*
*
*
*
Alia membuka mata nya dan membulat sempurna. sepasang mata yang begitu indah dan cantik anugrah dari tuhan itu melihat ke Segala arah. Ia menatap langit-langit kamar tersebut. Sekilas dia lupa jika dia sekarang telah menikah dan berada di rumah suami nya. Alia menatap ke samping tempat tidur nya.
Alia begitu terkejut melihat seseorang di samping nya, seorang pria tampan kini tertidur lelap di samping nya dengan penuh kedamaian. Baru kali ini ia menatap wajah suami nya saat tertidur. Wajah tampan itu kini begitu dekat berada di samping nya penuh dengan kedamaian. Entah sejak kapan ia berada di sana. Alia enggan bertanya-tanya bagaimana cara nya rafa dapat masuk dengan pintu yang terkunci. Alia menatap jam dinding yang tergelantung di dinding kamar tersebut. Saat itu masih pukul 03: 00.
"Aku terlalu pules tidur rupa nya hingga tidak menyadari kehadiran nya." batin nya
Alia masih terus menatap wajah tampan suami nya yang seakan tidak pernah membosankan. Saat suami nya itu dalam keadaan melek ia tak mungkin berani menatap nya sepuas ini. Perasaan nya bergetar menatap wajah itu. Entah perasaan apa alia baru kali ini merasakan nya.
"Ternyata mantan majikan ku ini benar-benar tampan, andai saja kami saling mencintai seperti suami istri yang lain pasti indah sekali hidup ku. sayang nya pernikahan ini hanya sebatas tanggung jawab nya pada calon anak nya. Jika aku tidak hamil pasti dia tidak akan menikahi wanita seperti ku"
Dalam hati nya.
****
Alia kembali berusaha memmejam kan mata
Nya meskipun banyak pertanyaan di benak nya yang kembali menyeruak di dalam fikiran nya. Namun dia berusaha mengabaikan nya. Semakin dia berusaha memmejam mata nya semakin ia berusaha melakukan nya semakin sulit untuk terpejam.
Jantung alia berdegup sangat kencang tak ber aturan ketika tangan kekar laki-laki di samping nya berada di atas dada nya.
Rafa tarsenyum merasakan debaran jantung Alia. Pelan-pelan Alia berusaha menyingkirkan tangan kekar suami nya. Namun tangan itu kembali lagi berada di sana. Alia akhir nya pasrah dan berbalik arah membelakangi rafa yang masih terlihat tidur lelap.
Aroma wangi dari rambut Alia membuat rafa merasakan naluri kelelakian nya bekerja. DIa pun nggak tahan akhir nya membuka mata nya.
"Kamu sudah puas ngliatin aku?" Rafa bertanya.
"Siapa yang ngliatin mas?" Jawab alia.
"Aku tahu kamu ngliatin wajahku terus sejak tadi, nggak usah bohong" jawab rafa
Alia tidak menjawab ataupun meng iyakan kata- suami nya itu, dia berfikir untuk mencari jawaban atas rasa penasaran yang ada di benak nya.
"Sekarang aku ingin tanya sm mas, mas masuk ke kamar ku dari mana? waktu aku mandi tadi sore aku tahu mas yang masuk membawa teh hangat padahal kan aku sudah mengunci pintu nya, " ujar alia
"Aku bisa masuk dari celah-celah tanpa membuka pintu" kata rafa, berbohong
"Aku nggak percaya" jawab alia
"Nggak percaya ya sudah sekarang tidur saja"
"Mas kan punya kamar sendiri, bukan kah dalam perjanjian kita akan tidur terpisah? Kenapa mas malah tidur di kamar ku?" tanya alia
"Eh Siapa yang bilang ini kamar mu?" Tanya rafa
"Ini kamar ku" jawab rafa
"Tapi kan kamu yang nyuruh aku untuk tidur di sini" ujar alia
"Ya, tapi kan ini kamar ku, aku nggak bilang ini kamar mu" jawab rafa.
Alia yang bingung mau mengatakan apa akhir nya terdiam sesaat sebelum akhir nya kembali bertanya.
"Terus mas masuk ke kamar ini bagaimana cara nya?" Tanya alia yang begitu penasaran.
"Kamu nggak pernah tahu kan aku punya ilmu tembus dinding?" Tanya rafa, seraya berusaha menahan tawa nya.
"Aku enggak percaya" jawab alia.
"Ya sudah kalau nggak percaya sekarang tidur lah" jawab rafa
Alia terdiam, jantung nya berdebar sangat kencang ketika tangan Rafa kembali memeluk nya sangat erat dari belakang.
Ada sesuatu yang mengeras yang Alia rasakan menempel di bagian belakang tubuh nya. Alia menggeser tubuh nya hingga mentok di pinggir ranjang, namun semakin
Alia menjauh Rafa terus mendekatkan tubuh nya dan memeluk nya. Alia mulai gemetar, keringat peluh membanjiri tubuh nya, padahal suhu ruangan itu sangat dingin. namun dingin nya ruangan itu seakan tidak berpengaruh apapun untuk nya saat itu.
Alia kembali teringat malam itu ketika Rafa tanpa sadar menggagahi nya dan memmaksa nya melakukan nya. Betapa sakit dan nyeri nya saat itu hingga menimbulkan rasa trauma yang mendalam buat alia hingga saat ini.
"Tidur lah, aku hanya ingin memeluk mu saja" bisik Rafa.
Alia terdiam, ia berusaha memejamkan mata nya menerima pelukan dari sang suami. Meskipun Alia tetap tidak bisa tertidur namun ia merasa begitu nyaman berada di pelukan sang suami.
Setelah beberapa saat alia akhir nya tertidur juga dalam pelukan sang suami.
****
Saat subuh tiba, alia terbangun dan mendapati sang suami yang tidak ada lagi di samping nya. Karena rasa penasaran alia pun turun dari ranjang nya dan berjalan ke arah pintu untuk mengecek pintu kamar itu. Lagi-lagi alia masih mendapati pintu itu masih dalam kondisi terkunci.
Alia berjalan ke arah kamar mandi mengira sang suami berada di sana.
************