Hari berikutnya, Shen Chengjing bangun dan mengenakan baju panjang wol yang dipasangkan dengan celana panjang yang ketat. Ia juga mengenakan sepatu bot pendek berwarna hitam serta mantel warna biru. Penampilannya sekarang terlihat sangat muda dan segar.
Shen Chengjing mengambil tasnya dan turun ke bawah, dia melihat Mo Yanchen sedang duduk diruang tamu. "Pagi," sapanya.
"Ayo sarapan." Nada bicara Mo Yanchen yang tampak memerintah seolah tidak memperbolehkannya menolak.
Setelah mereka berdua makan pagi, Mo Yanchen mengatakan bila arah perginya searah dengan tujuan Sheng Chengjing. Lelaki ini pun ingin mengantar Shen Chengjing ke sekolah.
Sepanjang perjalanan, mereka berdua sangat tenang. Shen Chengjing hanya memainkan ponselnya tanpa mengajak Mo Yanchen berbicara sekalipun.
"Hari ini adalah ulang tahun sekolah." Shen Chengjing berkata dengan suara lembut sambil menatap ke samping wajah tampan pria itu.
"Iya." Jawab Mo Yanchen singkat.
Setelah itu, mereka berdua tidak berkata apapun. Mobil perlahan-lahan berhenti di depan sekolah dan Shen Chengjing membuka pintu mobil untuk segera turun. Shen Chengjing pun memberikan salam perpisahan ketika turun, "Paman, sampai jumpa."
Sayangnya Mo Yanchen tidak menjawab sapaannya. Setelah menjawab panggilan telepon, ia langsung mengendarai mobil itu pergi.
Shen Chengjing berdiri di tempat. Setelah melihat mobil itu pergi, ia baru membalikkan badan untuk masuk ke dalam sekolah.
Melihat beberapa temannya yang sedang memegang tangannya ke dada, seolah ada drama menarik yang akan terjadi sebentar lagi. Setelah membaca percakapan mereka di grup, Shen Chengjing sudah bisa menebak hal yang mereka pikirkan sekarang.
"Wow, Shen Chengjing sudah mendapatkan pacar yang sangat kaya? Apakah mobil itu disewa untuk memamerkannya kepada kami?" Salah satu siswa yang bernama Zhou Qing dengan berani berjalan ke depan untuk menyindir Shen Chengjing.
"Semenjak putus dengan Tuan Mo Yongqiang pasti cukup membuatmu sakit hati, ya? Sudah pacaran satu tahun, pasti kamu juga sudah tidur dengannya. Setelah lama, Tuan Mo pasti merasa bosan, kasihan sekali." Salah satu siswa lain yang bernama Lan Chu juga ikut menyindirnya.
Dua siswi yang satu kelas dengannya ini memang selalu tidak akrab dengan Shen Chengjing. Apalagi saat melihat Shen Chengjing sedang menderita, mereka akan membuat penderitanya terasa semakin sadis.
"Aku merasakan suatu kecemburuan yang sangat kuat. Kalau ada orang yang tidak tahu, pasti sudah mengira kalian adalah kekasih gelap Mo Yongqiang. Kalian mungkin mendapat perhatiannya, tetapi tidak pernah dianggap sebagai pacar olehnya." Ucap Shen Chengjing.
Shen Chengjing seketika tersenyum membalas sindiran mereka dan berjalan melewati mereka berdua. Namun, mereka tidak mungkin membiarkan penghinaan ini begitu saja. Mereka langsung menghalangi Shen Chengjing saat akan melewati mereka berdua.
Pada saat ini, satu mobil Benz datang dan berhenti di depan sekolah. Shen Ziqian mengenakan baju yang paling baru dengan make up yang indah seperti seorang siluman rubah.
Cara Shen Ziqian berjalan layaknya kucing yang berjalan di karpet merah dengan anggun dan menarik perhatian. Semua orang tentu menatapnya dengan penuh kekaguman. Shen Ziqian pun melihat ke arah Shen Chengjing.
"Kakak kelas sudah datang." Pada saat ini, beberapa murid sekolah datang melihat karena ingin memiliki hubungan yang baik dengan Shen Ziqian.
Shen Ziqian dan Shen Chengjing adalah dua orang yang berbeda dunia. Hari ini adalah hari ulang tahun sekolah, beberapa orang yang lulus dari sekolah ini akan datang untuk merayakannya. Mereka akan menikmati perasaan untuk dihormati dan dikagumi. Shen Ziqian tentu juga tidak ingin melewatkannya.
"Kakak kelas, Anda sangat cantik. Apakah kita boleh berfoto bersama?" Seorang penggemar Shen Ziqian yang selalu mengaguminya memintanya untuk berfoto bersama.
Pada saat ini, Mo Yongqiang turun dari mobilnya dan menarik tangan kecilnya. Mereka berdua sangat mesra dan berjalan perlahan-lahan lalu berhenti di depan Shen Chengjing.
"Wow, ada drama yang akan segera terjadi sekarang." Semua orang mengelilingi mereka dan mengambil ponsel untuk mengabadikan kejadian ini.
Fakultas di jurusan ini memang paling banyak bahan gosipnya. Setiap siswa bisa saling berebut gosip dan dibagikan dalam grup QQ.
"Chengjing, mengapa kamu memakai baju seperti ini? Kalau ada orang yang tidak tahu, mereka akan mengira keluarga Shen telah menyiksamu dan tidak memberikan uang untuk membelikanmu baju." Shen Ziqian mengulurkan tangannya dan menunjuk ke baju Shen Chengjing.
Dengan tatapan yang makin merendahkan, Shen Ziqian berkata lagi, "Kamu bukannya suka menggunakan baju yang telah aku pakai. Sayangnya semua baju itu sudah kuberikan kepada orang lain. Kalau kamu memintanya lebih dulu, aku pasti akan memberikannya kepadamu."
Semua perkataan Shen Ziqian itu jelas adalah sindiran. Ia ingin menertawakan Shen Chengjing yang tidak ada bedanya dengan anak-anak yatim piatu di daerah pinggiran kota. Ingin mengenakan bajunya? Jangan bermimpi! pikirnya dengan licik.
"Ayo kita pergi." Mo Yongqiang langsung mengajak Shen Ziqian pergi dari sini. Walau demikian, terlihat tatapan matanya yang menatap dengan perasaan risau.
Mo Yongqiang sudah dua kali ingin meniduri Shen Chengjing, sayangnya Shen Chengjing juga selalu berhasil kabur darinya. Percobaannya yang terakhir, Shen Chengjing lebih memilih memotong lengannya sendiri demi melindungi kesuciannya.
Ya, Shen Chengjing tidak ingin ditiduri oleh Mo Yongqiang. Sebagai seorang pria, hal itu adalah penghinaan terbesar seumur hidupnya.
"Iya juga." Shen Ziqian berkata pelan. Ia pun menggandeng tangan Mo Yongqiang dan melewati Shen Chengjing. Akan tetapi, ia tiba-tiba seperti mengingat sesuatu, "Oh iya, kami sedang merencanakan pernikahan. Aku berharap kamu bisa datang sebagai bridesmaid di acara pernikahanku nanti."