"Ya.. Aku tidak tahu mengenai hal itu." Ia berkata, mengangkat kedua bahunya dengan acuh tak acuh. "Entah ayah akan membunuhmu nanti atau tidak, tapi setidaknya kau bisa melihat adikku terlebih dahulu."
Mempertaruhkan hidupnya untuk bisa melihat sekilas seorang gadis, itu terdengar terlalu berlebihan. Namun, itu bukan masalah bagi Calleb.
"Aku akan membantumu untuk membawa piring itu." Calleb berkata. Ia memiliki semangat yang tinggi lagi setelah mendapatkan udangan makan malam itu dan dengan cepat menghampiri anak laki-laki di hadapannya untuk mengambil piring dari tangannya. "Terima kasih untuk undangan darimu, Ian!"
"Aku adalah Ethan, bukan Ian." Ethan berkata dan memegang tangan Bree, jadi gadis kecil itu tidak akan berlari kemana-mana. "Coba untuk menemukan perbedaan di antara kami."
"Baiklah, baiklah..." Calleb menjawab dengan enteng.
***
"Aku kembali." Ethan berkata ketika ia masuk ke dalam ruang makan yang tidak terlalu besar, dimana seluruh keluarganya sudah menunggu.
"Bree juga sudah kembali!" Suara Bree terdengar dari belakang Ethan dan berlari masuk ke dalam ruangan, melompat kesana kemari dan membuat semua orang merasa khawatir jika ia akan tersandung.
Tapi, suasana ceria itu berubah menjadi sedikit berat, ketika mereka mencium aroma lain yang datang bersama Ethan dan Bree.
"Kenapa kau membawa anak nakal itu bersama denganmu?!" Sterling menggeram.
Di sisi lain, Rosie menjadi sedikit gelisah, ia menyisir rambutnya yang panjang itu dengan jari-jarinya dan hal ini membuat Ian merasa kesal. Ia mengusap rambut Rosie dan mengacaknya kembali.
"Ian!" Rosie menyingkirkan tangan Ian menjauh darinya.
"Dia berkata bahwa dia belum makan apapun sejak siang hari karena apa yang kau katakan padanya, dan dia sangat merindukan Rosie." Ethan berkata.
Yang mana sebenarnya, Calleb tidak pernah mengatakan hal itu.
"Dan karena Bree berkata bahwa Rosie akan pergi mengambil makan malam kita dari dapur, dia sudah menunggu selama beberapa jam," Ethan mengambil piring yang ada di tangan Calleb dan meletakkannya di tengah-tengah meja. "Aku sudah berkata kepadanya bahwa mungkin kau akan membunuhnya jika dia muncul, tapi dia tetap ikut bersamaku."
Setidaknya, Ethan menggunakan kalimat yang bagus untuk sang Gamma.
Meskipun Sterling terus menggerutu dan menatap tajam ke arah Calleb, namun pada akhirnya ia berkata. "Duduk disana dan pergi setelah kau selesai makan."
Calleb tidak perlu diberitahukan untuk kedua kalinya dan ia dengan segera berjalan mendekat, berniat untuk duduk di sebelah Rosie, tapi Sterling berkata lagi.
"Tidak, duduklah di sebelahku."
***
Tiga hari berlalu dengan begitu saja dan hari ini adalah hari dimana eksekusi bagi Chiron dan Carina akan dilaksanakan. Semua orang mengetahui akan hal ini kecuali Lilac.
Karena ia masih berada dalam fase penyembuhan dan kebanyakan waktunya dilalui untuk tidur, ia tidak begitu menyadari akan hal buruk apa yang akan terjadi beberapa jam kemudian.
Jedrek mencium kening Lilac dan meninggalkannya bersama dengan Eaton di dalam kamar, namun Lilac membuka matanya dan berkata dengan suara yang halus.
"Aku ingin pergi dan melihatnya juga..." Ucap Lilac.
Jedrek mengerutkan dahinya ketika ia mendengar apa yang Lilac ucapkan kepadanya. "Kau harus beristirahat." Ia mencoba untuk beralasan dengan Lilac.
Sebenarnya, warna kulit Lilac sudah sangat membaik sejak tiga hari terakhir dan terlihat normal kembali, kedua pipinya sudah menunjukkan warna kemerahan, tapi Jedrek masih merasa khawatir dengannya dan terlebih lagi, ia tidak yakin bahwa itu akan baik-baik saja untuk membawa Lilac ke tempat pengeksekusian.
Mereka sudah membicarakan mengenai hal ini, namun Jedrek akan selalu menghindar untuk memberikan detail dari rencananya itu. Ia merasa bahwa Lilac tidak akan setuju dan berargumentasi dengannya adalah hal terakhir yang ingin ia lakukan pada saat ini
"Aku sudah beristirahat dengan sangat cukup." Lilac berkata dengan keras kepala. Ia menggunakan lengan Jedrek untuk menahan tubuhnya, jadi ia bisa duduk dan menghadap ke arah pasangannya. "Aku sudah baik-baik saja dan ingin melihatnya juga."
Di sis lain, setiap kali Jedrek menolak untuk mengatakan apa yang akan ia lakukan kepada Chiron dan Carina, Lilac merasakan sesuatu yang tidak benar, namun ia tidak ingin memaksakan Jedrek.
Namun, ketika malam tadi, Jedrek masih tidak ingin terbuka kepada dirinya, Lilac memutuskan untuk pergi dan melihatnya sendiri apa yang akan terjadi.
Itu bukan berarti ia akan melawan keputusan Jedrek, Lilac hanya tidak ingin Jedrek memutuskan sesuatu hanya karena keinginan hatinya saja.
"Kau tidak perlu ikut," Jedrek masih mencoba untuk menolak idenya. "Tidak akan membutuhkan waktu lama, aku akan kembali secepatnya setelah selsai dan kita akan makan siang bersama."
Namun, Lilac menggelengkan kepalanya dan menatap Jedrek tepat ke arah kedua mata.
"Ini akan menjadi kemunculan pertamaku sebagai pasanganmu setelah upacara lalu. Jika kau membuat hukuman ini bisa dilihat oleh para penduduk, aku ingin berada disana juga. Aku ingin menhadapi rakyatmu." Lilac kemudian membenarkan. "Rakyat kita." Ia menekankan kalimatnya, "Jika kau ingin memberikan hukuman yang berat, maka lakukan saja, tapi aku tidak akan mendapatkan apapun dengan bersembunyi di belakangmu. Akan ada banyak orang disana dan aku ingin ada bersama denganmu ketika kau memberikan hukuman untuk orang-orang itu, yang mencoba untuk melukaiku." Lilac berkata dengan tekad besar yang ada di dalam kedua matanya.
Lilac mendapatkan poinnya, hukuman ini dilakukan di hadapan umum dan hal ini berkaitan dengannya. Kehadirannya juga bisa menyampaikan pesan bahwa ia baik-baik saja dan pasangan kerajaan masih terlihat kuat meskipun apa yang telah terjadi.
Itu juga dapat terlihat bahwa mereka memimpin bersama dengan baik-baik saja.
"Apa ada sesuatu yang bisa aku lakukan untuk bisa membuatmu mengubah pikiran?" Jedrek berkata dengan nada suara yang menyerah, namun ia sudah tahu apa yang akan menjadi jawabannya.
"Tidak." Lilac tersenyum dengan manis dan mengecup kedua pipi Jedrek. "Bantu aku berubah, bisakah?" Lilac berkata dengan nada bicara yang menggoda.
"Tunggu aku diluar." Jedrek berkata kepada Eaton dengan tegas, ia tidak ingin Eaton berada di dalam dan menyaksikan apapun yang akan ia lakukan bersama Lilac.
"Baiklah, baiklah... aku akan menunggu di luar." Eaton memutar kedua bola matanya dan melirik ke arah Lilac, yang sedang tersenyum.
Ia merasa senang, karena Jedrek akhirnya sudah menemukan pasangannya sendiri. Setelah apa yang sudah ia lewati selama ini, setidaknya ia sungguh pantas untuk mendapatkan kebahagiaan seperti sekarang ini, dan Eaton merasa sangat yakin bahwa Lilac akan bisa membuat Jedrek yang berkepala panas ini tetap di dalam jalurnya.
Seorang guardian angel ini bisa menenangkan sifat kasar dari makhluk buas Lycannya dan memeluk jiwanya yang terluka setelah pengkhianatan panjang yang ia hadapi serta ribuan sakit hati yang harus dirasakan oleh Jedrek.