Di Rumah Besar Keluarga Shen, tidak ada rasa kedamaian di malam hari. Shen Ziqian mengeluarkan semua amarahnya dan para pelayan ketakutan untuk mendekatinya.
"Berteriak tidak jelas di tengah malam begini, apa kamu tidak malu?" Tanya Shen Zhicai dengan bingung dan sedikit kesal.
Shen Zhicai memang tidak mengetahui permasalahan yang dialami anaknya. Ia baru saja pulang dari pekerjaannya dan mendengar Shen Ziqian yang berisik di ruang tamu. Tidak biasanya ia melihat anaknya berteriak dan minum-minum seperti ini
Pan Ru mendekat dan mengambil tas kerja Shen Ziqian. Ia pun membawakan teh ginseng untuknya.
"Tuan, Anda belum tahu bahwa Ziqian ikut berpartisipasi dalam acara sekolahnya hari ini. Ia tidak tahu bahwa Shen Chengjing yang jalang itu punya niat membakar pakaiannya.
Sekarang, pantatnya… bahkan badannya juga hampir terbakar. Ia pun berjalan dengan kesusahan akibat kebakaran itu. Selain itu, reputasinya sebagai calon artis terkenal pun hancur."
Pan Ru menjelaskan semua itu dengan menambahkan beberapa informasi yang tidak benar. Ia memang berniat menambah minyak ke kobaran api dan membuat Shen Zhicai ikut emosi.
Shen Zhicai pun mendengarkan cerita itu sambil meminum teh ginsengnya. Namun, ia tidak banyak melakukan sesuatu.
Ruangan ini pun menjadi sunyi. Andai ada jarum yang jatuh pun, pasti akan terdengar oleh mereka. Seketika itu, Pan Ru dan Shen Ziqian pun saling menatap. Mereka bingung dengan sikap Shen Zhicai yang seperti ini.
Setelah keheningan sesaat itu, akhirnya Shen Zhicai berbicara, "Aku sudah bilang untuk sementara waktu tidak mengganggunya dulu! Kalau kalian membuat sesuatu yang membuatnya terdesak, ia bisa mengadakan konferensi pers."
"Kita mungkin akan dituntut dan dampaknya tidak hanya mempengaruhi operasi perkembangan perusahaan. Bagaimana langkah yang harus kita lakukan bila hal itu berdampak pada cara pandang keluarga Mo kepada kita? Apakah kamu tidak ingin bersatu dengan keluarga Mo?"
"Ingat! Dengan adanya bantuan keluarga Mo, Perusahan Shen akan bisa berjaya. Jika tidak, kita tidak akan bisa terjun ke pasar saham bebas walau sudah bekerja keras lebih dari sepuluh tahun."
Shen Zhicai pun menasihati mereka berdua dengan tidak senang. Ia pun meletakkan cangkir teh di atas meja dengan raut wajah yang datar.
"Ziqian, dengarkan yang dikatakan ayahmu! Untuk sementara jauhi Shen Chengjing. Kamu fokus saja untuk membangun hubungan yang baik dengan keluarga Mo. Kalau bisa, buat Mo Yongqiang segera melamarmu. Aku khawatir Mo Yongqiang tidak dapat diandalkan.
"Aku juga takut kalau Mo Yongqiang tiba-tiba berbaikan dengan Shen Chengjing. Saat itu terjadi, segala hal yang telah kamu korbankan kepadanya juga akan sia-sia."
Pan Ru ikut menyetujui saran Shen Zhicai. Ia pun menasehati Shen Ziqian agar kekhawatirannya tidak terjadi.
Mo Yongqiang memang seseorang yang tidak berpendirian. Selain itu, rasa cintanya kepada Shen Ziqian pun tidak terlalu terlihat. Sebagai orang yang mengetahui sifat buruk pria itu, ia harus memperhatikannya dengan seksama.
"Ibu, aku mengerti." Shen Ziqian berkata sambil mengeratkan giginya. Ia merasa kecewa karena orang tuanya tidak ada yang mau mendukung kekesalannya walau hanya menghiburnya. Ia malah diceramahi seakan semua ini adalah kesalahannya. Kebenciannya kepada Shen Chengjing pun tumbuh semakin besar.
Shen Ziqian pun berdiri dan naik ke atas sambil sempoyongan. Ia pun membuka ponselnya dan menekan serangkaian angka. Ia menghubungi orang khusus secara diam-diam.
******
Setelah Shen Chengjing dan Liu Sijie berpisah, ia bersiap menghentikan taksi dan kembali pulang. Akan tetapi, tiba-tiba saja ada seseorang yang menarik mundur lengannya.
"Chengjing, ini aku." Mo Yongqiang menariknya ke tempat gelap. Ia meletakkan tangannya ke sisinya dan menatapnya dari atas.
Shen Chengjing pun memperhatikan Mo Yongqiang, namun seketika perasaan mualnya pun muncul.
"Tuan Mo, apa ada yang bisa dibantu?"
Dalam suasana gelap seperti ini, Shen Chengjing tentu merasa agak ketakutan. Namun, ia berusaha untuk menenangkan dirinya.
"Aku dan Ziqian akan menikah."
"Oh, selamat untuk kalian!" Ia tersenyum dengan jutek. Dalam hati, ia pun mencibirnya, masalah ini, apakah dia perlu menyampaikannya secara langsung?
"Chengjing, semua yang aku lakukan beberapa hari ini terjadi karena aku terlalu menginginkanmu! Aku mencintaimu dari awal sampai akhir, aku rasa aku tidak bisa kehilanganmu." Jawab Mo Yongqiang yang terdengar sangat tulus.
"Jadi, kamu yakin menikah dengannya?" Tanya Shen Chengjing. Ia pun menggerutu dalam hati, tidak bilangnya mau menikah, namun baru sedetik kemudian mengungkapkan rasa cinta kepadaku. Kebohongan semacam ini hanya bisa dilakukan oleh Yongqiang!
Mo Yongqiang agak mendesak sambil memegangi lengannya dengan erat, "Aku memintamu untuk menungguku satu tahun saja. Oke?"
"Tuan Mo, kamu masih belum bangun, ya? Aku! Tidak! Mencintaimu! Sedikitpun! Tolong... Lepaskan... Tanganmu. Kedepannya, jangan pernah lagi menggangguku!" Shen Chengjing berkata sekata demi sekata sambil mengeratkan giginya.
"Apakah kamu ingin bersama dengan pria itu?" Mo Yongqiang pun seketika memikirkan Li Shuiwu yang tadi sempat menarik tangan Shen Chengjing. Gadis ini juga tadi tidak terlihat berusaha menarik tangannya. Sialan, apakah dia benar-benar jatuh cinta dengan orang lain? Pikir Mo Yongqiang.
"Pria lain manapun pasti akan jauh lebih baik darimu. Aku bisa jatuh cinta dengan pria manapun, tapi tidak mungkin mencintaimu." Shen Chengjing berkata dengan suara datar.
Sebenarnya, Mo Yongqiang ingin membawa Shen Chengjing ke kamarnya untuk memilikinya. Ia berharap dengan kata-kata manisnya tadi, hati Shen Chengjing akan luluh kepadanya. Sayangnya, hati gadis ini sudah tidak mencintainya lagi.
Mo Yongqiang pun tentu bingung dengan penyebab Shen Chengjing bisa punya perasaan yang dalam sebelum tragedi pemerkosaan itu.
"Shen Chengjing, kau sudah dikasih hati malah minta jantung, ya!" Ucap Mo Yongqiang dengan kesal.
Shen Chengjing pun tidak terima dengan perkataan mantannya ini. "Aku lebih baik memilih harga diriku sendiri ketimbang harus mencintaimu. Cepat pergi!!!"
Tidak hanya berkata, Shen Chengjing pun juga mengangkat lututnya dan mengarahkannya ke bagian vital Mo Yongqiang hingga pria itu menderita dan kesakitan, sedangkan dua sendiri telah jauh pergi meninggalkannya.