setelah memastikan tidak ada orang di sekitar mereka.
"Apakah dia adalah suamimu?" Liu Sijie ingin memastikan lagi. Dengan mengingat wajah dalam foto surat pernikahan Shen Chengjing, ia hanya merasakan sedikit perbedaan. Apalagi, karisma pria itu terasa begitu kuat.
"Iya." Seketika Shen Chengjing menganggukkan kepala. Ia tidak menyangka sama sekali bahwa pria itu akan datang ke sekolahnya.
Liu Sijie menundukkan kepala dan memperhatikan jaket Mo Yanchen yang dikenakan di tubuh Shen Chengjing, "Ini adalah jaket tentara buatan tangan. Terlihat dari setiap jahitannya dijahit secara manual. Wah, pria ini sangat kaya."
"Sepertinya suamimu sangat menyayangimu, dia bahkan tidak memperdulikan Shen Ziqian sama sekali. Aku jadi mengaguminya." Liu Sijie masih tidak berhenti berbicara.
Shen Chengjing sama sekali tidak berpikir demikian. Untungnya Mo Yanchen juga tidak menemuinya secara langsung. Andai suaminya tadi menemuinya secara langsung, Shen Chengjing pasti akan sangat kebingungan.
"Hey, ceritakan dengan jujur! Siapa sebenarnya suamimu itu?"
"Tentara, mungkin dia salah satu anggota tentara." Shen Chengjing menjawab dengan jujur.
"Tentara? Tidak mungkin, apa jabatannya? Aku tidak pernah mengenal namanya, dia tinggal dimana?"
"Rumah Besar Keluarga Mo." Shen Chengjing menjelaskan beberapa hal yang diketahuinya. Setelah itu, Liu Sijie seketika terbelalak dan mundur sampai terjatuh ke lantai. Mulutnya pun tidak berhenti berkata, "Rumah Besar Keluarga Mo, dia tinggal di salah satu Rumah Keluarga Mo!"
Seketika Liu Sijie terdiam dan berpikir sejenak. Ia tentu mengenal reputasi keluarga tersebut.
Rumah Besar Keluarga Mo adalah tempat yang paling mewah di kota A. Halaman rumah milik keluarga Mo terkenal sangat luas. Oleh sebab itu, tidak ada yang berani mendekat dan hanya melihat dari jarak yang sangat jauh.