Chapter 34 - Patah Tulang

Dari belakangnya, dua pria bertubuh besar berjalan ke depan dan tangannya membawa pisau pendek ke arah Shen Chengjing.

"Baiklah." Tatapan mereka tampak licik seraya menodongkan pisau di tangannya sambil menatap Shen Chengjing dengan penampilan yang menjijikan. 

"Nona Shen? Wajahmu ini benar-benar sangat cantik, sedangkan untuk tubuhmu." Li Shuiwu bersuara pelan sambil menarik kursi untuk duduk. 

Kedua matanya seketika menatap Shen Chengjing dan tersenyum, "Sangat disayangkan. Aku sudah mengingatkanmu untuk menerima kemauanku, tetapi kamu malah menolak, dan ini adalah jalan yang kamu pilih sendiri."

Selama Li Shuiwu berbicara, Shen Chengjing tidak berhenti berjuang untuk melepaskan diri. Walau begitu, ia tetap mempertahankan ketenangannya. Ia paham bila dirinya semakin panik, maka situasinya akan semakin kacau.

"Haha, aku memang sangat cantik. Kelihatan seperti seorang putri dari keluarga yang kaya raya. Kulitku bahkan begitu lembut." Shen Chengjing tiba-tiba berdiri dan tertawa terbahak-bahak.

Li Shuiwu menatapnya bingung dan memperhatikan gadis itu berjalan mendekatinya. Ia pun mengangkat dagunya dan tiba-tiba ada sebuah tatapan yang menyorot tajam di depannya. 

"Ah." Jerit Li Shuiwu kesakitan.

Shen Chengjing dengan kuat menarik tali yang ada di tangannya dan menjeratkan tali itu di leher Li Shuiwu. Setelah mengeluarkan tenaganya beberapa kali untuk menjerat leher Li Shuiwu, kini pria itu sudah hampir tidak bisa bernapas sampai wajahnya berwarna semerah darah.

"Jangan mendekat! Kalau tidak, aku akan membunuhnya sekarang." Ancam Shen Chengjing sambil berjalan ke belakang badan Li Shuiwu. Ia dengan kuat mencekik leher lelaki itu tanpa ampun.

Kedua penculik yang berwajah mesum sejak awal langsung tampak bingung. Mereka terheran-heran karena situasinya seketika berbalik mengancam bosnya. 

Di mata mereka, Shen Chengjing terlihat seperti gadis lemah dan mudah diancam. Akan tetapi keadaan yang terjadi sekarang tidak menunjukkan demikian. Gadis ini bahkan memiliki tenaga dan kemauan yang sangat menakutkan.

"Plak." Shen Chengjing menendang sebuah kursi dan memelototi mereka.

Tiba-tiba Li Shuiwu kembali mendapatkan seluruh tenaganya dan membalas Shen Chengjing dengan menarik rambutnya kuat-kuat, "Perempuan sialan, beraninya mengancamku?"

Saat kedua penculik melihat Li Shuiwu membalas, mereka pun ikut membantu dan membuat Shen Chengjing terjatuh ke lantai. Mereka memukul beberapa kali sampai Shen Chengjing kesakitan. 

Ketika Shen Chengjing ingin bangkit berdiri, tiba-tiba Li Shuiwu mengangkat kakinya dan menginjak punggung gadis ini dengan kuat. Shen Chengjing tidak berhasil berdiri dan malah semakin merasa kesakitan.

"Dasar perempuan jalang, beraninya menolakku! Masih tidak sadar dengan posisimu? Kau masih tidak tahu siapa aku ini!" Li Shuiwu berkata sambil menepuk dadanya. 

Li Shuiwu tidak berhenti begitu saja, ia dengan kuat menarik rambut Shen Chengjing sampai membuatnya mengangkat kepala, "Aku hanya ingin mengabadikanmu dalam keadaan telanjang. Namun, kamu perlu diberikan lebih banyak pelajaran lagi."

"Ah." Shen Chengjing dilempar ke depan meja dan mendengar suara ponselnya berdering. Li Shuiwu pun mengambil ponsel itu dan menjawabnya dengan sangat hormat, "Baik, tidak lama lagi akan selesai."

Shen Chengjing meremas tangannya erat-erat. Ia pun menyadari bahwa ada orang dibalik semua ini yang menyuruh Li Shuiwu melakukannya!

Shen Chengjing tidak berhenti mundur. Apalagi ruangan ini juga terasa sempit dan kecil, ia pun tidak punya pilihan selain harus mengalahkan mereka.

Saat situasi semakin kacau, seketika terdengar pintu terbuka karena didobrak dari luar, "Brak!!!" Mo Yanchen yang berada di luar pintu langsung menerjang maju dengan cepat. Ia pun memukul kedua pria mesum itu sampai terjatuh.

"Auw… A..!!!" Dua raungan kesakitan langsung terdengar dari kedua penjahat tersebut. Kepala mereka langsung dibuat bersimbah darah dan terbaring di lantai. Dengan luka separah itu, mereka berdua tidak bisa bangkit sama sekali.

Li Shuiwu segera ditahan oleh Wu Hao yang ada di depan. Orang yang tadi menghubungi Li Shuiwu pun langsung menutup panggilannya saat mengetahui ada sesuatu yang salah pada ketiga penjahat ini.

"Chengjing... Chengjing..." Mo Yanchen mengangkat Shen Chengjing berdiri dan melepaskan jaketnya untuk dipakaikan kepada Shen Chengjing.

"Hati-hati." Shen Chengjing melihat salah satu pria mesum itu berdiri dan mengambil pisau pendeknya. Shen Chengjing yang merasakan marabahaya itu tentu langsung melepas pelukannya. Ia langsung maju menghalangi penjahat itu dan menerima serangannya. Saat tertusuk, ia sempat memeluk Mo Yanchen dari belakang.

Mo Yanchen seketika terdiam dalam satu detik. Ia tidak percaya bahwa Shen Chengjing ternyata rela menerima tusukan ini demi dirinya!

Sebenarnya Mo Yanchen tahu bahwa orang itu bangun dan akan menyerangnya. Hanya saja, ia tidak yakin bahwa serangan itu akan melukainya. 

Menyadari inisiatif istrinya itu, Mo Yanchen tentu merasa terharu. Apalagi ia juga tidak pernah mendapat perlindungan dari siapapun sejak kecil. Shen Chengjing sendiri juga merupakan gadis yang lemah, namun rela melindunginya dari serangan penjahat itu.

"Paman, cepat panggil polisi. Mereka melakukan ini atas perintah orang lain." Shen Chengjing tetap berbicara sambil menahan rasa sakitnya.

"Ah!!!" Li Shuiwu melihat Mo Yanchen dan Wu Hao datang mendekatinya. Ia tidak menyangka bahwa kedua tangannya seketika ditangkap dan diputar oleh Wu Hao dengan kuat. 

Saat tangannya ditahan dengan cara sekeras itu, seketika terdengar suara tulang yang patah dengan nyaring. Li Shuiwu pun menjerit kesakitan sampai suaranya menggema ke seluruh ruangan.