Chereads / Pernikahan Sejuta Madu: Kau Adalah Milikku! / Chapter 33 - Membalas Dengan Kasar

Chapter 33 - Membalas Dengan Kasar

Setelah sampai ke dekat pintu gerbang rumah besar Keluarga Mo, Shen Chengjing berlari ringan dengan suasana hati yang sangat senang.

Sambil berjalan dengan hati gembira, Shen Chengjing seketika mulai menyadari bahwa Kemegahan rumah besar Keluarga Mo ini memang seperti tempat tinggal para dewa. Dengan luasnya lahan rumah sebesar ini, beberapa tempat yang tertutup pohon pun terlihat gelap dan menakutkan. 

Dengan banyaknya sudut gelap di halaman rumah ini, Shen Chengjing hanya menyusuri jalan aspal yang panjang itu sendirian. Suasana yang sepi pun membuatnya merasa merinding ketakutan. 

Seketika Shen Chengjing merasakan ada seseorang yang mengikutinya dari belakang. "Paman... Paman…!!" Panggil Shen Chengjing yang mengira Mo Yanchen sengaja mengikutinya. 

Shen Chengjing kebetulan membawa kotak bekal makanan di tangannya. Dengan perasaan khawatir, ia pun menggenggamnya semakin kuat. Dengan perasaan takut dan khawatir, Shen Chengjing memutuskan untuk mempercepat langkahnya menuju rumah besar Keluarga Mo.

Walau sudah mempercepat langkahnya, Shen Chengjing masih merasakan kehadiran sosok misterius itu di belakangnya.

"Siapa?" Shen Chengjing langsung menoleh ke belakang. Sayangnya, tidak ada apapun di belakangnya selain angin yang berhembus dingin melewati punggungnya. 

Shen Chengjing semakin merasa ketakutan dan mengencangkan mantel tebal yang dipakai di lehernya. Ia pun mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang. Sayangnya, nomor telepon yang dihubunginya tidak juga menjawab panggilannya. 

Saat hatinya semakin tidak tenang, Shen Chengjing seketika melihat sepasang mata merah dari balik kegelapan pepohonan. Sepasang mata merah itu menampakkan wujudnya yang sekelebat berwarna putih. Sosok itu seperti berjalan maju ke depan dan semakin mendekati Shen Chengjing.

"A...!!!" Shen Chengjing terkejut dan mundur beberapa langkah. Akan tetapi, a melihat ke arah pepohonan dan sosok tersebut sudah tidak terlihat lagi.

Tiba-tiba ada hawa dingin yang terasa lagi di belakangnya, Shen Chengjing pun tidak berani melihat ke belakang. Ia pun menundukkan kepala ke aspal dan menyadari ada bayangan lain yang mendekat di belakangnya.

Saat ingin menolehkan kepalanya sedikit, dengan sekejap lehernya ditahan oleh seseorang.

"Jangan teriak! Atau aku patahkan lehermu." Ancam pria itu dari belakang.

Shen Chengjing juga tidak berani bergerak dan genggaman tangannya pada bekal makan malamnya pun terlepas. Hal itu membuat bekal makanan tersebut berserakan di lantai.

"Kakak, aku tidak memiliki uang!" Teriak Shen Chengjing dengan panik. Apalagi di tengah malam yang gelap dan sunyi ini, ia tidak menemukan satu orang pun untuk dimintai tolong.

Dalam posisi leher dicekik oleh pria itu, kulit putihnya yang terluka membuatnya kesakitan sampai tidak berani bergerak. Saat dirinya semakin panik, ia pun menekan sebuah kontak dan ternyata berhasil tersambung.

"Halo." Suara seksi yang sangat familiar itu terdengar dari teleponnya.

"Paman, tolong aku!!!" Teriak Shen Chengjing pada ponselnya. Sayangnya, pria yang mencekiknya juga melihat layar ponsel yang bersinar itu. Penjahat ini pun segera mengangkat kaki dan menginjak ponsel itu sampai hancur berkeping-keping di aspal.

Tiba-tiba ada sebuah motor dengan cepat melaju ke arah mereka berdua. Pria itu seketika menarik Shen Chengjing untuk naik ke motor itu dan melaju secepat kilat di jalanan ini. Motor tersebut pun hilang di dalam hitungan menit di jalan yang gelap ini.

Situasi ini membuat Shen Chengjing berpikir bahwa dirinya akan segera mati setelah diculik. Kejadian seperti ini sering terjadi di dalam cerita novel dan beberapa drama televisi. Apakah Shen Chengjing akan mengalami kejadian seperti di cerita-cerita tersebut?

*****

Bersamaan dengan diculiknya Shen Chengjing. Mo Yanchen, Wu Hao dan Mu Wen kebetulan sedang berkumpul di ruang tamu. Mereka sedang berdiskusi tentang kejadian belakangan ini dan agak terkejut dengan panggilan dari Shen Chengjing.

"Apa yang terjadi?" Tanya Mo Yanchen dengan sangat serius. Ia pun mengambil laptopnya dan menekan beberapa tombol di keyboardnya. Mo Yanchen pun langsung menampilkan semua tampilan CCTV rumah besar Keluarga Mo pada layar laptopnya.

Begitu melihat tayangan CCTV yang mengarah pada jalur yang menghubungkan antara jalan besar dan rumah Keluarga Mo, Mo Yanchen melihat ceceran kotak makanan berwarna putih terjatuh di aspal. Ia pun mengulurkan tangannya ke salah satu sisi keyboard dan memundurkan tampilan kejadian yang terjadi sebelumnya. 

Mo Yanchen pun segera melihat Shen Chengjing sedang membawa sekotak bekal makanan untuk pulang ke rumahnya. Tidak lama setelah itu, tiba-tiba ada orang yang muncul dan mencekik lehernya. 

Dalam rekaman itu juga terdengar suara Mo Yanchen yang baru saja menerima panggilannya. Setelah itu, Shen Chengjing langsung dibawa pergi dari tempat itu.

"Sungguh kurang ajar. Kak Chen, orang-orang itu sudah berani menyentuhnya!!!" Wu Hao langsung menoleh ke arah Mo Yanchen dan menyadari bahwa tatapan atasannya ini sudah terlihat begitu menakutkan. Dari sikapnya ini, ia tahu bahwa Mo Yanchen ingin segera bergerak menuju lokasi tersebut.

Mu Wen tetap terdiam, tetapi mata hitamnya menatap ke layar dan memikirkan gadis yang baru diculik itu lagi.

"Dalam setengah jam, kita harus menemukannya." Perintah Mo Yanchen sambil mengambil kunci mobil dan pergi dari ruangan itu. Ia pun berlari menaiki mobilnya dan menyalakan mesinnya. Mobil yang dikendarainya pun melaju cepat meninggalkan Rumah Besar Mo.

Mu Wen dan Wu Hao dengan sangat cepat memeriksa semua kejadian tadi dari kamera CCTV yang tidak jauh dari tempat itu. Mereka mencari tahu plat nomor motor dan semua informasi terkait pria yang menculik Shen Chengjing.

******

Tidak diketahui arah tujuan penculik itu membawanya, Shen Chengjing seketika didorong turun dari motor. Ia pun segera digiring masuk ke sebuah rumah. Rumah ini tampak seperti rumah sewaan dan terasa sangat gelap.

"Klik!" Saklar lampu itu dinyalakan dan menerangi semua sisi rumah ini. Namun seketika ada satu hal yang membuat Shen Chengjing kaget. Hal itu adalah kemunculan Li Shuiwu di rumah ini. Ia tampak berdiri tegak sambil menaruh tangannya di belakang punggungnya.

"Chengjing, tidak menyangka kita bertemu lagi." Ucap Li Shuiwu.

Shen Chengjing langsung menatap Li Shuiwu lekat-lekat dan merasa kebingungan, "Kenapa kamu menculikku?"

Li Shuiwu menundukkan badannya dan menatap Shen Chengjing dengan intens. Seketika tatapannya menampakkan keinginan pada wajah kecil dan postur badan yang indah milik Shen Chengjing, "Hari ini aku telah mengingatkanmu untuk menolongku."

"Ha?" Shen Chengjing masih bingung dengan maksud ucapannya. Ia pun bertanya-tanya dalam hati, apa yang dimaksudnya dengan kata menolong? Apa otaknya sedang rusak?

"Oh, kalau kamu tidak bersedia pun, aku juga tidak ada mempermasalahkannya." Jawab Li Shuiwu dan memberi isyarat mata kepada orang di belakangnya. Ia pun memerintahkan, "Bawa dia kemari sekarang!"